5 Komedian yang Dulunya Hidup Susah, Kini Sukses Bergelimang Harta

31 Oktober 2018 15:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
5 pelawak Indonesia yang kini sukses. (Foto: Munady Widjaja dan Instagram @ferdinan_sule)
zoom-in-whitePerbesar
5 pelawak Indonesia yang kini sukses. (Foto: Munady Widjaja dan Instagram @ferdinan_sule)
ADVERTISEMENT
Kesuksesan yang diraih para selebriti Tanah Air tak luput dari perjuangan telah mereka lalukan. Profesi pelawak menjadi salah satu contoh yang tak mudah dilakukan bagi sebagian orang. Sebab, mereka harus bisa menghibur masyarakat dengan berbagai kejenakaan yang segar setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Sebelum sukses, ternyata mereka pernah melewati fase sulit mencari rezeki di ibu kota. Dari masa-masa sulit itu, kini mereka telah sukses dan hidup mewah. Berikut kumparan telah merangkum 5 pelawak yang kini hidup sukses.
1. Denny Cagur
Denny Cagur (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Denny Cagur (Foto: Munady Widjaja)
Denny Cagur mengawali kariernya bersama dua rekannya dalam grup lawak 'Cagur', Narji dan Wendi. Siapa sangka, pria yang kini terkenal dengan sebutan Raja Gombal itu, pernah mengalami masa sulit sebelum meniti karier di industri hiburan Tanah Air.
Ya, Denny pernah menjadi penjual combro, tinggal di rumah kontrakan, hingga menjadi pengajar bagi anak berkebutuhan khusus.
Pria berusia 41 tahun tersebut pun tak patah semangat mencari rezeki untuk kelangsungan hidup keluarganya. Bahkan, di awal kemunculannya bersama Cagur, Denny dan kedua rekannya itu pernah dibayar dengan nasi kotak. Tak hanya itu, mereka juga pernah mendapatkan upah Rp 75 ribu yang kemudian dibagi bertiga.
ADVERTISEMENT
Nama pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, itu kian melambung setelah sukses menjadi presenter di beberapa program televisi. Denny bisa dibayar hingga puluhan juta dalam setiap tayangannya. Denny Cagur pun disebut-sebut sebagai salah satu presenter termahal Tanah Air.
Namun kini, suami dari Shanty Widihastuti tersebut memiliki kehidupan yang mewah. Rumahnya yang berada di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terdapat lift di dalamnya. Ia juga mengoleksi motor gede.
2. Sule
Sule. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Sule. (Foto: Munady Widjaja)
Sebelum meraih kesuksesan, Sutisna alias Sule juga pernah merasakan pahitnya hidup. Kala itu, untuk memenuhi segala kebutuhan keluarganya, Sule mencoba berbagai macam pekerjaan. Mulai dari menjadi penjual jagung rebus keliling, pedagang ayam goreng, hingga jualan kebaya.
Bakat melawak Sule ini berasal dari ayahnya, mendiang Dodo Mulyadi, yang dulu pernah menjadi penjual bakso keliling. Ayahnya selalu membanyol dan membuat para pembeli baksonya tertawa.
Transformasi Sule (Foto: Istimewa/Ini Talkshow NET)
zoom-in-whitePerbesar
Transformasi Sule (Foto: Istimewa/Ini Talkshow NET)
Saat remaja, ia pun sering diminta untuk tampil di acara peringatan HUT RI di rumahnya. Awal mula menjadi komedian, Sule hanya diberikan upah sebesar Rp 20 ribu. Meski begitu, Sule tetap mensyukuri rezeki yang diperolehnya.
ADVERTISEMENT
Tahun 2005, Sule bersama dengan kedua rekannya, Ogi Suwarna dan Obin Wahyudin, mengikuti audisi pelawak. Grup yang mereka namakan SOS itu menjadi pemenang kompetisi tersebut. Sule termasuk salah satu komedian yanag memiliki karakter melucu yang kuat dan unik. Logat Sunda menjadi ciri khas dirinya saat berbicara.
