Cinta Laura Tularkan Semangat Profesionalisme di Film 'Target'

kumparanHITS

10 Mei 2018 15:57 WIB

Cinta Laura kembali terlibat dalam sebuah film di Indonesia berjudul ‘Target’ garapan sutradara Raditya Dika. Ini merupakan pertama kalinya Cinta kembali berakting dalam film Indonesia.

Delapan tahun yang lalu, Cinta sempat bermain film berjudul ‘Seleb Kota Jogja’. Saat ia berperan di film tersebut, usia Cinta memang masih sangat muda, yakni 15 tahun. Kini, Cinta ingin berkarya dengan identitas barunya yang mulai beranjak dewasa.

Selain menyukai alur ceritanya, Cinta juga ingin menunjukkan progresnya dalam film 'Target'. Sebab, selama perempuan berusia 24 tahun itu tinggal di Amerika selama 3,5 tahun, ia juga menjalani sekolah akting. Bahkan, impiannya membintangi film Hollywood dapat tercapai. ‘After the Dark’, ‘The Philosper’, dan ‘Goodnight’ merupakan beberapa film Hollywood yang ia bintangi.

“Untuk film ini (film 'Target') aku ngorbanin satu job di Amerika, tapi aku sih ngerasa worth it banget karena aku percaya sama Raditya Dika, he’s a great writer,” kata Cinta ketika di temui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).

Dalam penggarapan film, Cinta mengaku bahwa dirinya merupakan pribadi yang perfeksionis. Hal itu membuat ia bersikap sangat profesional dalam setiap pekerjaan. Semangat profeionalisme tersebut juga ditularkan saat penggarapan filmnya itu.

“Aku ngebantu kru dan cast untuk kerja lebih efisien. Jadi, aku sudah bilang dari awal, kalau calling jam 07.00 pagi semua harus datang jam 07.00, jangan telat karena you have to respect other people’s time,” tutur Cinta.

Menurut Cinta, tak sulit menularkan semangat tersebut pada seluruh tim produksi film itu. Karena seluruh kru dan pemain dinilainya dapat menghormati satu sama lain. Pelantun 'Pengkhianat Cinta' itu mengaku selalu menuntut timnya untuk memanfaatkan waktu seproduktif mungkin.

“Aku orangnya kalau kerja, ayo kita kerjain yang bagus dan efisien. Kalau sudah selesai, lebih cepat kita selesai, lebih cepat kita pulang, lebih cepat kita tidur, lebih cepat istirahat, dan besoknya fresh dan bisa kerja lagi,” pungkasnya.

Sifat disiplin dan profesionalnya tersebut ia dapatkan dari sang ayah. “Jadi, memang sebelum pindah ke Los Angeles, waktu syuting dulu di Indonesia juga sama aku selalu bilang semua harus on time, biar semuanya happy, “ ucap Cinta.

Ia juga berbagi pengalaman syutingnya di Amerika. Menurutnya, tim produksi di sana sangat memanfaatkan waktu dengan baik. Mereka berusaha untuk bekerja selama 12 jam, karena lebih dari itu, waktu mereka harus dibayar.

“Aku percaya suatu hari nanti di Indonesia kita punya sistem kayak gitu tapi step by step,” tutur Cinta.

Menurut Cinta, pengalaman yang ia dapat saat berakting di beberapa film Hollywood, turut mempengaruhi nilai kontraknya di Indonesia. Sang ibu, selaku manajer Cinta, selalu memberitahu dirinya perihal upah yang didapat Cinta saat mendapatkan pekerjaan. Tak hanya itu, Cinta pun jadi semakin selektif dalam memilih pekerjaan.

“Yang pasti kalau ada project, mau itu film iklan atau whatever, Mami selalu bilang, ‘Hai Cinta, ini fee-nya’, aku tinggal bilang, ‘Oh, ok good’, ‘Oh, that's not good’, tapi yang lain-lain itu Mami yang urus,” kata Cinta.

“Aku benar-benar training (saat di Amerika), jadi aku enggak asal. Benar-benar aku ngelatih diri aku untuk jadi aktris yang bagus,” sambungnya.

Untuk akting di luar dan di Indonesia diakui Cinta memang memiliki banyak perbedaan. Menurut pemain film 'T.A.R' itu, hal itu didasari dengan perbedaan selera yang diinginkan pasar. Sehingga, menurutnya dua hal tersebut tak dapat dibandingkan.

“Aktingnya beda banget di sana (Amerika) dan di sini (Jakarta). Mungkin di sini lebih over acting sedikit, tapi memang budayanya kan beda, taste orang beda,” tutupnya.

Transitional loading...