3 Artis Indonesia yang Kehilangan Orang Tua di Awal 2019

12 Maret 2019 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Artis-artis yang kehilangan orang tua di awal 2019 Foto: Graphic: Sabryna Putri Muviola/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Artis-artis yang kehilangan orang tua di awal 2019 Foto: Graphic: Sabryna Putri Muviola/kumparan
ADVERTISEMENT
Kehilangan orang tua tentu meninggalkan luka yang sangat mendalam bagi setiap orang. Di awal tahun 2019 ini, ada tiga selebriti yang ditinggalkan orang tua mereka untuk selama-lamanya.
ADVERTISEMENT
Ketiganya adalah aktris Marini Zumarnis, Mikha Tambayong, dan Putri Titian. Marini dan Mikha ditinggal pergi ibunda untuk selama-lamanya. Sementara Putri Titian kehilangan ayahnya.
Marini Zumarnis di HUT Parfi Foto: Munady Widjaja
Ibunda Marini Zumarnis, Fatmawati, meninggal dunia pada 8 Februari lalu. Kabar itu pertama kali diketahui dari unggahan kerabat Marini, Lulu Zakaria, di media sosial.
"Telah berpulang ke rahmatullah Bunda dari sahabat kita Marini Zumarnis: Ibu Fatmawati binti Patanduk pada seputar jam 08.45 pagi di RSPAD Gatot Subroto," tulis Lulu.
Marini mengungkapkan, sebelum meninggal, sang ibu memang sudah lama menderita stroke. “Ibu saya stroke sudah tujuh tahun,” kata Marini usai pemakaman sang ibu di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.
Wanita berdarah Minangkabau itu menuturkan, akibat penyakit stroke tersebut, sang ibu mengalami kelumpuhan. Sang bunda bahkan tak bisa bicara akibat stroke.
Suasana pemakaman ibunda Marini Zumarnis Foto: Giovanni/kumparan
"Cuma melihat," katanya. Penyakit stroke tersebut, lanjut Marini bermula dari Aneurisma, yakni penggelembungan di dinding arteri yang diderita sang bunda. Fatmawati pun sempat menjalani operasi imbas penyakitnya tersebut.
ADVERTISEMENT
Selama tujuh tahun, Marini merawat sang ibu dengan telaten. Ia dan keluarga tak pernah merasa bersedih. Sebab, mereka percaya kondisi yang dialami Fatmawati merupakan jalan yang sudah ditakdirkan untuknya.
“Aku Alhamdulillah sekali diberikan kesempatan oleh Allah untuk merawat ibuku, ya. Mudah-mudahan apa yang kami jalani, Allah rida,” ujar Marini.
Jenazah Fatmawati sendiri dikuburkan satu liang lahat dengan suaminya, Zumarnis Zein yang telah meninggal pada 2016. Pada momen Hari Ibu, tanggal 22 Desember 2018, Marini Zumarnis sempat mengunggah foto ibu dan ayahnya.
"Foto ibuku ini, foto ketika beliau masih sehat, kini ibuku sakit stroke dan ayahku ketika masih hidup di dunia ini. Ganteng ya," tulis Marini.
Mikha Tambayong. Foto: Munady Widjaja
Sama seperti Marini, Mikha Tambayong juga ditinggal oleh ibundanya, Deva Sheila Tambayong, pada 3 Maret lalu. Mendiang Deva meninggal dunia di usia 51 tahun akibat penyakit autoimun.
ADVERTISEMENT
Mikha Tambayong yang merupakan anak satu-satunya hingga kini masih merasa sangat terpukul dengan kepergian ibundanya. Pasalnya, ia selalu mendampingi saat ibunya menjalani pengobatan.
"Hampir seluruh hari-harinya, Mikha itu berada di rumah sakit. Sampai kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan itu pun, Mikha harus jalan dari rumah sakit. Lalu pulang berkegiatan, Mikha kembali lagi ke rumah sakit," kenang paman Mikha, Harvey Malaiholo.
