news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Teknik Penyimpanan yang Salah Pengaruhi Masa Simpan Makanan Beku

26 Desember 2017 9:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi membeli makanan beku olahan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membeli makanan beku olahan. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Praktis, mungkin ini kata yang tepat untuk menggambarkan perilaku masyarakat saat ini. Terutama dalam hal mengolah masakan, karena sebagian besar orang kini cenderung lebih memilih untuk memasak makanan beku atau frozen food karena dianggap lebih mudah dan cepat untuk disajikan.
ADVERTISEMENT
Meski terbiasa mengkonsumsi makanan beku, namun sayangnya kebiasaan ini tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup mengenai teknik penyimpanan makanan beku yang tepat.
Berdasarkan penuturan Nuri Andarwulan selaku dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan di Institut Pertanian Bogor (IPB), kesalahan menyimpan makanan beku olahan seperti sosis ternyata bisa berdampak pada masa simpan makanan tersebut.
"Salah sedikit saja maka, umur simpannya bisa berkurang hingga satu hari," kata Nuri kepada kumparan (kumparan.com) beberapa waktu lalu.
Ilustrasi membeli makanan beku olahan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membeli makanan beku olahan. (Foto: Thinkstock)
Nuri menjelaskan jika masyarakat cenderung melakukan kesalahan sejak proses pembelian makanan beku. Menurutnya, kebanyakan orang tak lantas menyimpan makanan beku di dalam freezer setelah proses pembelian usai, melainkan dibiarkan berlama-lama di suhu ruang sampai akhirnya tiba di rumah dan kemudian makanan disimpan di lemari pendingin.
ADVERTISEMENT
Padahal, makanan beku sejatinya telah diproses dengan teknik tertentu sehingga ada aturan khusus yang harus diikuti masyarakat dalam menyimpan makanan beku sesuai dengan suhu yang telah ditentukan.
"Misalnya saja sosis yang dibiarkan selama 1 jam di dalam kantung plastik (setelah pembelian), maka umur simpannya hanya satu hari saja karena sudah terpapar dengan suhu ruang yang terlalu lama," ungkap Nuri.
"Semua jenis makanan beku pastinya didistribusikan kepada para retail makanan dengan tekstur yang masih beku mengikuti suhu pabrik, namun karena penanganannya yang tidak tepat setelahnya menyebabkan makanan bisa mengalami perubahan suhu secara cepat atau disebut juga temperature abuse," imbuhnya.
Ilustrasi membeli makanan beku olahan. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membeli makanan beku olahan. (Foto: Thinkstock)
Ketika makanan beku mencapai suhu yang tidak sesuai dengan suhu produksi awal, masa simpannya tak lebih dari satu tahun. Jika suhunya terus melonjak naik, masa simpannya tak kurang dari satu bulan atau mungkin hanya satu hari saja.
ADVERTISEMENT
Bahkan, lemari pendingin supermarket atau showcase pun tidak menjamin kestabilan suhu penyimpananan makanan beku karena showcase telah ditutup dan dibuka secara terus-menerus oleh banyak orang.
"Suhu awal makanan beku adalah -20°C, dan showcase di supermarket hanya berada pada -10°C, dan saat lemari pendingin dibuka tutup terlalu sering maka, hal ini akan menyebabkan perubahan suhu menjadi -5°C. Jika sudah begini, umur simpannya tidak mencapai 1 tahun," paparnya.
Untuk membuat makanan beku tetap awet, Nuri menyarankan agar makanan beku disimpan dengan suhu yang selalu konsisten, yaitu -20°C.
"Kalau sesuai dengan suhu yang telah ditentukan pabrik, makanan beku akan awet hingga satu tahun," tutur Nuri mengakhiri perbincangan.