Cerita Awal Dewa Budjana Bisa Berkolaborasi dengan Musisi Luar Negeri

21 Maret 2019 10:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel band Gigi, Dewa Budjana. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Personel band Gigi, Dewa Budjana. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Dewa Budjana merupakan gitaris band GIGI. Bersama GIGI, Budjana telah menelurkan puluhan album sejak era '90-an hingga kini.
ADVERTISEMENT
Sejak 1997, Budjana aktif merilis album sebagai solois. Pada 2003, secara mengejutkan, Budjana menjadi gitaris Indonesia pertama yang berkolaborasi dengan Peter Erskine, drummer jazz kenamaan asal Amerika Serikat.
Tahun ini, Budjana merilis album eksperimental fusion jazz dan progressive rock bertajuk 'Mahandini'. Di album itu, Budjana berkolaborasi dengan Mike Stern, Mohini Dey (pemain bas gitar asal India), Jordan Rudess (pemain keyboard Dream Theater), Marco Minnemann (eks-drummer Necrophagist), dan John Frusciante (eks-gitaris Red Hot Chilli Peppers).
Dewa Budjana. Foto: Alexander Vito/kumparan
Ketika menggelar bedah album 'Mahandini' bersama Endah N Rhesa di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, baru-baru ini, Budjana bercerita tentang awal mula ia bisa berkolaborasi dengan banyak musisi internasional. Pesan daring ternyata menjadi senjata utama gitaris berumur 55 tahun itu.
ADVERTISEMENT
"Mulanya bisa kolaborasi dengan Peter Erskine itu saya hubungin dia tahun 2002 via e-mail. Sebenarnya bukan cuma Peter saja, ada banyak, cuma memang dia satu-satunya yang balas," ungkap Budjana.
Setelah menerima balasan dari Erskine yang tertarik untuk mengisi di album 'Samsara' (2003), Dewa Budjana pun membuat demo lagu. Uniknya, ia menyampaikan demo tersebut dengan cara bertandang langsung ke rumah Erskine di Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Dewa Budjana. Foto: Alexander Vito/kumparan
"Waktu itu, saya mau kasih demonya ke rumah dia langsung. Tapi, bingung karena di Amerika 'kan rumah enggak ada pagarnya, gimana cara saya ketuk pintunya? Saya kan takut enggak sopan," tuturnya.
"Akhirnya, saya merayap-rayap terus masukin CD itu secara diam-diam. Mungkin kalau ada yang lihat, saya dikira maling kali," sambungnya disambut gelak tawa pengunjung.
ADVERTISEMENT
Secara mengejutkan, Erskine mengirim e-mail dan mengungkapkan bahwa ia telah menerima demo album 'Samsara'. Erskine pun langsung mengisi bagian drum di dalam demo tersebut sebelum akhirnya Budjana bisa kembali ke Indonesia untuk melakukan mixing dan mastering.
Berawal dari sana, Budjana semakin mudah untuk berkolaborasi dengan musisi internasional. Bahkan, ketika ingin melibatkan Jordan Rudess di album 'Mahandini', Budjana hanya perlu menemuinya ketika Dream Theater menggelar konser di Yogyakarta.
"Saya cuma ngobrol sama manajernya, lalu saya diundang ke kamarnya dia. Dari sana langsung rekaman. Mungkin karena Peter Erskine juga namanya besar ya, di industri musik internasional," paparnya.
Budjana pun yakin banyak musisi Indonesia bisa memperoleh kesempatan serupa. Ia pun membagikan prinsip hidup yang selama ini dipegang.
ADVERTISEMENT
"Ada yang namanya kemampuan, banyak gitaris Indonesia yang lebih mampu dan jago bermain gitar. Ada juga kemampuan duit, karena duit 'kan enggak ada batasnya dan gitaris Indonesia yang kaya banyak. Tapi, yang beruntung dikit," terang Dewa Budjana.