Sentuhan Cita Rasa Asli khas Maroko di Marrakech Restaurant

20 Februari 2019 12:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menu makanan di Marrakech Cuisine Foto: Safira Maharani/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menu makanan di Marrakech Cuisine Foto: Safira Maharani/ kumparan
ADVERTISEMENT
Bila dibandingkan dengan kuliner khas Mediterania atau Timur Tengah, cita rasa khas dari kuliner Maroko mungkin masih cukup asing di lidah orang Indonesia. Apalagi, belum banyak restoran yang punya spesialisasi masakan Maroko dengan cita rasa yang autentik.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang kemudian dilakukan oleh Maria Rotinsulu El Mourabiti, pemilik dari restoran Marrakech Cuisine yang baru dibuka awal bulan Februari tahun ini. Kebiasaannya memasak makanan khas Maroko untuk sang suami akhirnya melahirkan sebuah restoran yang berlokasi di Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta Selatan.
Meski banyak yang mengira cita rasanya serupa dengan kuliner Mediterania atau Timur Tengah, namun rupanya kuliner dari Negeri Maghribi punya cita rasa yang jauh berbeda. Kira-kira seperti apa? Mari simak ulasan lengkap kumparanFOOD saat berkesempatan untuk datang ke sana:
Suasana ala Maroko
Suasana di Marrakech Cuisine Foto: Safira Maharani/ kumparan
Saat memasuki ruangan restoran, kita akan disambut dengan desain yang simpel dan minimalis. Restoran di Maroko memang dikenal minim akan ornamen, sehingga tak terlalu ramai akan dekorasi yang heboh. Beberapa pajangan seperti belga (sandal khas Maroko) dan tagine (pot tanah liat) terlihat menghiasi sudut dinding untuk memberikan sentuhan ala Maroko. Tak lupa, beberapa lampu kaca berwarna-warni menggantung di langit-langitnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa dekorasi tersebut bahkan diimpor langsung dari Maroko, untuk benar-benar membawa ambience dari negara di Afrika Utara tersebut. Selain area makan publik, pengunjung juga bisa memilih tempat duduk di area merokok atau area ruang pribadi yang multifungsi.
Resep asli dari Maroko
Menu makanan di Marrakech Cuisine Foto: Safira Maharani/ kumparan
Kesulitan suaminya yang merupakan orang Maroko untuk melepas rindu akan cita rasa kuliner khas negara asalnya tersebut membuat Maria akhirnya belajar memasak dari mertuanya saat berkunjung ke Maroko. Tak tanggung-tanggung, Maria belajar berbagai resep kuliner Maroko selama dua tahun lamanya, demi menyajikan cita rasa masakan yang autentik.
Setelah piawai dalam menyajikan aneka hidangan asli Maroko, khususnya bagi suami, Maria pun memutuskan untuk memulai bisnis kuliner. Namun, alih-alih mempekerjakan chef dari Maroko, ia lebih memilih untuk melatih koki-koki Indonesia dengan ilmu yang telah ia pelajari dari sang mertua.
Menu makanan di Marrakech Cuisine Foto: Safira Maharani/ kumparan
Untuk menjaga keautentikan rasanya, Maria juga mendatangkan bahan-bahan yang digunakan langsung dari Maroko. Beberapa jenis bahan memang tak bisa digantikan dengan bahan-bahan yang ada di pasar lokal, karena akan membuat sensasi dan rasanya berubah; misalnya saja saffron dan minyak zaitun.
ADVERTISEMENT
"Kalau enggak memakai olive oil dari sana (Maroko), rasanya akan berbeda, kalau bahan-bahan lain masih bisa dibeli dari pasar lokal," jelas Maria saat ditemui kumparanFOOD di Marrakech Cuisine beberapa waktu lalu.
