Kebanggaan Ruth Marini Terlibat di Film 'Wiro Sableng'

Ruth Marini sebagai Sinto Gendeng di Film Wiro Sableng (Foto: Instagram @wirosablengofficial)

Film 'Wiro Sableng' menghadirkan begitu banyak pemain. Ruth Marini, salah satunya. Ia berperan sebagai Sinto Gendeng, guru Wiro Sableng, yang menguasai banyak jurus.

Bernama asli Sinto Weni, tokoh perempuan tua yang rambut putihnya dihiasi sejumlah tusuk konde tersebut terbilang aneh dalam bertingkah laku. Itulah sebabnya ia dijuluki Sinto Gendeng.

'Wiro Sableng' merupakan debut Ruth sebagai pemain film layar lebar. Sebelumnya, ia aktif berteater. Ditemui di kawasan Tangerang, baru-baru ini, Ruth mengungkapkan kebanggaannya lantaran berkesempatan membintangi 'Wiro Sableng'.

"Saya sangat bangga, ya, terlibat di 'Wiro Sableng' karena banyak perempuan terlibat. Perempuan itu menjadi tangguh. Menjadi mampu memberikan perlawanan. Bukan perempuan yang mungkin lemah. Di sini perempuan hadir sebagai pendekar-pendekar. Semoga itu menular, 'pendekar' bisa dalam rumah, dalam posisi apa pun," tuturnya.

Sinto Gendeng untuk pertama kailnya ditampilkan dalam poster yang diunggah di Instagram @lifelikepictures beberapa waktu lalu. Namun, yang diperlihatkan hanya sosoknya tampak belakang--tengah bergoyang.

Sosok Sinto Gendeng kembali diperlihatkan melalui official first look teaser film 'Wiro Sableng' yang diunggah di channel YouTube Lifelike Pictures. Dalam video tersebut, ia tengah bertarung dengan muridnya.

Wajahnya sempat ditampakkan ketika Sinto mendongak. Kala itu, kamera tengah menyorotnya dari atas.

Kini, sosoknya semakin jelas terlihat melalui official trailer. Ia muncul dalam tiga potongan adegan, yakni ketika tertawa bersama Wiro Sableng, agak menunduk sambil menggenggam kapak, dan menghadap ke depan--namun dalam situasi yang cukup gelap.

Lantas, bagaimana komentar Ruth terkait penampilannya sebagai Sinto Gendeng dalam official trailer tersebut?

"Ya, ini perdana, di trailer, baru tampak depannya Sinto. Aku, sih, deg-degan pertama melihat trailer," ucap Ruth menandaskan sebelum memulai perkataannya dengan tawa.