Cerita Masa Lalu Soleh Solihun

30 November 2017 11:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Soleh Solihun (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Soleh Solihun (Foto: Munady Widjaja)
ADVERTISEMENT
Siapa penggemar standup comedy yang tak kenal Soleh Solihun? Pria dari Bandung yang namanya besar setelah sukses sebagai stand up comedian ini lahir di Bandung, 3 Juni, 38 tahun silam.
ADVERTISEMENT
Saat dirinya semakin terkenal, masa lalu Soleh pun tak luput dari pemberitaan, terlebih setelah memoar masa kuliahnya ia tumpahkan ke layar lebar melalu film ‘Mau Jadi Apa?’ yang akan tayang serentak pada hari ini, Kamis (30/11).
Dalam film 'Mau Jadi Apa?', Soleh tak hanya bertindak sebagai seorang aktor, namun juga sutradara, penulis naskah dan pengisi soundtrack. Orang-orang mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang Soleh Solihun, stand up comedian, mampu untuk menyutradarai, menulis naskah dan mengisi soundtrack sebuah film?
Ternyata jawabannya ada pada perjalanan hidup dan kariernya yang sangat panjang dan berliku sebelum dirinya terkenal sebagai stand up comedian.
Semua dimulai saat ia berkuliah selama 7 tahun di Fikom, Universita Padjajaran Bandung, mulai dari tahun 1997 dan lulus pada tahun 2004. Soleh bukanlah seorang mahasiswa yang brilian dan superpintar, Soleh hanya seorang mahasiswa yang tidak terlalu suka berpolitik di kampus dan menyukai hal-hal berbau seni seperti musik dan fotografi.
ADVERTISEMENT
Berawal dari sana, pada tahun 1999 Soleh akhirnya mendirikan sebuah majalah independen yang fenomenal di Unpad bersama teman-temannya, bernama ‘Karung Goni’. Karung Goni sendiri adalah majalah kampus yang memuat hal-hal kecil di sekitaran kampus Unpad yang seru untuk dibahas namun sering luput dari perhatian.
"Saya ceritanya di kampus merasa, 'Ini kok majalah-majalah serius melulu sih di Fikom?'. Saya enggak suka baca majalah yang seperti itu, saya sukanya yang hiburan. Daripada bisanya cuma marah-marah, ngeledekin, 'Ah, majalah apaan ini? Jelek, enggak bagus', ya mending bikin tandingannya saja majalah yang kita suka," papar Soleh saat berkunjung ke kantor kumparan (kumparan.com) beberapa waktu lalu.
Dari majalah inilah Soleh belajar menjadi seorang penulis, yang akhirnya terus berkembang hingga akhirnya dirinya bisa berkarier sebagai jurnalis. Selain itu bakat MC Soleh juga tumbuh dari masa perkuliahannya yang lama. Dari 2002 sampai 2004, Soleh tergabung dalam sebuah band bernama LLP, singkatan dari Lalieur, Laleuleus Paregel (Pada pusing, lemas dan pegal).
ADVERTISEMENT
Uniknya, Soleh bukan player atau vokalis, melainkan seorang MC dan juru bicara yang hanya ikut nyanyi di bagian chorus saja. Namun, dari band ini, kekonyolan Soleh sebagai seorang MC mulai diasah dan anehnya, banyak orang yang datang menonton band LLP hanya karena ingin mendengarkan kekonyolan dari Soleh.
Semua pengalaman Soleh di kampus, ia tuangkan saat dirinya masuk ke dunia kerja. Soleh pernah bekerja menjadi seorang jurnalis di 3 media besar di Indonesia. Tak hanya itu, bahkan ia pernah meraih Anugerah Adiwarta Sampoerna, salah satu penghargaan untuk jurnalis dalam kategori feature Seni dan Budaya.
Soleh Solihun di kumparan (Foto: Jafri Anto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Soleh Solihun di kumparan (Foto: Jafri Anto/kumparan)
Selama menjadi seorang jurnalis, dirinya juga aktif menjadi MC di sebuah acara musik bulanan. Soleh selalu berhasil mengisi kekosongan di acara tersebut dengan banyolan-banyolannya yang fresh dan unik.
