5 Film Indonesia yang Terinspirasi dari Kisah Hidup Orang Berpengaruh

7 September 2018 12:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Film-film yang terinpirasi Sosok yang Berpengaruh: 3 Srikandi, Rudy Habibie, A Man Called Ahok. (Foto: IMDb, Instagram @amancalledahok)
zoom-in-whitePerbesar
Film-film yang terinpirasi Sosok yang Berpengaruh: 3 Srikandi, Rudy Habibie, A Man Called Ahok. (Foto: IMDb, Instagram @amancalledahok)
ADVERTISEMENT
Tidak hanya cerita fiksi saja yang menarik untuk menjadi sebuah film. Kisah perjuangan hidup seseorang juga mampu menjadi tontonan yang menarik. Bagaimana sosok tersebut mampu bertahan dan melewati segala persoalan hidup, hingga akhirnya sosok itu dikenal oleh semura orang atas usaha kerasnya melewati berbagai kejadian dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
kumparan telah merangkum lima film Indonesia yang diangkat dari kisah hidup orang berpengaruh dan inspiratif. Berikut daftarnya:
1. 'Rudy Habibie'
'Rudy Habibie' (2016) merupakan prekuel film 'Habibie & Ainun' yang tayang tahun 2012. Film garapan Hanung Bramantyo ini menceritakan sosok Rudy B.J. Habibie semasa muda, tepatnya ketika Habibie sedang kuliah di Jerman.
Habibie pun bertemu dengan gadis asal Polandia, Ilona Ianovska, yang sempat mencuri hatinya. Film ini diadaptasi dari buku karya Gina S. Noer dengan judul 'Rudy: Kisah masa Muda Sang Visioner'. Film ini menampilkan akting mumpuni Reza Rahadian, Chelsea Islan, Ernest Prakasa, Indah Permatasari, dan lain-lain.
2. 'Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar'
Sosok pengusaha sekaligus motivator, Merry Riana, memiliki cerita di masa lalu yang menarik dan tentu saja inspiratif untuk disaksikan. Melalui film 'Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar', terlihat bagaimana perjuangan seorang perempuan yang baru lulus SMA bertahan hidup di Singapura sampai dirinya berhasil meraih uang satu juta dolar.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya mengangkat suksesnya Merry Riana, terdapat bumbu cinta antara Merry dan Alfa. Film tahun 2014 ini diperankan oleh Chelsea Islan sebagai Merry Riana, Dion Wiyoko sebagai Alfa, Kimberly Ryder, dan masih banyak lagi.
3. 'Soegija'
Film 'Soegija' mengangkat kehidupan sosok uskup pribumi pertama di Indonesia, Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ. Film garapan Garin Nugroho ini dirilis pada tahun 2012 dan dibintangi oleh budayawan Nirwan Dewanto yang memerankan sosok Albertus Soegijapranata.
Mengambil latar tempat di Semarang dan Yogyakarta, film ini berkisah tentang peran Soegija sejak ditahbiskan hingga akhir perang kemerdekaan Indonesia. Berbagai peristiwa dituangkan dalam bentuk catatan harian olehnya. Tidak lupa, peran Soegija dalam membantu rakyat di tengah carut marut perang juga terlihat dalam film ini.
ADVERTISEMENT
4. '3 Srikandi'
Film '3 Srikandi' merupakan film biopik tentang tiga orang atlet pahanan Indonesia yang berhasil meraih medali pertama di ajang Olimpiade. Latar waktu yang diambil dalam film ini adalah tahun 1988, bertepatan dengan olimpiade di Seoul, Korea Selatan.
Buah karya sutradara Iman Brotoseno ini menceritakan lika-liku Nurfitriyana (Bunga Citra Lestari), Lilies (Chelsea Islan), dan Kusuma (Tara Basro) menuju olimpiade. Di bawah asuhan sang pelatih, Donald Pandiangan (Reza Rahadian), mereka berjuang untuk meraih kemenangan di tengah masalah pribadi yang dihadapi masing-masing atlet wanita itu.
5. 'A Man Called Ahok'
Sesuai judulnya, 'A Man Called Ahok' adalah film biopik bergenre drama dan keluarga yang mengisahkan tentang sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sosoknya yang inspiratif sekaligus kontroversial membuat sang sutradara, Putrama Tuta, tertarik untuk membuat film yang menjelaskan bagaimana terbentuknya sosok Ahok ini.
ADVERTISEMENT
Film berdurasi 90 menit ini akan bercerita tentang masa lalu seorang Ahok dari SMP sampai menjadi Bupati Belitung Timur. Menurut sang produser, Reza Hidayat, film 'A Man Called Ahok' tidak memiliki unsur politik sama sekali, melainkan film tentang parenting dan perubahan sosok anak laki-laki menjadi pria dewasa.
"Truly one man can change the world, ini yang mau diangkat. Jadi, sama sekali enggak ada unsur politik, enggak ada unsur apa-apa, pure parenting, dasar IP yang kuat juga. Kita sama sekali enggak ada kekhawatiran, kayaknya pro semua, enggak ada kontra," kata Reza.
Film ini rencananya akan tayang pada akhir November mendatang.