Berbincang dengan Alan Walker: Soal Karier dan Cita-cita Jadi Tentara

18 Oktober 2018 10:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alan Walker saat jumpa pers konser Spotify on Stage di Kemayoran, Jakarta, Jumat (12/10). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alan Walker saat jumpa pers konser Spotify on Stage di Kemayoran, Jakarta, Jumat (12/10). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nama Alan Walker sudah sangat tersohor di seluruh dunia. Karya-karyanya sangat digemari oleh para remaja era milenial. Melalui acara Spotify on Stage yang digelar beberapa waktu lalu, Walker berkesempatan untuk kembali menyapa para fansnya yang berasal dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kumparan pun sempat mendapat kesempatan untuk berbincang dengan pria berusia 21 tahun itu. Ketika ditemui, Walker sama sekali tidak menunjukkan kesan angkuh. Saat melihat kumparan sedikit canggung, ia malah terlebih dulu bertanya dan menyapa dengan ramah.
"Halo apa kabar, senang bertemu denganmu,” ujar Walker.
Pencipta lagu ‘Spectre’ itu kemudian menceritakan perjalanan panjang yang harus ditempuhnya selama menuju Indonesia. Kendati demikian ia sempat mengaku tidak merasa lelah dan justru semangat untuk menyapa para penggemarnya di atas panggung.
"Aku tidak terlau mengantuk. Tidurku cukup banyak di pesawat. Aku berangkat dari Norwegia dan singgah di beberapa negara sebelum sampai di Indonesia, kira-kira aku sudah tidur enam jam. Jika nanti aku mengantuk, aku akan menahannya demi Indonesia,” kata Walker dengan wajah bersemangat.
Alan Walker beraksi di Spotify on Stage. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alan Walker beraksi di Spotify on Stage. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Walker lantas bercerita bahwa ia sangat mencintai Indonesia dan para fansnya. Menurut Walker, ia takkan bisa setenar sekarang jika tidak memiliki banyak fans dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
“20 persen dari pengikutku berasal dari Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara terbesar dari mana pengikutku berasal. Banyak dukungan dan cinta dari sini. Ini adalah salah satu caraku berterima kasih pada penggemar Indonesia,” tuturnya.
Cerita tentang konstum dan logo ikonik
Berbeda dari beberapa DJ dan produser musik lain, Walker terkenal karena kostum manggungnya yang ikonik. Ia biasa mengenakan hoodie dan masker penutup mulut hitam, serta celana jogging di atas panggung.
Jarang sekali wajah Walker terekspos dan sepertinya ia memang berusaha untuk menutup-nutupi identitas pribadinya dari para fans. kepada kumparan ia pun menceritakan soal inspirasi awal kostum manggungnya tersebut.
Alan Walker saat jumpa pers konser Spotify on Stage di Kemayoran, Jakarta, Jumat (12/10). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alan Walker saat jumpa pers konser Spotify on Stage di Kemayoran, Jakarta, Jumat (12/10). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
"Aku sebenarnya mencampurkan semua hal yang aku sukai, terinspirasi dari kegemaran pribadiku selama hidup. Misalnya, dari grup hacker anonymous, desain grafis, desain-desain lainnya, hingga game 'Watch Dog'. Semua berdasarkan kesukaanku pada game dan programming,” ucapnya seraya tertawa.
ADVERTISEMENT
Banyak orang menilai Walker sebagai DJ yang sok misterius karena kostumnya. Namun, ia menegaskan bahwa kostum tersebut bukan dikenakannya untuk membuat banyak orang penasaran dengan paras dan rupanya.
“Masker ini bukan simbol misterius atau bahwa aku ingin menyembunyikan diriku dari dunia. Tapi aku ciptakan ini sebagai simbol persatuan dan kesetaraan,” terangnya.
Alan Walker beraksi di Spotify on Stage. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alan Walker beraksi di Spotify on Stage. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Selain kostum, logo A dan W milik Alan Walker juga ikonik. Di pasar-pasar tradisional Indonesia pun banyak yang menjual jaket KW bertuliskan logo Walker. Tidak disangka-sangka, inspirasi simbol Walker sangatlah unik.
“Logo ini pada dasarnya terinspirasi dari Linkin Park. Logo mereka terlihat seperti satu garis lurus membentuk huruf L dan P, kemudian lingkaran. Simbolku pun serupa, ujung di huruf A dan W ini sejajar karena jika ditarik garis bisa membentuk bulatan sempurna,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Perubahan nama dan cita-cita menjadi tentara
Sebelum terkenal sebagai Alan Walker, pria berkebangsaan Inggris-Norwegia tersebut sempat menggunakan nama DJ WalkZz. Lantas, kapan Walker menanggalkan nama tersebut dan mantap menggunakan nama aslinya sebagai nama panggung?
“Aku mulai menggantinya di sekitar 2014, aku menggantinya sebelum 'Faded' dirilis,” ujar Walker.
Walker mengakui bahwa nama DJ WalkZz tidaklah keren dan justru terdengar kampungan. Namun, nama seperti itu memang sangat populer di kalangan anak muda baru yang senang merilis karya musik EDM melalui internet di era 2010-an.
“Hal itu populer di era 2010-an, tapi kemudian tak populer lagi di era sekarang. Akhirnya aku bertanya di grup facebook dan mereka menyarankanku untuk menggunakan nama asliku Alan Walker,” kata Walker.
ADVERTISEMENT
“Lagipula, kini aku bukan hanya DJ, namun juga produser musik. Sehingga menyematkan DJ di depan namaku rasanya sudah tak lagi relevan,” sambungnya.
Sebagai Alan Walker, ia memang telah berhasil menjadi salah satu DJ dan produser musik EDM yang ternama di seluruh dunia. Ia bahkan sukses bertengger di posisi 32 dari 100 DJ terbaik versi DJ Magazine.
Alan Walker beraksi di Spotify on Stage. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alan Walker beraksi di Spotify on Stage. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Namun, bagaimana jika Walker tidak populer? Bagaimana jika lagu ‘Fade’ tidak booming dipasaran? Akan menjadi apakah seorang Alan Walker?
“Aku selalu malas sekolah dan ingin cepat cepat pulang untuk belajar Photoshop dan program desain digital lainnya. Tapi, aku selalu ingin menjadi anggota militer. Aku tak pernah masuk menjadi anggota militer. Saat ada pendaftaran untuk menjadi tentara negara, lagu 'Faded' meledak di internet. Jadi mimpi itu aku tanggalkan,” ujarnya malu-malu.
Alan Walker saat jumpa pers konser Spotify on Stage di Kemayoran, Jakarta, Jumat (12/10). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alan Walker saat jumpa pers konser Spotify on Stage di Kemayoran, Jakarta, Jumat (12/10). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Selain menjadi militer, Walker pun punya beberapa opsi lain yang akan dipilihnya jika tidak berhasil sukses sebagai DJ dan produser musik EDM di usia muda.
ADVERTISEMENT
Namun, jika melihat dari jawaban-jawaban Walker, terlihat bahwa ia seorang pekerja keras yang rela untuk berlelah-lelah demi mencapai impian.
“Bila aku tidak menjadi musisi, aku ingin sekali menjadi tentara atau belajar musik di Amerika, atau apapun. Aku hanya ingin sekadar bekerja, menjadi kasir di minimarket pun tak masalah,” kata Alan Walker.