Queimada, Ritual Minum Api Penuh Magis di Galicia

1 April 2019 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ritual Queimada di Galicia Foto: flickr/ Dani Vázquez
zoom-in-whitePerbesar
Ritual Queimada di Galicia Foto: flickr/ Dani Vázquez
ADVERTISEMENT
Tiap-tiap negara sudah tentu memiliki tradisi yang sudah diwariskan dari masa ke masa, dan dipegang teguh sebagai cerminan identitas mereka. Tradisi ini pun tak lepas dari adat istiadat serta budaya, yang praktiknya masih terus dilakukan hingga kini.
ADVERTISEMENT
Dipengaruhi oleh karakteristik suku bangsanya, banyak di antara tradisi-tradisi tersebut yang cukup unik, bahkan terdengar tak biasa. Di wilayah Galicia, wilayah otonomi Spanyol di bagian barat laut, misalnya, ada sebuah ritual menenggak minuman tradisional yang berisi api biru membara.
Orang-orang Galicia percaya, api dalam minuman tersebut mampu memurnikan kembali jiwa mereka. Ada dua hal penting yang membuat tradisi queimada begitu bermakna di Galicia; minumannya, dan pembacaan mantera.
Ya, saat proses peracikan minuman --yang dilakukan oleh seorang cenayang kuno Celtic-- ada sederet mantera khusus yang diucapkan dalam bahasa Gallego (bahasa daerah Galicia). Dilansir Spanish Wines, konon, mantera inilah yang memanggil berbagai elemen alam untuk memurnikan minuman dan membuat kita bisa berbagi dengan jiwa teman atau keluarga yang tak bisa ikut menikmatinya.
Ritual Queimada di Galicia Foto: flickr/ Carlota Fernández
Adapun minuman yang digunakan dalam ritual adat tersebut adalah orujo, semacam minuman beralkohol yang terbuat dari ampas anggur. Orujo tersebut lalu dicampurkan dengan gula, kulit jeruk, kulit apel, serta tujuh biji kopi di dalam sebuah kuali tanah liat.
ADVERTISEMENT
Dalam metode yang lebih tradisional, biasanya mereka juga menggunakan labu untuk memberikan sentuhan rasa khas labu. Campuran semua bahan dan cairan alkohol tersebut lalu dibakar; menciptakan api berwarna biru magis yang secara simbolis memurnikan para peminumnya dan lingkungan mereka dari roh jahat dan setan.
Saat pembakaran tersebut, sang cenayang pun membacakan mantera, yang kurang lebih punya berbunyi: "Memanggil elemen udara, api, laut, dan api: bila kamu punya kekuatan yang lebih besar dibandingkan manusia, saat ini, di sini, bawalah jiwa-jiwa teman-teman dan keluarga kami yang tak bisa hadir untuk ikut serta untuk bergabung dalam queimada ini."
Ritual Queimada di Galicia Foto: flickr/ Lumiago
Lalu, ia akan mengangkat cairan berisi api tinggi-tinggi dan mengaduk-aduknya. Api yang telah berubah menjadi biru seutuhnya akan dimatikan, kemudian queimada disajikan dalam cangkir keramik mungil.
ADVERTISEMENT
Rupanya, proses pembakaran tak hanya bermakna sebagai 'pengusir' iblis saja, melainkan juga menghasilkan cita rasa tak biasa pada si minuman. Panas api berfungsi untuk proses karamelisasi gula, kulit buah, biji kopi, serta alkohol; menciptakan rasa manis dan aromatik.
Ritual queimada sendiri dipercaya berakar dari budaya kuno etnis Celtic yang telah menetap di Galicia selama ratusan tahun. Namun, dilansir BBC Travel, banyak pula yang percaya bahwa keseluruhan ritual ini dipengaruhi oleh elemen-elemen sepanjang sejarah Spanyol.
Ritual Queimada di Galicia Foto: flickr/ Oscar Martinez
Orujo merepresentasikan bumi dan Galicia, sedangkan gula dan kulit buah merefleksikan peran bangsa Arab dan Moors yang memperkenalkan cita rasa Afrika ke Galicia. Lalu, biji kopi menjadi simbol relasi Spanyol dengan Amerika Selatan.
Sensasi hangat akan terasa begitu queimada disajikan. Menurut kepercayaan di sana, sesapan pertama akan memusnahkan iblis dan roh jahat dalam diri kita. Kemudian, saat sesapan kedua, pikiran kita akan dibersihkan dari prasangka, dan sesapan ketiga diyakini dapat membangkitkan gairah dalam jiwa.
ADVERTISEMENT
Masih terus dilakukan hingga saat ini, ritual queimada kini lebih banyak disajikan di acara-acara makan malam privat atau pernikahan saja, sehingga cukup sulit untuk bisa dinikmati oleh para wisatawan. Meski demikian, ritual queimada juga kerap digelar untuk umum di saat-saat tertentu, yakni pada malam St. Jon --atau lebih dikenal sebagai Malam Penyihir-- tiap tanggal 23 Juni, atau di bulan Oktober, tepatnya pada hari Halloween.