Buku Terbaru Risa Saraswati Bahas Hantu 'William' dan 'Janshen'

7 April 2017 11:03 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Penulis buku 'Danur' Risa Saraswati (Foto: Instagram risa_saraswati)
Setelah bukunya yang berjudul 'Danur' laris diangkat menjadi film layar lebar, Risa Saraswati akan merilis satu buku lagi dan menulis buku lainnya. Kedua buku barunya ini juga bercerita mengenai dua dari lima sahabat tak kasatmatanya, yaitu William dan si bungsu Janshen.
ADVERTISEMENT
Saat ditemui di MD Place, Jakarta Selatan, Kamis (6/4), Risa berkata bahwa ia siap merilis buku tentang William minggu depan. Sedangkan Janshen masih dalam proses penulisan.
"Sengaja Janshen ditaruh terakhir karena dia sepertinya yang paling disuka sama pembaca. Karena paling kecil dan lucu, orang jadi penasaran anak sekecil itu masih gentayangan," ujarnya.
Buku horor yang ditulis Risa bukanlah sekadar buku yang berkisah tentang hantu dan berniat untuk menakut-nakuti pembacanya. Memiliki kelebihan dapat berkomunikasi dengan makhluk dimensi lain, membuat perempuan berusia 32 tahun ini mengambil sudut pandang lain dari kehidupan para sahabat-sahabatnya itu.
"​Ada sudut pandang baru buat pembaca biar enggak takut lagi sama hantu, termasuk menceritakan kisah hidup anak-anak ini. Yang diceritain memang orang tua seperti apa, waktu zaman sekolah dulu kayak apa," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mendapatkan sisi lain dari kisah para sahabat Risa, ia memang melakukan dengan pendekatan yang "berbeda". Vokalis dari band Sarasvati ini mewawancarai langsung hantu-hantu yang akan ia jadikan sebuah buku, seperti buku terdahulunya tentang tiga hantu lainnya, yaitu Peter, Hendrick, dan Hans.
Setelah memiliki tulisan kasarnya, Risa juga harus verifikasi fakta yang ia dapatkan dengan cara yang tak biasa.
"Kadang mereka (sahabat hantu Risa) seperti layaknya anak kecil aja dan jadinya saya harus cross check sama beberapa hantu lainnya dulu," kata Risa sambil tersenyum.
Keuntungan lain dari mewawancarai sumber yang tak kasatmata adalah rasa fleksibel dalam urusan waktu untuk menulis bukunya itu. Misalkan saat Risa berada di kantor, Peter cs sewaktu-waktu datang menghampirinya dan akhirnya membuat Risa dapat melanjutkan penulisan bukunya.
ADVERTISEMENT
"Apalagi dengan narasumber yang orang lain enggak lihat. Jadi enggak perlu ribet untuk janjian wawancara," ucapnya seraya tertawa.