Cerita Pandji Pragiwaksono Tentang 'Comika Monday Markette'

25 Maret 2019 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pandji Pragiwaksono. Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pandji Pragiwaksono. Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi yang ingin menonton pertunjukkan stand up comedy, kalian bisa datang ke 'Comika Monday Markette'. Acara itu diselenggarakan setiap Senin di Publik Markette, East Mall Grand Indonesia, pukul 20.30 WIB.
ADVERTISEMENT
'Comika Monday Markette' ini dipandu langsung oleh Pandji Pragiwaksono. Acara ini dihadirkan agar bisa menyaksikan stand up comedy setiap minggunya.
"Ini lagi coba semoga Indonesia punya comedy club sendiri. Karena Malaysia dan Singapura sudah punya comedy club, kita belum. Nah, sebelum punya comedy club, kita cari pasarnya dulu saja," kata Pandji Pragiwaksono ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (25/3).
Pandji Pragiwaksono. Foto: Garin Gustavian/kumparan
Bersama teman-teman komika lainnya, Pandji optimis bisa membangun comedy club di Indonesia. Sebab, jika mereka berhasil mendapatkan orang-orang yang siap mengocek kantong untuk mendapatkan komedi, maka comedy club bisa dibangun.
"Di mana di situlah komedian-komedian punya rumah, punya panggung. Setiap minggu, mereka bisa ngisi di situ dan harusnya bikin komunitasnya lebih kuat lagi. Mesti disadari bahwa kami tidak berusaha melakukan inovasi," kata Pandji Pragiwaksono.
ADVERTISEMENT
"Tapi, lebih kepada mencoba untuk mengubah kebiasaan saja. Orang sudah biasa kok, keluarin duit buat hiburan mingguan. Tapi, kita coba biasain ngabisinnya ke komedi. Jadi, enggak inovatif, tapi lebih ke disruptive gitulah, kurang lebih," tambahnya.
Kendati sudah memulai langkah awal, pria berusia 39 tahun ini belum bisa memastikan kapan comedy club itu nyata adanya. Sebab, yang penting saat ini adalah membangun pasarnya terlebih dahulu.
Sejauh ini, setiap kali pertunjukkan digelar, tiket selalu habis terjual. Dalam kesempatan yang sama, Pandji Pragiwaksono turut mengungkapkan alasan mengapa acara digelar di pusat perbelanjaan, bukan di acara televisi.
"Saya tadinya nongkrong di situ (Publik Markette). Ini (tempat) enak kalau buat stand up. Saya tawarin kerja sama, merekanya bersedia, teman-teman dari Ismaya. Gayung bersambut, bosnya Ismaya bahkan ikut nonton dan merekomendasikan ke teman-temanya. Makanya makin rame. Kalau tempat di tv mah, banyak, selalu banyak. Tapi, kami sadar, yang kami bawakan di televisi tentu tidak bisa sembarang materi," bebernya.
ADVERTISEMENT
Tentu materi-materi stand up yang dibawakan di televisi harus dipikirkan secara matang, mulai siapa yang menonton dan berapa usia para penonton. Sementara, ada materi yang tidak pernah muncul di televisi. Nah, hal seperti ini idealnya dibawakan off-air.
Pandji Pragiwaksono (kiri) dan Awwe (kanan). Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
"Kayak crowd yang memang selera humornya sama. Bener-bener roll gitu, apapun yang kami lempar, kena di situ tanpa khawatir ketersinggungan," tuturnya.
Presiden Stand Up Indo, Andi Wijaya yang akrab disapa Awwe mengatakan, televisi tidak bisa selamanya mengakomodir para komika.
"Selama komunitas se-Indonesia bikin acara terus, dan lagi rajin-rajinnya bikin acara, mini show dimana-mana. Stand up spesial dimana-mana, menurut saya itu sudah sangat bagus. Karena, tv mah pasti punya inian (aturannya) sendiri, nanti ada bosennya. Jadi, yang penting pergerakan kitanya, sih," tandasnya.
ADVERTISEMENT