Artis Mikha Tambayong (kanan) bersama keluarga saat menghadiri prosesi pemakaman Ibunda Deva Tambayong di TPU Menteng Pulo, Jakarta, Selasa (05/03). Foto: Ronny
Tak hanya itu, Harvey juga mengungkapkan keluarga sempat merasa optimis almarhumah Deva dapat sembuh dari penyakitnya. Rasa optimis ini muncul setelah dirinya bertukar cerita dengan beberapa pasien yang menderita penyakit yang sama.
"Justru ada yang melewati masa lebih lagi sampai koma dan lain sebagainya. Jadi, mendengar penjelasan mereka kami sedikit ada, bukan sedikit, kami merasa bahwa ada harapan. Asal dia bisa melewati masa krisis ini," kata Harvey.
ADVERTISEMENT
Meskipun belum mengungkapkan perasaannya kepada awak media sejak sang ibu dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta, pada 5 Maret lalu, bintang film 'Bufallo Boys' itu mengungkapkan perasaannya melalui unggahan di akun instagramnya. Perempuan 24 tahun ini masih tidak menyangka bahwa sang ibu telah meninggalkannya untuk selamanya.
Artis Mikha Tambayong (kedua kiri) bersama keluarga saat menghadiri prosesi pemakaman Ibunda Deva Tambayong di TPU Menteng Pulo, Jakarta, Selasa (05/03). Foto: Ronny
“Sudah seminggu sejak kepergianmu dan masih terasa seperti mimpi. Aku tidak pernah merasakan patah hati dan luka yang lebih buruk dibandingkan ini,” tulis Mikha.
Mikha pun teringat pesan sang ibu supaya tak hanya menghitung berkat yang diterima olehnya. Tapi, ia juga harus menjadi berkat untuk orang lain.
“Seperti kamu (ibunda Mikha-red) yang menjadi berkat buat banyak orang,” tulis Mikha.
Pelantun ‘Berpisah Itu Mudah’ ini menilai sang ibu merupakan sosok wanita tercantik dan baik hati. Tak hanya itu, Mikha juga memandang Deva sebagai ibu terbaik yang pernah ia miliki.
ADVERTISEMENT
“Beristirahatlah dengan tenang bersama Tuhan di surga, Mama. Kamu tidak tergantikan. Kami mencintaimu,” tulisnya.
Putri Titian Foto: Munady
Kabar duka juga datang pesinetron Putri Titian. Ayahnya, Razak Bahar, berpulang ke hadapan Yang Kuasa pada pada Senin (11/3) dini hari.
Menurut paman Putri, Kori, almarhum Razak sempat mengalami sesak napas sebelum meninggal dunia. “Malam-malam sesak, sampai enggak sadar, sama anaknya dibawa ke rumah sakit,” kata Kori usai prosesi pemakaman.
Hal ini tentu mengejutkan Putri dan keluarganya, mengingat Kori menyebut almarhum sehat-sehat saja sebelum meninggal dunia.
Suasana pemakaman ayah Putri Titian di TPU Pondok Ranggon. Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
Sebelum meninggal, ayah Putri Titian diketahui tidak memiliki riwayat penyakit. Bahkan saat malam harinya, ia masih nampak segar bugar.
“Kalau untuk sakitnya, sama sekali enggak ada katanya. Orang semalam (di hari meninggalnya Razak) jam 22.00 WIB masih beli bakso buat ibunya," katanya.
Pemakaman ayah Putri Titian di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
Kori sendiri tahu kabar kakaknya meninggal dunia setelah dihubungi oleh Garis Kasih Pertiwi, adik Putri, sekitar pukul 04.00 WIB. “Hampir tiga kali ditelepon enggak ada suaranya, saya pikir mungkin kenapa-napa, karena dia kan setahu saya kerja, pulang malam. Saya bel lagi ke Garis, ‘Ada apa dek?’, cuma ‘Om’, gitu doang. Firasat saya, ‘Wah, kayaknya ini enggak benar’, ‘Ada apa Ris? ngomong saja’, ‘Ayah Om’, ‘Ayah kenapa?’, ‘Ayah enggak ada’,” cerita Kori.
ADVERTISEMENT