Kembali Digelar, Docs By The Sea Hadirkan Bentuk Pendanaan Baru

19 Juli 2018 21:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Docs By The Sea di kawasan Jakarta Pusat (Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Docs By The Sea di kawasan Jakarta Pusat (Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan)
ADVERTISEMENT
In-Docs bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) kembali menyelenggarakan 'Docs By The Sea' untuk yang kedua kalinya. Forum global yang menghubungkan para pembuat film dokumenter Tanah Air dan Asia Tenggara dengan industri serta investor film dokumenter internasional tersebut akan digelar di Hotel The Patra Kuta, Bali, 2-9 Agustus mendatang.
ADVERTISEMENT
Penyelenggaraan Docs By The Sea pada tahun lalu, menurut Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik, menunjukkan tingginya minat dan perhatian dunia internasional terhadap film dokumenter.
"Itu sebabnya, dari hasil evaluasi tersebut, momentum ini tidak bisa disia-siakan," ucap Ricky dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (19/7).
Kali ini, Docs By The Sea hendak memfasilitasi bentuk pendanaan baru. Bertujuan mendorong terciptanya film-film dokumenter berkualitas melalui program mentorship, skema distribusi, dan pendanaan, hasil kolaborasi bersama perusahaan on-demand berbasis aplikasi GO-JEK itu diberi nama Docs By The Sea Co-Production Fund.
Sekitar 20 proyek dokumenter Indonesia akan berkompetisi untuk mendapatkan Docs By The Sea Co-Production Fund dalam gelaran tahunan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung ekonomi kreatif Indonesia. Dalam hal ini, yakni komunitas pembuat konten lokal dan pelaku industri perfilman Tanah Air. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberi kesempatan kepada mereka agar karya-karyanya dapat dinikmati, tak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia," tutur Chief of Corporate Affairs GO-JEK, Nila Marita.
Selain 61 peserta workshop dengan 31 proyek dari 11 Negara, Docs By The Sea 2018 akan dihadiri oleh 71 peserta pitching forum serta para mentor dan decision-maker yang terdiri atas 42 pakar industru dari 31 institusi atau perusahaan dari 14 negara.
Direktur Program In-Docs Amalia Hapsari (Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Program In-Docs Amalia Hapsari (Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan)
Sebanyak 31 film dokumenter dari Asia Tenggara dan Australia yang telah lolos seleksi akan mengikuti program inkubasi selama empat hari. Setelahnya, diadakan pula pitching forum dan kegiatan industri lainnya selama tiga hari.
ADVERTISEMENT
Film-film dokumenter terseleksi itu akan dipresentasikan kepada 35 lembaga donor, jaringan televisi, distributor, dan platform dunia yang membutuhkan. Sejumlah institusi internasional yang telah mengonfirmasi kedatangannya, yaitu Tribeca Film Institute (Amerika), Guardian (Inggris), Al-Jazeera (Qatar), SBS (Australia), Ideosource (Indonesia), POV (Amerika), Visions du Reél (Swiss), Dok Leipzig (Jerman), Asian Network for Documentary (Korea Selatan), NHK (Jepang), dan Channel News Asia (Singapura).
Bekerja sama dengan Tribeca Film Institute, Docs By The Sea juga menjadi tuan rumah IF/THEN. Program tersebut akan memberi pendanaan dan dukungan distribusi untuk empat film pemenang.
Selain itu, Al-Jazeera akan menyeleksi seorang pemenang yang filmnya akan diproduksi oleh jaringan berita tersebut. IDFA (Belanda) akan memilih satu proyek untuk menghadiri IDFAcademy dan menjadi pengamat di IDFA Forum. Dok Leipzig akan mengundang satu proyek untuk menghadiri market co-production-nya.
Konferensi Pers Docs By The Sea di kawasan Jakarta Pusat (Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Docs By The Sea di kawasan Jakarta Pusat (Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan)
Current TV (Republik Ceko) akan menghibahkan dana sebesar 3.000 dolar AS atau sekitar Rp 43 juta untuk presentasi terbaik. Australia AIDC akan memilih akan memilih satu proyek Indonesia untuk dipresentasikan di Melbourne tahun depan. Docs Port Incheon (Korea Selatan) akan memilih film-film dokumenter terbaik Asia Tenggara untuk dibawa ke Korea.
ADVERTISEMENT
Konferensi pers Docs By The Sea juga menghadirkan Ismail Fahmi Lubish sebagai peserta gelaran serupa tahun lalu. Pada kesempatan itu, dia berkisah mengenai pengalamannya sebagai pembuat film dokumenter.
"Sejak 1998, saya selalu bekerja sama dengan asing dan berhasil menang di mana-mana. Kemudian terpikir bahwa kenapa saya tidak membuat film sendiri dan membawa nama Indonesia," tuturnya.
Ternyata, betapa sulit baginya mencari pendanaan untuk proyek dokumenter. Angin segar kemudian datang ketika Direktur Program In-Docs Amalia Hapsari memberi tahu Ismail mengenai Docs By The Sea.
"Indonesia terlalu luas. Banyak budaya dan lain-lain. Seharusnya, film dokumenternya lebih banyak dari fiksi," ucap Ismail.
Alhasil, sejalan dengan misi Bekraf, Ricky berharap agar Docs By The Sea dapat kembali diselenggarakan pada tahun-tahun berikutnya. "Maunya bukan cuma tiap tahun ada, tapi tiap tahun makin besar," tutup Ricky.
ADVERTISEMENT