Plus-Minus Menjadi Seorang Food Reviewer

25 Juli 2018 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi Food Reviewer (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Food Reviewer (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Industri Food and Beverage (F&B) di Indonesia tampaknya tidak akan pernah mati. Industri ini selalu mampu mengeluarkan kreasi-kreasi baru yang memanjakan lidah para penikmatnya.
ADVERTISEMENT
Jika Anda adalah salah satu orang yang hobi berburu berbagai makanan ataupun minuman yang sedang hits, tidak ada salahnya untuk mencoba sebuah profesi unik yakni food reviewer. Tapi sebelum memutuskan terjun sebagai food reviewer, ada baiknya simak ulasan berikut untuk mengetahui apa saja plus-minus dari profesi yang satu ini.
Makan enak terus vs berat badan bertambah
Menjadi seorang food reviewer berarti mengharuskan Anda untuk mencoba berbagai jenis makanan dan minuman. Di satu sisi, hal ini pasti menyenangkan karena Anda dapat menikmati berbagai makanan dan minuman yang lezat. Namun di sisi lain, bisa jadi hal ini menjadi awal mula bertambahnya berat badan Anda.
Agar mencegah hal tersebut terjadi, ada baiknya Anda melakukan penjadwalan atas kuliner apa yang akan di-review dari hari ke hari. Misalnya, hari ini Anda akan me-review kuliner berbahan dasar daging, besok imbangilah dengan kuliner yang berbahan dasar sayuran. Dan yang terpenting, jangan sampai lupa untuk rutin melakukan olahraga.
ADVERTISEMENT
Di-endorse makanan gratis vs uang habis untuk modal review
Selain bisa makan enak, seorang food reviewer juga tidak jarang mendapat kesempatan dari banyak restoran untuk mencoba makanan ataupun minuman mereka secara cuma-cuma. Tawaran seperti ini lazim diterima oleh seorang food reviewer yang sudah rajin membuat review hingga memiliki banyak followers di akun media sosialnya.
Berbeda dengan reviewer kawakan yang sudah memiliki pembaca sendiri, seorang reviewer pemula pasti harus bersusah payah membangun citra dirinya. Beragam cara dilakukan, mulai dari memunculkan berbagai konten kreatif baru, hingga me-review banyak makanan atau minuman yang modalnya berasal dari kantong sendiri. Kalau masih dalam tahap ini, pintar-pintarlah mengatur keuangan agar tidak boros.
Bisa makan di mana saja vs kesehatan gigi terganggu
com-Jajanan Pinggir Jalan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Jajanan Pinggir Jalan (Foto: Thinkstock)
Jika telah menjadi reviewer yang cukup dikenal, Anda bisa lebih memilih-milih kuliner mana yang akan di-review. Anda bisa memilih kuliner dari berbagai level, mulai dari kaki lima hingga restoran fine dining.
ADVERTISEMENT
Namun seringnya dan bebasnya seorang food reviewer mengkonsumsi berbagai makanan atau minuman yang manis, asam, panas, hingga dingin bisa memberikan dampak tersendiri. Tidak jarang kebiasaan ini menimbulkan ngilu pada gigi yang disebabkan oleh gigi sensitif. Sebelum rasa ngilu semakin mengganggu kenyamanan Anda untuk menikmati berbagai makanan dan minuman. Ada baiknya Anda menggunakan pasta gigi yang memang didesain khusus untuk masalah gigi sensitif seperti Sensodyne.
com-Sensodyne (Foto: Sensodyne)
zoom-in-whitePerbesar
com-Sensodyne (Foto: Sensodyne)
Sensodyne telah terbukti secara klinis dapat membantu menenangkan saraf penyebab ngilu akibat gigi sensitif. Pasta gigi Sensodyne memberikan perlindungan selama 24/7 sehingga dapat Anda gunakan setiap hari sebagai pasta gigi harian Anda.
Gunakan Sensodyne 2 kali sehari agar Anda dapat menjalani hobi wisata kuliner dengan lebih nyaman tanpa takut rasa ngilu kembali lagi. Hati-hati, rasa ngilu di gigi juga bisa menjadi semakin parah, jadi jangan didiamkan!
ADVERTISEMENT
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Sensodyne.