Restoran Mampu Menggiring Preferensi Makanan Seseorang

5 Juli 2018 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Restoran di Kampong Glam   (Foto: Dok: Flickr/William Cho)
zoom-in-whitePerbesar
Restoran di Kampong Glam (Foto: Dok: Flickr/William Cho)
ADVERTISEMENT
"Silakan, mau pesan apa? Kami punya beberapa menu spesial yang menjadi favorit para pelanggan"
ADVERTISEMENT
Ucapan tersebut kerap terlontar dari pramusaji yang hendak mencatat pesanan kita saat bersantap di restoran. Beberapa orang akan menyusuri menu makanan yang ditawarkan dengan teliti karena mereka baru pertama berkunjung. Ada juga yang sudah punya menu favorit sehingga langsung menyebutkan pesanannya sesaat setelah ditawarkan oleh pramusaji.
Begitu pula dengan pilihan restoran. Ada yang lebih memilih untuk mengunjungi restoran dengan hidangan ala Nusantara, ada yang lebih suka ke restoran vegetarian, ada pula yang rajin untuk mengantre di restoran fast food.
Suasana restoran Daun Muda Soulfood (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana restoran Daun Muda Soulfood (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Tahukah kamu, bahwa sebenarnya berbagai pilihan menu dan jenis restoran ini memiliki andil besar dalam membentuk preferensi makanan tiap orang?
Sadar atau tidak, restoran justru membatasi eksplorasi rasa makanan pada seseorang. Bagaimana bisa? Bukankah restoran menyediakan seabrek menu yang sering membuat orang kebingungan untuk memilihnya?
ADVERTISEMENT
Dilansir Independent, restoran dapat mengubah persepsi kita terhadap makanan dan jenis-jenis makanan yang kita plih. Mereka memberikan pilihan menu yang terbatas, sehingga memungkinkan pelanggan untuk memesan makanan yang baru pertama kali ia coba.
Sebagai perbandingan, kita bisa melihat bagaimana variasi produk makanan yang dijual di swalayan dan restoran. Sosis, misalnya. Di swalayan, terdapat beragam pilihan sosis yang terbuat dari daging sapi, ayam, babi, kalkun, dengan kadar sodium yang rendah, tinggi, dan diolah dengan berbagai tambahan rasa.
Restoran Penjara di Kolombia (Foto: Raul Arboleda/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Restoran Penjara di Kolombia (Foto: Raul Arboleda/AFP)
Berbeda dengan restoran, terkadang mereka hanya akan memberikan satu atau dua pilihan saja. Seperti pada sajian sandwich, yang hanya disajikan dalam dua pilihan saja, dengan atau tanpa isian sosis.
Tak hanya memberikan pilihan terhadap preferensi makanan pada pelanggan, restoran juga dapat mengkomunikasikan nilai-nilai yang mereka anut dan meningkatkan kesadaran akan suatu isu.
ADVERTISEMENT
Yang baru-baru ini terjadi, isu mengenai lingkungan dan sustainable food. Banyak restoran--khususnya restoran cepat saji yang kini menyerukan kampanye #NoStrawMovement, atau gerakan tanpa sedotan, seperti misalnya KFC. Mereka secara tak langsung juga ikut merubah pola pikir dan persepsi dari pelanggan mengenai kepedulian terhadap lingkungan.
Restoran makanan tradisional Suriah (Foto: Reuters/Costas Baltas)
zoom-in-whitePerbesar
Restoran makanan tradisional Suriah (Foto: Reuters/Costas Baltas)
Keberadaan berbagai restoran ini secara otomatis juga berpengaruh terhadap selera masyarakat. Contoh yang paling umum salah satunya adalah merebaknya restoran sehat, seperti restoran khusus vegetarian. Bila dulunya makanan sehat kerap dipandang sebelah mata, namun menjamurnya restoran tersebut dapat merubah persepsi masyarakat dan membuat mereka tertarik untuk mulai beralih mengkonsumsi makanan sehat.
Peran restoran ini semakin terasa penting karena adanya keinginan akan variasi dan kenyamanan untuk menikmati makanan. Tak hanya itu, restoran juga mampu 'menuntun' pola pikir kita terhadap makanan, meski tak dirasakan secara sadar.
ADVERTISEMENT