Bucek Depp: dari Kru hingga Jadi Aktor yang Ogah Turunkan Harga

27 Maret 2018 18:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bucek di kumparan (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bucek di kumparan (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bucek Depp telah hampir 30 tahun berkarier sebagai aktor. Perjalanannya di dunia perfilman bermula sejak ia bergabung dalam film 'Olga dan Sepatu Roda'. Kala itu, ia tak turut membintangi film tersebut, melainkan menjadi kru.
ADVERTISEMENT
"Saya memulai karier dari kru. Sebelum jadi kru, waktu masih kecil sempat jadi figuran. Saat remaja, saya menjadi kru di film 'Olga dan Sepatu Roda'. Saat itu, tugas saya ngajarin pemeran utamanya Olga itu, Desy Ratnasari dan almarhumah Nike Ardilla," ungkap Bucek ketika bertandang ke kantor redaksi kumparan (kumparan.com) baru-baru ini.
Barulah kemudian kesempatan untuk membintangi film layar lebar datang kepada pemilik nama asli Al Arthur Muchtar tersebut. Ia kemudian menjadi pemeran utama bersama Vivi Samodro dalam film 'Pengantin Remadja' yang dirilis pada 1991.
"Setelah membantu menjadi kru di 'Olga dan Sepatu Roda', datanglah panggilan dari almarhum sutradara Win Umboh untuk mengikuti casting 'Pengantin Remadja' yang kedua. Dari situlah mulai menjadi pemeran utama," tuturnya.
Bucek Depp di film 'Operation Wedding' (Foto: dok YouTube StarvisionPlus)
zoom-in-whitePerbesar
Bucek Depp di film 'Operation Wedding' (Foto: dok YouTube StarvisionPlus)
Jatuh-bangun dirasakan Bucek selama perjalanan kariernya. Setiap produksi film pun memberikan pengalaman berbeda untuk lelaki kelahiran 9 September 1973 itu, entah menyenangkan atau sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Ia juga turut merasakan dampak dari kematian industri film Indonesia pada awal tahun 1990-an. "Mungkin, semenjak saya di dunia film ini, ada tiga kali yang jelas-jelas industri film jatuh pada titik terendahnya," ucap Bucek.
Menurut Bucek, kala itu industri sinetron perlahan muncul. Para pemain film pun banyak yang beralih ke sinetron, termasuk Bucek sendiri. Bahkan, namanya semakin melambung ketika membintangi sinetron 'Ali Topan, Anak Jalanan' pada 1993.
"Tapi, kerja sinetron berbeda dengan film. Di sinetron, aktor tidak punya banyak ruang untuk mengeksplorasi keaktorannya, pure for making money," ujarnya.
Bucek di kumparan (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bucek di kumparan (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
Tak hanya situasi industri perfilman yang tengah lesu, masalah perceraian juga sempat mendera Bucek sebagai seorang aktor. Ia menikah dengan penyanyi Titi DJ pada 1995 dan bercerai pada 1997, kemudian menikah dengan aktris Unique Priscilla pada 2001 dan bercerai pada 2007.
ADVERTISEMENT
"Saya cerai dua kali. Itu titik terendah dalam hidup saya. Bersamaan waktunya, saat dalam pekerjaan ada problem, dalam rumah tangga ada problem juga. Karena berbarengan itu, maka menjadi yang dinamakan titik terendah," ungkap Bucek.
Meski demikian, Bucek tak pernah menyerah pada keadaan. Ia berupaya untuk terus bersyukur dan memilih cara terbaik untuk menyikapi segala hal buruk.
Suatu ketika, belasan tahun yang lalu, Bucek menyadari sesuatu. Ia merasa tak lagi bisa menggantungkan hidupnya semata-mata pada dunia akting.
Bucek Depp di film 'Danur 2: Maddah' (Foto: dok YouTube MD Pictures)
zoom-in-whitePerbesar
Bucek Depp di film 'Danur 2: Maddah' (Foto: dok YouTube MD Pictures)
Ia kemudian mulai mencari cara agar memiliki sumber penghasilan di luar berakting. Pilihan Bucek jatuh pada hobinya sendiri, paralayang. Hingga kini, ia mengoperasikan wisata paralayang di Bali dan menggantungkan hidupnya di sana.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, bukan berarti Bucek benar-benar meninggalkan dunia akting. Seperti saat ini, misalnya, ia kembali muncul dalam film layar lebar berjudul 'Danur 2: Maddah' yang akan tayang pada 29 Maret mendatang.
Kesetiaan Bucek terhadap dunia akting bukan tak berdasar. Dulu, ia rela meninggalkan pendidikan demi mewujudkan cita-citanya sebagai aktor.
"Saat saya memutuskan untuk main film, waktu saya SMA itu saya sampai berhenti sekolah. Ditanyain sama orang tua, 'Kamu mau jadi apa?' 'Saya mau jadi aktor.' Ya, itu salah satu tanggung jawab saya dari zaman SMA sampai sekarang bahwa saya harus tetap menerima pekerjaan sebagai aktor," beber Bucek.
Bucek di kumparan (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bucek di kumparan (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
"Saat itu didukung, alhamdulillah, karena saya punya orang tua yang modern cara berpikirnya. Bahkan, almarhum bapak saya bilang, 'Kalau mau jadi aktor, jangan setengah-setengah. Kalau memang mau jadi aktor, jadi aktor yang benar.' Itulah yang akhirnya selalu membuat saya bekerja keras untuk membuktikan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Bucek mengaku, kini ia kerap membuat produser film tak jadi menawarinya pekerjaan. Mereka "kabur" lantaran bayaran Bucek terlalu mahal.
"Saya sebenarnya enggak tahu (apakah benar saya aktor mahal) karena saya enggak pernah tahu honor orang lain. Tapi, setiap kali selalu datangnya dari pihak produksi itu sendiri, 'Wah mahal banget.' Makanya saya bilang, 'Memang kalau pake Bucek mahal.' Padahal, saya enggak tahu honor yang lain berapa. Saya menganggap diri saya mahal aja karena jawabannya selalu itu," ungkap Bucek diselingi tawa.
Bucek tak merasa bermasalah setiap produser film menyebut bayarannya terlalu mahal dan tak jadi memberi pekerjaan. Sebab, seperti yang telah disinggung, ia tak lagi menggantungkan hidup pada karier di dunia akting.
ADVERTISEMENT
"Saya lebih baik berhenti syuting saat orang tidak mampu bayar saya, bukan saya harus nurunin harga. Kalau saya sampai harus turun harga, saya berhenti main film. Itu konsep yang sudah saya terapkan dari beberapa belas tahun lalu," tegasnya.
Sayangnya, Bucek enggan membeberkan berapa besaran angka yang dipatoknya ketika seorang produser menawarinya peran.
"Tanya aja ke produser-produser ya. Saya melihat dari apa yang harus dikerjakan, berapa lama, baru dihitung. Kalau enggak bisa, ya enggak apa-apa," ujar Bucek.
"Saya beranggapan, tidak semua orang mau beli barang KW. Pasti ada yang mau beli barang orisinal. Yang orisinal kan mahal," tandasnya sembari tersenyum.