news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Joss Stone Dideportasi dari Iran

5 Juli 2019 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joss Stone. Foto: ROBYN BECK / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Joss Stone. Foto: ROBYN BECK / AFP
ADVERTISEMENT
Penyanyi Joss Stone sedang menjalani tur dunia yang bertajuk 'Total World Tour' sejak Maret lalu bersama produsernya, Cam Noble. Stone mewajibkan dirinya untuk tampil di setiap negara di dunia, meski dirinya tidak diundang untuk tampil di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Independent, Stone sampai rela memasuki Suriah secara ilegal hanya untuk tampil di Al-Malikiyah. Dia juga sempat tampil di sebuah bar di Pyongyang, Korea Utara, pada 13 Maret lalu.
Hingga kini, sudah lebih dari 20 negara di dunia yang telah dia sambangi. Iran adalah negara terakhir yang harus ia datangi untuk menutup tur dunianya. Namun, perjalanannya di sana tidak berjalan lancar.
Lewat sebuah video yang diunggah ke akun Instagram-nya, pelantun 'Spoiled' ini mengungkapkan bahwa dia berserta timnya dideportasi dari Iran. Alasannya, negara tersebut tidak memperbolehkan adanya konser dengan wanita sebagai penyanyinya.
"Kami sadar kalau (di Iran) tidak boleh ada konser (dalam skala besar), apalagi aku seorang perempuan dan itu ilegal di negara ini. Secara pribadi, aku tidak mau dipenjara di Iran atau mencoba mengubah politik negara-negara yang aku kunjungi, dan aku tidak ingin membuat orang lain dalam bahaya," tulisnya pada keterangan video yang diunggahnya.
ADVERTISEMENT
Stone menuturkan bahwa pihak berwajib tidak percaya dia dan timnya akan tidak akan menggelar konser dalam skala besar.
"Kami di-blacklist dan dibawa ke ruang imigrasi. Setelah diskusi panjang dengan orang-orang imigrasi yang amat sangat ramah, keputusan pun dibuat. Kami ditahan malam itu dan dideportasi keesokan paginya. Tentu saja aku patah hati," kata penyanyi lagu 'Super Duper Love' itu.
Stone mengaku sudah menjelaskan misinya untuk menggelar konser kecil-kecilan di Iran. Yakni, untuk membawa perasaan yang menyenangkan dengan apa yang Stone berikan, sekaligus menunjukkan pada orang-orang yang menginginkan hal-hal positif. Tentunya, dengan pemahaman bahwa kinerja publik bukanlah pilihan dalam skenarionya.
"Aku harus berjalan maju, dan tentu saja, musik menggerakkanku. Tapi, bukan berarti kita harus melanggar hukum karenanya. Musik ada di mana-mana. Bahkan di sini (Iran), kami harus bermain sesuai aturan dan mereka harus percaya bahwa kami akan melakukannya," kata Stone.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Joss Stone memikirkan petugas imigrasi yang bicara padanya. Menurutnya, para petugas bersikap sangat baik padanya, membuatnya mempertanyakan kebaikan mereka.
"Apakah mereka hanya membuat kami nyaman agar kami bisa berjalan tanpa drama menuju sel penjara kami? Tidak, orang-orang ini adalah orang-orang yang benar-benar baik yang juga merasa sedih karena mereka tidak dapat melewati sistem. Seorang penerjemah bernama Mohamed menyampaikan, mereka (petugas imigrasi) berharap kami akan pergi ke kedutaan (kedutaan Iran di Inggris, tempat asal Joss Stone) untuk menyelesaikan semuanya," jelas Stone.
Joss Stone. Foto: ROBYN BECK / AFP
"Mereka (petugas imigrasi) menolak kami masuk dengan hati yang berat dan kami minta maaf. Petugas imigrasi juga terus meminta maaf pada kami sepanjang proses, hingga kami naik ke dalam pesawat. Kami adalah orang-orang yang seharusnya minta maaf," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dilansir BBC berdasarkan pernyataan kepolisian Iran, Joss Stone tidak memiliki dokumen yang diperlukan untuk memasuki Iran. Polisi juga membantah bahwa Stone sempat ditahan. Stone hanya dideportasi ke penerbangan menuju Uni Emirat Arab di hari berikutnya, sesuai dengan peraturan perjalanan.