Sering Mengkonsumsi Teh Panas Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Esofagus

22 Maret 2019 11:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Minum Teh Panas Foto: Shutterstock/Deer worawut
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Minum Teh Panas Foto: Shutterstock/Deer worawut
ADVERTISEMENT
Siapa di antara kamu yang hobi mengkonsumsi teh panas? Jika iya, kamu harus lebih berhati-hati, pasalnya ada studi terbaru yang menghubungkan kebiasaan minum panas dengan kanker esofagus.
ADVERTISEMENT
Seperti dikutip dari Daily Mail, studi yang dilakukan oleh Tehran University of Medical Sciences di Iran ini, menemukan fakta bahwa orang yang secara teratur minum teh pada suhu 60 derajat celcius atau lebih, memiliki peningkatan risiko terkena kanker esofagus hingga 90 persen.
Para peneliti juga mengatakan, temuan mereka itu berlaku tak hanya untuk teh tetapi minuman panas lainnya; seperti kopi hingga cokelat.
Penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer, itu ternyata mengamati kebiasaan minum 50.045 orang berusia 40-75 tahun yang tinggal di Iran. Selama kurun waktu 2004 hingga 2017, para peneliti menemukan 317 kasus baru kanker esofagus. Risiko kanker esofagus juga meningkat 2,4 kali di antara mereka yang teratur meminumnya pada susu 75 derajat celcius.
ADVERTISEMENT
Menurut para peneliti, ada beberapa alasan ilmiah yang bisa menjelaskan kenapa minuman panas bisa menyebabkan kanker esofagus. Salah satunya karena panas bisa menyebabkan peradangan hingga merusak DNA dan memproduksi karsinogenik. Ini juga yang bisa merusak kemampuannya untuk bertindak sebagai penghalang racun berbahaya dari alkohol dan rokok.
“Kami menyarankan masyarakat untuk menunggu minuman hingga dingin atau di bawah suhu 60 derajat celcius sebelum dikonsumsi,” ungkap pimpinan penelitian, Dr Farhad Islami.
Es Kopi Susu Mahal Foto: Instagram @tampercoffeejkt
Selain menunggu minuman hingga dingin, ternyata para peneliti juga menyarankan solusi lain; seperti menambahkan susu dingin ke dalam minuman panas.
“Risiko kanker jenis ini (esofagus) jarang terjadi di negara-negara Barat, karena sebagian besar masyarakatnya melakukan kebiasaan minum ini,” kata Profesor andrew Sharrocks, Professor of Molecular Biology di University of Manchester, seperti dikutip dari Telegraph.
ADVERTISEMENT
Kanker esofagus sendiri merupakan penyebab kedelapan kanker yang sering terjadi di dunia, dan menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker ini juga umumnya lebih sering menyerang laki-laki berusia 60-an dan 70-an lebih.
Gejalanya bisa terlihat dari beberapa ciri; seperti kesulitan menelan, gangguan pencernaan yang terus-menerus, mulas, memuntahkan kembali makanan setelah makan, kehilangan nafsu makan, hingga penurunan berat badan.