news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Episode Lengkap Perjalanan Hijrah Dany 'Java Jive'

6 Juni 2018 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dany 'Java Jive' (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dany 'Java Jive' (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kala itu, era '90-an adalah masa keemasan band asal Bandung, Jawa Barat, yang bernama Java Jive. Digawangi oleh enam orang, Java Jive sukses meluncurkan sejumlah album dengan beberapa hit single, beberapa di antaranya adalah 'Gadis Malam' dan 'Kau yang Terindah'.
ADVERTISEMENT
Namun, di era 2000-an, band pop yang satu ini tertidur cukup lama, yakni hampir 10 tahun, karena ulah salah satu anggotanya. Ialah Dany, vokalis Java Jive, yang terjebak di lembah hitam narkoba karena mengonsumsi obat-obatan terlarang. Kepada kumparan, Dany mengungkap cerita masa kelamnya itu dipandu oleh host 'Selebriti Hijrah', Ustaz Erick Yusuf.
Awalnya, hidup sebagai seorang public figure yang hedonis membuat Dany punya banyak akses untuk mendapat hal-hal yang dia inginkan. Begitu juga dengan pertemanan. Hingga akhirnya, pandangan matanya jatuh pada obat-obatan terlarang yang ditawarkan kepadanya.
"Mungkin pas saat itu, mungkin bagus dalam tanda petik atau mungkin memang mati rasa, sudah tidak bisa lagi misahin jelek atau bagus, sudah bias, jadi sudah flat saja," ucapnya pada Ustaz Erick saat keduanya berbincang di sebuah kafe di kawasan Bandung, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Dany tak menyangka bahwa dampak dari penggunaan obat-obatan tersebut akan sangat besar hingga melibatkan kawan-kawannya di Java Jive. Dany, sebagai vokalis sekaligus frontman Java Jive, pun dan dianggap merusak karier band yang melambungkan namanya itu.
Dunia pria bernama asli Dany Sepriyatna Gumilar itu pun berubah. Obat-obatan terlarang yang dia konsumsi berubah menjadi senjata bunuh diri.
"Setelah saya drop, baru deh, saya kaget. Di situ, saya mulai nangis, nyesel. Mulai 2-3 minggu kemudian, saya mulai meruntut dari awal, 'Kok bisa sampai ke sini?'. Itu menjadi pikiran saya, padahal saya tuh enggak 100 persen salah, kenapa salahnya diangkat dan baiknya yang disembunyikan?" kata Dany.
Semakin Dany bertanya-tanya, Dany semakin mengingat anaknya yang menjadi sumber utama semangatnya. Dia pun berniat untuk berubah. Namun, Dany belum juga kapok dan belum ingin kembali ke jalan yang benar. Malah, Dany merasakan kemarahan dan kekecewaan yang begitu besar.
ADVERTISEMENT
"Dany ingat enggak sama Allah?" tanya ustaz Erick.
"Belum. Justru yang ada itu anger, marah, dan kecewa," timpal Dany. "Justru saya lagi asyik mengkaji masalah. Ini kenapa? Itu kenapa? 8 tahun enggak move on, saya kayak zombie."
Hingga akhirnya, Dany sadar bahwa ada yang salah pada dirinya. Kondisi fisik dan mentalnya saling berbenturan, membuatnya memikirkan apa yang telah dia lakukan selama ini. Hal itu juga membuatnya menangis hingga bersujud seraya mempertanyakan dirinya sendiri.
"Saya sujud, nangis. Nikmat sekali. Di sujud itulah, saya ngerasa enggak sanggup, sok, mangga, terserah. Saya butuh pertolongan mau memperbaiki diri. 10 tahun saya enggak bergaul, bergaul sama DVD, menyendiri," tuturnya.
Dany pun mulai memotivasi dirinya agar terlepas dari cengkeraman dunia hitam narkoba. Ternyata, motivasi yang didapat Dany datang dari hal yang tak terduga.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu, saya ngeguntingin majalah, potongan ayat, awalnya mulai tertarik sama kata-kata motivasi. Enggak sesuai dengan kondisi saya, tapi, saya agak tersiram dan optimis. Tapi itu tidak cukup memuaskan," ujarnya.
Penggalan ayat Al-Quran yang membuat Dany tergerak untuk menjadi sosok yang lebih baik berasal dari surat Al Anfal ayat 72. Bunyinya, 'Innalladzina amanu wa hajaru wa jahadu bi amwaalihim wa anfusihim fi sabilillahi walladzina awa wa nashoru ula-ika ba'dhuhum auliya-u ba'dh(in)'.
Artinya, "Sesungguhnya, orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah. Dan, orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi."
"Itu saya guntingin, saya taruh di kertas yang bahannya lebih keras. Taruh di depan meja tempat saya nulis. Itu yang bikin saya tertarik tapi belum tahu caranya," ucap Dany. "Dari potongan-potongan itu, di handphone dan majalah, saya sobek, saya gunting, saya kliping. Terus saja begitu, ternyata lebih aplikatif."
ADVERTISEMENT
Proses hijrahnya Dany pun dimulai dari sini. Perlahan, Dany mulai mengalami banyak kejadian yang membuatnya sadar akan kebesaran Tuhan. Dany juga berusaha untuk menjalani salat lima waktu. Tak hanya itu, Dany juga diajak Ustaz Erick Yusuf untuk bekerja sama menyanyikan nasyid yang berjudul 'Astagfirullah'.
"Saya senang sekali, itu memperkuat saya dan saya jadi lebih mawas diri. Tidak ada alasan untuk tidak jadi baik. Keluarga istri saya juga super baik. Ya, temen-temen di band jadi baik. Saya seneng dipertemukan dengan orang-orang baik," kata Dany.
Kini, Dany telah meninggalkan obat-obatan terlarang yang menggerogoti hidupnya itu. Yang Dany cari sekarang hanyalah rida Allah, di luar kesuksesan dirinya sebagai seorang musisi dan kepala keluarga.
ADVERTISEMENT
"Carilah pengakuan itu hanya dari Allah. Sudah, itu saja," ujar Dany. "Segala sesuatunya jadi mudah. Kalau susah, cari hikmahnya. Kalau mudah, ya bersyukur."
Dany 'Java Jive' dan Ustaz Erick Yusuf (Foto: Retno Wulandari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dany 'Java Jive' dan Ustaz Erick Yusuf (Foto: Retno Wulandari/kumparan)
Meski mengaku dirinya masih terus belajar dan menikmati proses, Dany berharap kisah perjalanannya menuju hijrah dapat bermanfaat atau bahkan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
"Mudah-mudahan cerita saya pribadi yang masih belajar dan menikmati, masih belum istikamah, harus ada gurunya yang mengarahkan supaya kitanya semakin kuat untuk menuju kebaikan yang diinginkan dan diridakan sama Allah," tutupnya.
Bagi kamu yang juga memiliki pengalaman berhijrah, yuk share cerita hijrah kamu kepada kumparan. Syarat dan ketentuannya bisa dibaca di sini.