John Mayer: Semua Dimulai dari Cintanya pada Gitar dan Musik Blues

14 Desember 2018 13:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Throwback John Mayer (Foto: Instagram @johnmayer)
zoom-in-whitePerbesar
Throwback John Mayer (Foto: Instagram @johnmayer)
ADVERTISEMENT
Pada 2019, solois John Mayer akan menyambangi Indonesia dan menggelar konser di Jakarta. Sebagai musisi yang telah menginspirasi banyak sekali orang, khususnya pelaku industri musik Indonesia, kedatangan Mayer pasti akan disambut meriah.
ADVERTISEMENT
Karena itu, mari melihat kilas balik perjalanan karier John Mayer yang kharismatik. Ada pula beberapa fakta di sepanjang kariernya yang menarik untuk disimak.
1. Awal karier
Mayer mulai menyukai gitar setelah melihat keahlian tokoh Marty McFly (Michael J. Fox) bermain gitar di film ‘Back to the Future’. Ketika berusia 13 tahun, tetangga Mayer membelikannya kaset Stevie Ray Vaughan yang membuatnya semakin jatuh cinta pada musik blues.
Mayer lantas mempelajari cara bermain gitar di sebuah toko musik yang berada tak jauh dari rumahnya di Brigdeport, Connecticut, Amerika Serikat. Karena terlalu terobsesi ingin bisa menjadi gitaris andal, orang tua Mayer ketakutan hingga dua kali membawanya ke psikiater.
Namun, Mayer tetap bersikukuh ingin berkarier sebagai musisi di masa depan dan mulai sering tampil di berbagai bar kecil ketika masih berusia 15 tahun. Namun, Mayer baru bisa menulis lagu setelah dirawat di rumah sakit selama satu minggu penuh karena penyakit cardiac dysrhythmia pada usia 17 tahun.
ADVERTISEMENT
Pada 1997, Mayer mengundurkan diri dari Berklee College of Music dan pindah ke Atlanta bersama Clay Cook. Keduanya pun membuat sebuah band akustik bernama LoFi Masters.
Tak bertahan lama, Mayer memutuskan untuk hengkang dari LoFi Masters dan mengejar mimpi sebagai solois. Dibantu oleh produser Glenn Matullo, Mayer mencipta EP bertajuk ‘Inside Wants Out’ secara independen pada 1999.
Album tersebut sukses membuat produser Gregg Latterman dari Aware Records tertarik. Aware yang kala itu bekerjasama dengan Columbia Records membantu Mayer merampungkan album ‘Room for Squares’ (2001).
Di akhir 2002, album ‘Room for Squares’ menjadi populer berkat berbagai single hebat, termasuk Your Body Is A Wonderland’, ‘No Such Thing’, dan ‘Why Georgia’. Single Your Body is a Wonderland’ membawa Mayer menjuarai kategori ‘Best Male Pop Vocal Performance’ di ajang Grammy Awards 2003.
ADVERTISEMENT
2. Puncak kesuksesan
Usai memenangkan Grammy Awards, Mayer merilis live album pada 2003 dan langsung sukses menduduki posisi 17 di Billboard 200. Di tahun yang sama, Mayer pun merilis abum ‘Heavier Things’ yang sempat menduduki posisi pertama di US Billboard 200 chart.
Lagi-lagi, Mayer memenangkan ‘Best Male Pop Vocal Performance’ di Grammy Awards 2015. Single ‘Daughters’ juga mengalahkan single ‘If I Ain’t Got You’ milik Alicia Keys di penghargaan musik terbesar di dunia tersebut.
Setelah melakukan tur promo dari album ‘Heavier Things’ Mayer mulai sering berkolaborasi dengan musisi-musisi yang memainkan berbagai genre musik, termasuk Kanye West di lagu ‘Bittersweet Poetry’. Keberanian Mayer berkolaborasi dengan West langsung dipuji oleh banyak rapper besar dunia, termasuk Jay-Z dan Nelly.
ADVERTISEMENT
Ia sempat membuat grup trio bernama Try! bersama pemain bas gitar Pino Palladino dan drummer Steve Jordan pada 2005. Ketika merampungkan album ketiga yang bertajuk ‘Continuum’ (2006), Mayer pun memasukkan dua lagu dari Try!, yakni ‘Vultures’ dan ‘Gravity’.
Di album ketiganya, Mayer berhasil mendapat total lima nominasi di Grammy Awards 2007, termasuk ‘Album of the Year’. Namun, ia hanya memenangkan kategori ‘Best Pop Song with Vocal’ berkat lagu ‘Waiting on the World to Change’ dan ‘Best Pop Album’.
Karena popularitas dan dedikasinya di industri musik dunia, Mayer bahkan sempat masuk dalam 100 orang paling berpengaruh di dunia versi Time Magazine pada 2007. Namun, setelah merampungkan album keempat yang bertajuk ‘Battle Studies’ Mayer harus rehat karena masalah pita suara.
ADVERTISEMENT
3. Karier saat ini
Pada 2011, Mayer harus dirawat karena granuloma di pita suaranya dan album ‘Born and Raised’ harus ditunda sampai 2012. Satu tahun berselang, Mayer langsung tancap gas menelurkan album ‘Paradise Valley’. Dia juga berkolaborasi dengan Frank Ocean di lagu ‘Wildfire Pt. 2’ juga Katy Perry di lagu ‘Who You Love’.
Pada 2015, Mayer sepertinya bosan berkarier solo dan membentuk sebuah grup musik baru bersama gitaris dari Grateful Dead bernama Dead & Company. Karena itu, EP ‘The Search for Everything: Wave One’ harus tertunda sampai 2016.
Pada 2017, John Mayer merampungkan ‘The Search for Everything: Wave Two’ bersama single ‘Still Feel Like Your Man’. Pada 2018, Mayer mulai coba bereksperimen dan menelurkan single ‘New Light’ bersama produser No I.D.
ADVERTISEMENT
Single ‘New Light’ pula yang membuat Mayer ingin melangsungkan tur dunia pada 2019. Indonesia pun menjadi satu negara yang ia tuju.
4. Fakta lain di luar musik
John Mayer merupakan seorang solois yang terobsesi mengoleksi gitar. Mayer diketahui memiliki dan memakai lebih dari 200 gitar di sepanjang kariernya.
Ia juga memiliki berbagai signature guitar, termasuk OM-28 John Mayer ciptaan Martin Guitars yang hanya dibuat sebanyak 404 dan John Mayer Black1 dari Fender yang terinspirasi dari Rory Gallagher dan Stevie Ray Vaughan.
Selain mengkoleksi gitar, John Mayer juga terkenal karena kerap terlihat dekat bersama wanita. Mayer yang belum pernah menikah hingga saat ini diketahui pernah menjalin kasih dengan Jennifer Love Hewitt, Jessica Simpson, Minka Kelly, Jennifer Aniston, dan Katy Perry.
ADVERTISEMENT