Karier Sule semakin melejit saat dirinya bergabung dalam acara 'Opera van Java' (OVJ). Dari acara itu, Sule disebut-sebut mendapat honor Rp 50 juta per episode. Bahkan, mantan suami Lina ini menjadi salah satu pelawak termahal dengan penghasilan Rp 1 miliar setiap bulannya.
Komedian Sule (Foto: Instagram @ferdinan_sule)
zoom-in-whitePerbesar
Komedian Sule (Foto: Instagram @ferdinan_sule)
Lima tahun meniti karier di tempat yang sudah melambungkan namanya itu, pada 28 April 2014, Sule memutuskan untuk mengundurkan diri dari OVJ. Kini, Sule dikenal sebagai pembawa acara 'Ini Talkshow' bersama sahabatnya Andre Taulany.
ADVERTISEMENT
Meski kini kehidupan pria beusia 40 tahun itu sudah bergelimang harta, ia tidak mau hidup bermewah-mewah dan mengaku ingin tetap hidup sederhana.
3. Eko Patrio
Eko Patrio. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Eko Patrio. (Foto: Munady Widjaja)
Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio juga memiliki perjalanan karier yang berliku. Sebagai anak pria satu-satunya dalam keluarga, bakat pekerja keras yang dimiliki oleh sang ibu, Jamini, menurun ke putranya.
Ayahnya yang kala itu hanya bekerja sebagai mandor pun membuat ibunda Eko tak tinggal diam. Sang ibu membuka warung kecil di depan rumah kontrakannya. Setelah beberapa tahun tinggal di Jakarta, sang ayah, Sumarsono, bisa membeli beberapa mobil yang kemudian ia kembangkan untuk usaha angkot (angkutan kota).
Sebagai anak juragan angkot, Eko pun berusaha membantu ayahnya untuk jadi sopir angkot. Tak hanya itu, Eko juga pernah berdagang nasi, buku, dan kartu lebaran, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Eko Patrio, Politisi PAN (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Eko Patrio, Politisi PAN (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Setelah beranjak remaja, tepatnya saat SMA, pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, itu pun membentuk sebuah grup lawak bernama Seboel (Sekelompok Bocah Eling), bersama dua rekannya, Jejen dan Tejo. Mereka pun berhasil menjuarai beberapa kompetisi, salah satunya yang diadakan Radio Suara Kejayaan (SK).
ADVERTISEMENT
Ketika itu, nama Seboel pun tak berkembang. Lalu, Eko memutuskan untuk fokus kuliah sambil menjadi penyiar radio dengan upah Rp 40 ribu di tahun 1989. Berkat keuletannya, gajinya pun naik hingga Rp 1 juta di tahun 1992.
Eko Patrio. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Eko Patrio. (Foto: Munady Widjaja)
Setelah lulus kuliah, Eko membentuk grup lawak baru bernama Patrio, bersama Akri dan Parto di tahun 1994. Kemudian, Patrio pun muncul dan memiliki program sendiri bernama 'Ngelaba' yang menjadi tayangan komedi di salah satu televisi swasta.
Nama Patrio pun kian melambung. Bahkan, mereka dikontrak untuk satu tahun dalam acara yang dibawakannya itu dengan bayaran Rp 1 miliar.
Kini, Eko Patrio sudah dapat dibilang sukses. Selain terjun ke dunia bisnis, Eko juga sudah merambah ke dunia politik. Ia adalah salah satu anggota DPR dari fraksi PAN.
ADVERTISEMENT
4. Komeng
Komeng. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Komeng. (Foto: Munady Widjaja)
Pemilik nama asli Alfiansyah ini dulunya memiliki cita-cita menjadi dokter. Namun siapa sangka, rezeki pria yang kini dikenal dengan nama Komeng berada di dunia hiburan Tanah Air dengan menjadi pelawak.
Komeng memulai kariernya dari acara Drama Komedi yang tayang pada 1990 di TVRI. Suaranya yang sengau dengan gaya bicara khas Betawi menjadi ciri khas Komeng dan ampuh membuat banyak orang terbahak-bahak.