Ciri khas masakan Maroko
Menu makanan di Marrakech Cuisine Foto: Instagram/ @marrakechcuisine.id
Menurut Maria, kuliner dari Maroko sedikit banyak dipengaruhi oleh sentuhan Eropa, mengingat negara tersebut sempat dijajah oleh Prancis. Berbeda dengan masakan Indonesia, Timur Tengah, atau Mediterania, orang Maroko lebih sering menyantap menu makanannya bersama roti ketimbang nasi.
Selain itu, cita rasanya pun lebih ringan dan tidak medok, walaupun tetap menggunakan rempah-rempah dalam pengolahannya. Tak boleh ketinggalan, setiap menu masakannya harus dibumbui dengan minyak zaitun untuk memberikan sentuhan yang begitu khas. Minyak zaitun asli Maroko memang memiliki aroma yang lebih harum dan rasa khas zaitun yang lebih kuat ketimbang yang dijual di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penyajiannya tak kalah unik, berbagai makanan tersebut dimasak dan disajikan dalam pot tanah liat bernama tagine. Proses memasak yang dilakukan selama dua jam lamanya membuat teksur berbagai hidangannya jadi sangat lembut, dan tentunya lebih sehat karena tak digoreng sama sekali.
Menu di Marrakech Cuisine
Menu makanan di Marrakech Cuisine Foto: Safira Maharani/ kumparan
Benar saja, berbagai menu yang kami cicipi kala itu semuanya disajikan dalam semacam pot tanah liat dan disantap bersama roti semolina--semacam jenis gandum. Begitu tutupnya dibuka, aroma wangi langsung menguar.
Menu pertama yang kami cicipi adalah beef tagine raisin yang terdiri dari bola-bola daging sapi cincang bercampur telur ceplok dengan siraman saus tomat dan kismis, menghasilkan cita rasa yang segar namun tetap ringan.
Kami juga tak lupa mencoba menu andalan Marrakech Cuisine, yakni lamb shank with prune yang berupa daging domba panggang dengan paduan buah prune. Tekstur dari daging dombanya sangat empuk, bahkan bisa dicuil tanpa menggunakan pisau.
Lamb shank with prune. Foto: Safira Maharani/ kumparan
Tambahan buah prune menciptakan sentuhan rasa asam yang menyegarkan, dengan sedikit cecapan rasa manis di penjuru lidah. Yummy!
ADVERTISEMENT
Last but not least, kami mencicipi menu couscous by Fatimah El Baamri yang merupakan resep warisan keluarga suami Maria. Rupanya, makanan ini wajib disajikan di hari Jumat untuk disantap bersama keluarga dan telah menjadi sebuah tradisi di Maroko.
Dalam sepiring tagine tersebut, terdapat potongan ayam, berbagai jenis sayuran, kacang chickpeas, serta couscous berwarna kuning terang. Seperti daging domba yang kami santap sebelumnya, tekstur dari ayamnya pun sama empuknya, dengan bumbu yang begitu meresap, tapi tak terasa kuat.
Couscous di Marrakech Cuisine Foto: Safira Maharani/ kumparan
Couscousnya memiliki tekstur renyah namun lembut, sangat pas untuk disantap bersama daging ayam dan aneka sayuran.
Selain aneka makanan berat, pengunjung juga bisa memesan aneka menu lainnya seperti paella, dan berbagai minuman khas Maroko mulai dari kopi hingga mint tea. Berbagai menu tersebut dibanderol dengan harga mulai dari Rp 50 ribu untuk appetizer, dan Rp 85 ribu hingga Rp 260 ribu untuk menu main course.
ADVERTISEMENT
Tak cuma bersantap makan, pengunjung juga bisa menikmati live music yang diadakan tiap hari Kamis dan Sabtu malam di restoran Marrakech Cuisine. Tertarik berkunjung?
Marrakech Cuisine Jalan Wolter Monginsidi No. 39, Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Jam buka: Setiap hari, pukul 11.00 - 23.00 WIB