news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menyusuri Perjalanan Kopi Nusantara di 7 Kedai Kopi Tertua Indonesia

2 Oktober 2018 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi Es Tak Kie (Foto: Safira Maharani/ kumparan)
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, kopi sudah dikenal sedari tahun 1696, ketika pemerintah Belanda mulai menanam biji kopi Arabika yang didapat dari India. Hingga kini, kopi telah menjadi salah satu minuman pokok, yang dapat diseduh setiap waktu, oleh segala kalangan.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan minum kopi di kedai pun telah melekat sejak masa kolonial. Tak sedikit kedai kopi yang berjaya pada masa itu. Dengan usianya yang telah menginjak ratusan tahun, beberapa kedai kopi tersebut masih tetap bertahan, tak termakan zaman.
Kini, mereka tak cuma jadi tempat singgah, tapi juga membawa kisah perjalanan panjang dari sajian kopi itu sendiri. Nah, bila ingin menikmati kopi sembari dibawa menyusuri sejarah kopi Nusantara, kamu bisa menyambangi beberapa kedai kopi tertua yang tersebar di Indonesia. Yuk, simak ulasannya seperti yang telah kumparanFOOD rangkum berikut ini:
1. Warung Tinggi Tek Sun Ho, 1878
Kedai kopi paling tua di Indonesia berada di ibu kota Jakarta. Berusia 139 tahun, Warung Tinggi Tek Sun Ho telah dikelola oleh lima generasi. Didirikan oleh Liaw Tek Soen di Hayam Wuruk, kedai kopi tersebut bahkan sudah mulai mengekspor bubuk kopi ke Belanda sejak tahun 1930.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Warung Tinggi Tek Sun Ho telah dikelola oleh dua orang yang berbeda (namun masih satu keluarga) karena adanya pembagian warisan. Salah satu anggota keluarga yang mendapatkan merek dagang kembali meneruskan usahanya dengan membuka gerai Warung Koffie Tinggi, sedangkan pewaris lainnya membuka outlet baru dengan nama berbeda, yakni Bakoel Koffie.
Lokasi awalnya pun kini telah beralih fungsi menjadi tempat pengolahan dan produksi bubuk kopi bagi para pelanggan tetapnya.
2. Warung Kopi Ake, 1921
Tradisi minum kopi telah lama dilakukan di Belitung, terhitung sudah lebih dari 100 tahun lamanya. Mempertahankan resep turun temurunnya, kedai ini telah dikelola hingga generasi keempat.
Demi mempertahankan keaslian dari kopi racikan kakek buyutnya, sang pemilik bahkan masih menyimpan peralatan untuk membuat kopi pada zaman dulu seperti gentong air, alat penyulingan air, ketel, dan dua teko air. Meski kini telah berpindah tempat ke bangunan ruko modern, namun tentunya sensasi menyeruput racikan kopi khas Kopi Ake masihlah tetap sama.
ADVERTISEMENT
3. Kedai Massa Kok Tong, 1925
Berlokasi di Pematangsiantar, Sumatera Utara, Kedai Massa Kok Tong merupakan kedai yang dirintis oleh perantau dari negara Tiongkok bernama Lim Tee Kee. Pemiliknya sangat mengutamakan kualitas kopinya, sehingga ia selalu memilih, meracik, ‘memasak’, hingga menyeduh biji kopinya sendiri. Bahkan, kini Kedai Massa Kok Tong telah memiliki pabrik pengolahan kopi.
Cita rasanya yang begitu kental, pekat, dan pahit membuat banyak orang tertarik untuk berkunjung ke tempat ini. Kedai Massa Kok Tong pun tak cuma ada di Pematangsiantar saja, namun sudah merambah ke daerah lain, hingga ke provinsi lainnya.
4. Kedai Es Kopi Tak Kie, 1927
Tampilan interior Tionghoa klasik memberikan suasana masa lalu yang begitu kental di kedai kopi ini. Berada di tengah keramaian kawasan Glodok, Jakarta Barat, Kedai Es Kopi Tak Kie juga merupakan rintisan usaha dari perantau Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Meski menunya terbilang sederhana, yakni hanya terdiri dari kopi hitam dan kopi susu, kedai tersebut masih bertahan di tengah maraknya coffee shop modern karena aroma dan cita rasanya yang begitu membekas.
5. Warung Kopi Purnama, 1930
Penggemar kopi di Bandung pasti tak asing dengan kedai kopi legendaris ini. Cita rasa kopinya sangatlah khas, karena masih menggunakan resep yang sama sejak kedai didirikan. Pemiliknya yang berasal dari Medan selalu menggunakan biji kopi dari tempat asalnya sebagai racikannya.
Bila kebetulan tengah mampir ke Warung Kopi Purnama, jangan lupa pula mencicipi roti srikayanya yang jadi andalan sebagai teman menyesap secangkir kopi.
6. Warung Kopi Phoenam, 1946
Menggunakan berbagai jenis kopi dalam racikannya, rahasia kenikmatan secangkir kopi buatan Warung Kopi Phoenam ternyata terletak pada air seduhannya. Ya, tak seperti kedai kopi pada umumnya yang hanya menggunakan air panas saja, namun kedai legendaris di Makassar ini mencampurkan air seduhan kopi yang telah disiapkan sedari dini hari.
ADVERTISEMENT
Cara pembuatannya pun masih tradisional, sehingga meninggalkan ‘jejak rasa’ masa lalu yang begitu kental. Saat ini, Warung Kopi Phoenam sudah memiliki banyak cabang, tak hanya di Makassar saja, namun juga sudah menyebar sampai ke Mamuju, Surabaya, Bandung, hingga Jakarta.
7. Warung Kopi Solong, 1974
Aceh memang terkenal akan biji kopinya yang berkualitas tinggi. Tentunya, minuman kopi dari daerah ini tak perlu diragukan lagi. Salah satu kedai kopi tertua di Indonesia bahkan terdapat di Banda Aceh.
Dikenal dengan nama Warung Kopi Solong, sejatinya nama aslinya adalah Jasa Ayah. Akan tetapi, kedai tersebut lebih dikenal dengan nama Solong, yang merupakan nama panggilan dari sang pemilik. Olahan kopinya sangatlah unik, diracik menggunakan kopi Robusta, biji jagung, gula, dan mentega.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemiliknya juga selalu menggunakan biji kopi pilihan dari Pidie dan Lamno, Aceh Jaya, untuk mempertahankan kualitas dan keaslian rasanya.