Komeng (Foto: Youtube/MrAidit)
zoom-in-whitePerbesar
Komeng (Foto: Youtube/MrAidit)
Berkat suaranya itu kemudian membawanya pada Radio Suara Kejayaan Jakarta, yang terkenal dengan berbagai program komedinya pada 1993. Sebagai penyiar, Komeng mulai mengasah berbagai celetukan yang harus tetap terasa lucu meski tanpa visual. Namun sayang, pada 1996 Komeng mengundurkan diri dari radio yang sudah membesarkan namanya tersebut.
ADVERTISEMENT
Terkenal sebagai penyiar Betawi yang aktif melestarikan budaya leluhur, Komeng kemudian bergabung ke Bens Radio Jakarta pada 1996. Di sana kemampuan melucu Komeng kian terasah dan gaya bicara Betawinya pun kian kental. Tak heran jika di tahun yang sama Komeng bersama komedian lain, Ulfa Dwiyanti, terpilih sebagai pembawa acara utama acara 'Spontan'.
Komeng (Foto: Twitter @Agus_Jae)
zoom-in-whitePerbesar
Komeng (Foto: Twitter @Agus_Jae)
Sebagai seorang pelawak, pria berusia 47 tahun itu mengaku pernah dibayar potongan kue bolu. Kendati demikian, ia tetap bersyukur dengan perjalanan kariernya kala itu.
Kini, Komeng yang telah sukses menjadi pelawak dengan selera humornya yang cerdas itu ternyata tetap peduli terhadap dunia pendidikannya. Pada April lalu, ia telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tribuana jurusan Manajemen.
ADVERTISEMENT
5. Tukul Arwana
Tukul Arwana. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Tukul Arwana. (Foto: Munady Widjaja)
Saat masih kecil, Tukul Riyanto alias Tukul Arwana mulai mengasah kemampuannya untuk menghibur orang lain dengan cara melawak. Tukul yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah ini, sempat merasakan hidup susah dengan menjadi seorang sopir di daerah tersebut.
Ia juga pernah menjadi penyiar radio Suara Kejayaan pada tahun 1995 hingga 2000. Gaji pertamanya kala itu Rp 75 ribu.
Nama Tukul pun mulai dikenal publik saat wajahnya muncul di video klip lagu Joshua berjudul 'Air' pada tahn 1997. Rupanya akting dan wajah ndeso-nya itu mampu menarik perhatian publik. Ia juga mulai berkenalan dengan grup lawak Srimulat pada 1998. Selanjutnya bersama dengan grup tersebut, keahlian melawaknya mulai diasah lagi.
Tukul Arwana. (Foto: Andre Josua Deneam Simanjuntak/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tukul Arwana. (Foto: Andre Josua Deneam Simanjuntak/kumparan)
Namun, nama pria berusia 55 tahun tersebut justru kian melejit kala dirinya memandu acara talkshow bertajuk 'Empat Mata' dan 'Bukan Empat Mata' di salah satu televisi swasta. Ketika itu, dirinya selalu menciptakan jargon-jargonnya yang khas, seperti 'Kembali ke Laptop'.
ADVERTISEMENT
Komedi ringan khas Tukul dalam program tersebut, membuat dirinya semakin disukai masyarakat. Bahkan, program yang menjadi titik awal kesuksesannya ini juga turut mendapat apresiasi publik dengan memenangkan kategori 'Talkshow Hiburan Terbaik' dalam ajang Panasonic Gobel Award selama dua tahun berturut-turut, yakni 2010 dan 2011.
Bahkan, di saat ajang tersebut masih bertajuk Panasonic Award di tahun 2009, program tersebut juga mampu memenangkan kategori Program Entertainment Talkshow terbaik. Tak hanya itu, Tukul bahkan mampu meraih penghargaan individu di kategori Presenter Talkshow dalam ajang itu.
Dari bayarannya dulu hanya Rp 1,5 juta per episode, kini setelah menjadi pelawak papan atas, Tukul juga disebut dapat memperoleh penghasilan Rp 50 juta per episode. Kini, selain di dunia hiburan, Tukul Arwana juga terjun ke dunia bisnis.
Tukul Arwana. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Tukul Arwana. (Foto: Munady Widjaja)
ADVERTISEMENT