news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

6 Proyek Film Dokumenter Indonesia Menang di Docs By The Sea 2018

10 Agustus 2018 12:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para peserta dan juri di penutupan acara Docs By The Sea di Kuta, Bali, Kamis (9/8). (Foto: Dok. Docs By The Sea)
zoom-in-whitePerbesar
Para peserta dan juri di penutupan acara Docs By The Sea di Kuta, Bali, Kamis (9/8). (Foto: Dok. Docs By The Sea)
ADVERTISEMENT
Daftar proyek film dokumenter terpilih yang akan mendapat dukungan dari sejumlah pihak diumumkan pada hari terakhir Docs By The Sea 2018--forum global hasil kerja sama In-Docs dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Dari 12 proyek, enam di antaranya digarap oleh filmmaker Tanah Air.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin kalian memakai kesempatan ini untuk benar-benar mendorong batas-batas, untuk bisa melampaui apa yang bisa kalian lakukan, serta untuk menjangkau khalayak seluas mungkin dan mimpi yang bisa kalian capai," ujar Direktur Program In-Docs Amelia Hapsari ketika menyampaikan sambutannya di Hotel The Patra, Kuta, Bali.
Proyek film berjudul 'Under the Stars' (Filipina) kemudian diumumkan sebagai pemenang IDFA Prize. Disutradarai oleh Venice Atienza, film tersebut berkesempatan menghadiri IDFAcademy dan IDFA Forum selama perhelatan International Documentary Film Festival Amsterdam 2018.
Dua proyek film Filipina lainnya memenangkan Dok Leipzig Prize. 'Miss Universe in Jail' mendapat peluang hadir dalam the co-production market dan 'An Elegy to Forgetting' menerima kesempatan untuk berpartisipasi di work-in-progress forum di Dok Leipzig 2018.
Pemukulan gong pada penutupan acara Docs By The Sea di Kuta, Bali, Kamis (9/8). (Foto: Dok. Docs By The Sea)
zoom-in-whitePerbesar
Pemukulan gong pada penutupan acara Docs By The Sea di Kuta, Bali, Kamis (9/8). (Foto: Dok. Docs By The Sea)
AIDC Prize diraih oleh proyek film 'Sculpting the Giant' (Indonesia). Berkisah mengenai pembangunan Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang berlangsung selama 28 tahun, film tersebut akan diikutsertakan dalam forum pitching di Australian International Documentary Conference 2019.
ADVERTISEMENT
Selain 'Sculpting the Giant', 'Help is on the Way?' (Indonesia) juga memenangkan hadiah tambahan dari AIDC. Proyek film itu berkesempatan hadir di Australian International Documentary Conference 2019.
Docs Port Incheon Prize jatuh kepada 'The Songbirds of Aceh' (Indonesia-Malaysia), 'Touch the Color' (Filipina), dan 'Press Play: How to Expose the Truth' (Filipina). Ketiga proyek tersebut diberi kesempatan untuk mengikuti pitching forum di Docs Port Incheon, South Korea, pada tahun ini.
Proyek film 'Don’t Talk About Freedom' (Indonesia) dianugerahi Current Time TV’s Best Pitch Award. Film yang awalnya berjudul 'Philosophy Gang: Your Fantasy Right Here!' itu memeroleh pendanaan uang sebesar USD 3.000 sekaligus dibeli oleh Current Time TV.
Seorang pembawa acara di penutupan acara Docs By The Sea di Kuta, Bali, Kamis (9/8). (Foto: Dok. Docs By The Sea)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pembawa acara di penutupan acara Docs By The Sea di Kuta, Bali, Kamis (9/8). (Foto: Dok. Docs By The Sea)
Tokyo Docs Prize dimenangkan oleh 'How Far I’ll Go' (Indonesia) Proyek film yang disutradarai oleh Ucu Agustin tersebut berkesempatan mengikuti pitching di Tokyo Docs 2018.
ADVERTISEMENT
Empat proyek film juga terpilih dalam program IF/THEN Shorts. 'Bullet-Laced Dreams' (Filipina), 'The Songbirds of Aceh' (Indonesia-Malaysia), 'How Far I’ll Go' (Indonesia), dan 'Diary of Cattle' (Indonesia) akan mendapatkan dukungan pendanaan dari In-Docs untuk menyelesaikan proyek film masing-masing, sekaigus mendapat mentorship dan distribusi dari Tribeca Film Institute.
Selain empat proyek film tersebut, 'Touch The Colour' (Filipina) pun memenangkan hadiah dari Al Jazeera English. Proyek film yang disutradarai oleh Baby Ruth itu mendapat peluang untuk masuk dalam program serial dokumenter 'Witness' di jaringan Al Jazeera.
Amelia mengaku bersyukur mendapati beberapa para decision-maker yang pada akhirnya memberikan hadiah tambahan dalam Docs By The Sea 2018.
"Saya sangat senang sekali, mereka yang rencananya kasih satu (hadiah) jadi lebih. Korea jadi tiga hadiah, Australia jadi dua. Dalam hati mereka sebenarnya ada beberapa lagi, tapi enggak bisa menjanjikan. Sambutannya luar biasa, sih," ujar Amelia ketika ditemui, Jumat (10/8).
Peserta dan juri di penutupan acara Docs By The Sea di Kuta, Bali, Kamis (9/8). (Foto: Dok. Docs By The Sea)
zoom-in-whitePerbesar
Peserta dan juri di penutupan acara Docs By The Sea di Kuta, Bali, Kamis (9/8). (Foto: Dok. Docs By The Sea)
Sebanyak 13 proyek dokumenter Indonesia juga terpilih untuk mendapatkan pendanaan, mentorship, hingga skema distribusi melalui Docs By The Sea Co-Production Fund--hasil kolaborasi In-Docs dengan perusahaan on-demand berbasis aplikasi, GO-JEK.
ADVERTISEMENT
Proyek-proyek yang terpilih, yaitu 'Sculpting the Giant', 'The Flame', 'Don’t Talk About Freedom', 'The Songbirds of Aceh', 'Rato and I', 'You and I', 'A Boarding School', 'My Big Sumba Family', 'The Other Half', 'The Plastic Bag Journey', 'Nchay Looking for Haven', 'Help is on the Way?', dan 'How Far I’ll Go'.
Presiden GO-STUDIO Christopher Smith mengaku senang tatkala mampu memberi dampak positif bagi industri hiburan di Indonesia. Menurut lelaki yang akrab disapa Chris tersebut, pihaknya akan melanjutkan kolaborasi tersebut pada penyelenggaraan Docs By The Sea berikutnya.
"Ya, ambisi kami adalah untuk melanjutkan ini. Ya, tentu. Kami ingin apa pun yang dilakukan GO-JEK memberi pengaruh positif bagi kehidupan dan budaya di Indonesia," ujarnya.
ADVERTISEMENT