Menjajal Pengalaman Gastronomi India ala Chef Amninder Sandhu

13 September 2019 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mutton curry. Foto: Dok. La Moda Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Mutton curry. Foto: Dok. La Moda Jakarta
ADVERTISEMENT
Ada satu benang merah yang menghubungkan makanan Indonesia dengan makanan India. Kedua jenis makanan ini kaya bumbu dan rempah, sehingga rasanya begitu menggoda. Nah, bila kamu ingin coba sensasi makanan khas India yang autentik, cobalah untuk mampir ke La Moda Jakarta, Plaza Indonesia, 11-14 September 2019.
ADVERTISEMENT
La Moda Jakarta mengundang Chef India dari seri Netflix ‘The Final Table’ untuk menyajikan kuliner khas rumahan yang dipercantik sehingga tampilannya begitu menarik. Ia adalah Chef Amninder Sandhu, yang kini bekerja sebagai Executive Chef di Arth, Mumbai.
kumparan menemui Chef Amninder sambil mencicipi set menu yang ia siapkan. Bertajuk “From Mumbai with Love”, perempuan yang pernah memenangkan Best Lady Chef Award 2016 ini membawa sepaket lengkap pengalaman bersantap yang luar biasa.
Set menu ini dibanderol Rp 588 ribu++ per orang. Untuk starter ada pilihan tokri chaat, naga mushroom gilawat, chicken makhmali, dan smoked mutton chops. Kami disuguhkan naga mushroom gilawat.
Naga mushroom gilawat. Foto: Toshiko/kumparan
Hidangan ini dibuat dari naga mushroom khas India dengan cengkeh dan biskuit saffron. Rasanya unik, rempahnya begitu terasa hingga ke after taste. Kendati demikian, makanan ini tidak pedas.
ADVERTISEMENT
“Di India kami menggunakan banyak saffron. Buat makanan utama, maupun dessert. Karena di Kashmir banyak menggunakan saffron” ungkap Chef Amninder.
Dari beberapa pilihan main course, kami disajikan the classic dan mama’s. The classic terdiri dari butter chicken dan butter naan —sejenis roti khas India. Sementara mama’s merupakan hidangan andalan Chef Amninder yang berupa mutton curry. Dimasaknya pun dengan teknik pressure cook; tanpa gas sama sekali.
Butter chicken dan butter naan. Foto: Toshiko/kumparan
“Kami punya banyak sekali jenis kari. Semua punya nama yang berbeda-beda. Yang saya sajikan di sini adalah benar-benar comfort food. Makanan yang saya selalu nikmati bersama keluarga,” jelas
Butter curry-nya begitu sedap. Terlihat pekat, namun terasa ringan. Sedap bila dinikmati dengan naan yang diselimuti aroma butter. Bahkan naan ini juga cocok bila dinikmati bersama pressure cooker mutton curry-nya.
ADVERTISEMENT
Kebetulan protein yang digunakan merupakan daging kambing. Kami mendapati daging kambingnya lembut, tanpa bau.
Untuk dessert-nya, Chef Amninder mempersiapkan rasmalai tres leches. Kami sempat menanyakan soal dessert ini. Pasalnya, tres leches merupakan hidangan khas Meksiko.
Rasmalai tres leches. Foto: Toshiko/kumparan
“Ya, memang dari Meksiko. Namun, rasmalai adalah dessert klasik yang cukup dikenal di India. Hanya saja, biasanya dessert di India benar-benar manis. Saya kurangi sedikit manisnya,” tutur chef perempuan itu.
Setelah mencicipi rangkaian suguhan Chef Amninder, kami tentu penasaran dengan pairing yang tepat. Penggunaan rempah yang begitu banyak kerap bikin makanan India agak sulit dipadukan.
Chef yang dijuluki “The Girl with Gold in Her Finger” oleh Marco Pierre White ini menjelaskan bahwa banyak yang salah kaprah dengan makanan India. Stigma ‘pedas’ melekat dengan makanan India. Padahal, masakan India bukan pedas, melainkan banyak menggunakan rempah.
ADVERTISEMENT
“Pedas rempah itu berbeda. Bahkan ketika saya mencoba makanan Meksiko, saya tidak kuat menikmati rasa pedas di sana. Masakan India lebih terasa berempah, jadi masih cocok bila di-pairing dengan wine,” jelasnya.
Bincang Soal Kecintaan Chef Amninder dengan Makanan
Selesai makan, kumparan pun lanjut bercakap-cakap dengan Chef Amninder. Satu-satunya chef dari India yang terpilih untuk seri Netflix, The Final Table ini mengungkap kalau kecintaannya dalam memasak, berasal dari keluarganya.
Karena itulah, chef terbaik tahun 2019 di Times Food Awards ini fokus terhadap metode memasak tradisional. Ia ingin mengembalikan bahan lokal di atas meja makan. Memastikan bahwa setiap hidangan disiapkan dengan pendekatan konvensional; baik kayu atau arang.
Ia sangat mencintai resep tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kendati demikian, Chef Amninder selalu punya cara memberikan nilai tambah untuk mengubah hidangan tradisional India menjadi sebuah pengalaman gastronomi yang tak terlupakan.
ADVERTISEMENT
“Metode memasak tradisional, seperti chullah, copper lagans, chattis, atau tandoor tanah, menambah rasa unik pada setiap hidangan,” ungkapnya.
Tak heran, bila di bawah tangan piawainya, Arth berhasil menyabet gelar Restaurant of The Year di World on A Plate. Arth menjadi restoran bebas gas pertama di India dengan teknik slow cooking menggunakan api kayu dan arang.
Sungguh sebuah kehormatan bisa menikmati hidangan yang begitu genuine dari seorang Chef Amninder Sandhu.