ADVERTISEMENT
Sampai suatu malam, dilansir dari blog pribadinya, Cholil, vokalis sekaligus gitaris dari Efek Rumah Kaca, berkata kepada Soleh bahwa gaya MC-nya lebih mirip seperti stand up comedy.
“Yang lo lakukan itu, udah kayak stand up comedy deh, Leh,” begitu kata Cholil.
Berangkat dari sana, Soleh pun akhirnya memutuskan untuk tampil ber-stand up comedy pada tahun 2010 dan penampilan perdananya bisa disaksikan di YouTube dengan nama video ‘Soleh Solihun on Standing’.
Sambutan yang baik dari penonton yang mendengarkan guyonan konyol Soleh membuatnya terus yakin untuk tancap gas sebagai seorang stand up comedian hingga akhirnya Soleh Solihun bisa dibilang sebagai salah satu orang yang mempopulerkan stand up comedy di era millenial ini.
ADVERTISEMENT
Tak lagi menjadi seorang jurnalis karena semakin terkenal sebagai stand up comedian, Soleh tak mau membendung hasrat menulisnya. Alhasil, Soleh hingga saat ini sudah merilis 4 buku, ‘Celoteh Soleh’ (2012) yang berisikan celotehan ‘jujur’ ala Soleh Solihun, Kastana Taklukan Jakarta’ (2013) yang bercerita tentang perjuangan Soleh dari mahasiswa telat lulus sampai jadi jurnalis, ‘Majelis Tidak Alim’ (2015) yang membahas tentang hal-hal tabu di Indonesia dari kacamata Soleh dan ‘Mau Jadi Apa?’ (2017) yang berisikan memoar Soleh selama kuliah yang juga diangkat ke layar lebar.
'Mau Jadi Apa', kata Soleh merupakan film tentang pencarian jati diri sekelompok anak muda yang mengemban pendidikan di sebuah kampus. Dan pertanyaan ‘mau jadi apa?’ adalah pertanyaan yang kerap terlontar dari mulut mereka yang bertanya-tanya mengenai masa depan mereka.
ADVERTISEMENT
"Itu pertanyaan semua orang, ya. Saya rasa, semua manusia yang normal pasti ada masa dalam hidupnya yang bertanya 'Gue ini mau jadi apa, ya?'. Atau sekarang mungkin masih bertanya 'Gue ini mau jadi apa ya?'," terang Soleh.
"Kuliah, SD, SMP, SMA, pas milih jurusan ke kuliah, jurusan ini buat apa? Atau mungkin, yang sudah kerja juga, 'gue kerja ini mau jadi apa ya?' Ya, itu, pencarian jawaban dari pertanyaan mau jadi apa dan itu digambarkan di satu latar, yaitu Fikom kampus Unpad," lanjutnya.
Pemain film "Mau Jadi Apa?" (Foto: Jafri Anto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain film "Mau Jadi Apa?" (Foto: Jafri Anto/kumparan)
Bisa dibilang, film ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi Soleh selama menjalani kuliah 7 tahun lamanya di Unpad.
"Ya, enggak melulu curhat, sih. Cerita mengenai pengalaman. Sebenernya, 7 tahun di Fikom Unpad tapi yang diambil untuk film paling banyak pas periode tahun 1999 saja," ujarnya. "Saat itu, usia saya masih 20 tahun."
ADVERTISEMENT
Kini, tak hanya sukses dalam kariernya di industri hiburan Tanah Air, dalam kehidupan berkeluarganya, Soleh juga bisa dibilang sukses. Soleh sudah membangun rumah tangga bersama sang istri, Tetta Riyani Valentia, selama 6 tahun dan sudah dikaruniai satu putra bernama Iggy Kastara.
Meski telah membuktikan bahwa seorang mahasiswa yang tidak lulus tepat waktu bisa juga sukses sebagai jurnalis, stand up comedian, sutradara, penulis naskah dan penulis buku, Soleh tidak berniat untuk berhenti sampai di sini.
Akan selalu ada kejutan-kejutan menarik darinya. Yang pasti, film perdananya sebagai sutradara ‘Mau Jadi Apa?’ menarik untuk dinantikan.