Kilas Balik Perjalanan J.R.R. Tolkien Ciptakan 'The Lord of the Rings'

3 Januari 2018 13:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
J.R.R. Tolkien. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
J.R.R. Tolkien. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Penulis kawakan yang terkenal dengan karya tulisannya, berupa trilogi 'The Lord of the Rings', 'The Hobbit', dan 'The Silmarillion', sedang berulang tahun hari ini. Jika sampai hari ini J.R.R. Tolkien masih hidup, sang penulis akan menginjak usia 126 tahun.
ADVERTISEMENT
kumparan (kumparan.com) akan melakukan kilas balik ke masa karya sastranya akhirnya bisa diadaptasi menjadi film box office yang mendunia.
Pria bernama asli John Ronald Reuel Tolkien itu lahir pada tanggal 3 Januari 1892 di Bloemfontein, Orange Free State atau yang saat ini dikenal sebagai Afrika Selatan. Dia lahir sebagai keluarga berdarah Jerman, namun dia tumbuh besar di Inggris.
Sejak masih belia, Tolkien memang sudah menunjukkan ketertarikannya pada literasi. Itu yang membawa dia ke dunia penuh fantasi dan bisa menciptakan semesta yang tidak pernah dikenal manusia.
Misalnya saat dia masih muda dulu, dia dan saudara-saudaranya sering mengkonstruksi bahasa baru. Beberapa di antaranya adalah Nevbosh dan Naffarin, bahasa yang dibuat Tolkien sendiri.
The Lord of the Rings (Foto: Facebook @lordoftheringstrilogy)
zoom-in-whitePerbesar
The Lord of the Rings (Foto: Facebook @lordoftheringstrilogy)
Singkatnya, akhirnya Tolkien mulai menciptakan karyanya yang paling termasyhur, bahkan sampai seluruh penjuru dunia. Tiada lain selain novel epik 'The Lord of the Rings'. Dia membutuhkan waktu sekitar satu dekade untuk menyelesaikan trilogi tersebut, termasuk mengonstruksi bahasa yang dipakai peri, manusia, atau makhluk lain di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Awalnya Tolkien berniat menuliskan buku-buku tersebut menjadi sebuah buku anak. Tapi seiring progres buku tersebut, jalan cerita berkembang menjadi lebih gelap dan rumit, tidak seperti apa yang dia inginkan di awal pembuatan. Akhirnya itu yang membuat penjualan novel tersebut jadi disasar ke orang dewasa.
Selain novel trilogi 'The Lord of the Rings', Tolkien melanjutkan perjalanan tulisannya. Dia membuat trilogi 'The Hobit' yang merupakan prequel dari 'The Lord of the Rings'. Selain itu, dia juga membuat 'The Silmarillion' yang merupakan kehidupan jauh sebelum era 'The Lord of the Rings' dan 'The Hobbit'.
Inilah yang membuat J.R.R. Tolkien dijuluki sebagai bapak literatur fantasi modern.
Adegan film The Lord of the Rings.
zoom-in-whitePerbesar
Adegan film The Lord of the Rings.
Kesuksesan semua novel Tolkien ini yang membuat para pegiat film melirik hasil karyanya untuk dijadikan film layar lebar.
ADVERTISEMENT
Usaha yang pertama kembali ke tahun 1957. Forrest J. Ackerman, Morton Grady Zimmerman, dan Al Brodax mengirim proposal tentang film yang akan mereka buat kepada Tolkien. Pertamanya Tolkien tertarik dengan proyek tersebut, tapi ada beberapa catatan dari skenario yang membuatnya kecewa terhadap adaptasi yang akan dibuat ketiga orang itu. Akhirnya proyek tersebut tidak pernah direalisasikan.
Tolkien sempat memberikan pernyataan tentang naskah yang dikirimkan Zimmerman saat itu.
"Aku akan minta mereka berusaha mengimajinasikan untuk memahami iritasi (dan terkadang kebencian) seorang penulis, yang menemukan, seiring adanya hasil, hasil kerjanya diperlakukan sembarangan secara umum, berada di tempat sembarangan, dan tidak ada bukti tanda-tanda mengapresiasi itu semua," kata Tolkien dalam arsip suratnya dengan nomor 207.
ADVERTISEMENT
Tolkien wafat pada tahun 1973. Tapi adaptasi film dari novelnya itu baru bisa terwujud pada tahun 2001. New Line Cinema yang mendapatkan lisensi untuk menerjemahkan novelnya menjadi layar lebar yang dikomandoi sutradara Peter Jackson.
'The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring' (2001), 'The Lord of the Rings: Two Towers' (2003), dan 'The Lord of the Rings: The Return of the King' (2004) sukses besar di pasar seluruh dunia.
Ini semua berkat permainan akting luar biasa dari para jajaran aktor yang bermain di dalamnya. Mereka yang bertahan sepanjang trilogi itu ada Viggo Mortensen, Elijah Wood, Ian McKellen, Orlando Bloom, Sean Astin, Dominic Monaghan, John Rhys-Davies, dan Billy Boyd yang menjadi fellowship of the ring.
Adegan film The Lord of the Rings. (Foto: Dok.imdb)
zoom-in-whitePerbesar
Adegan film The Lord of the Rings. (Foto: Dok.imdb)
Selain mereka, 'The Lord of the Rings' juga diramaikan dengan kehadiran Sean Bean, Cate Blanchett, Liv Tyler, Hugo Weaving, Miranda Otto, Christopher Lee, dan Andy Serkis.
ADVERTISEMENT
Trilogi pertama berhasil membawa pulang empat piala Oscars dari 13 nominasi, di antaranya 'Best Cinematography' dan 'Best Original Score'. Film kedua berhasil menyabet dua piala saja dari enam nominasi, yaitu 'Best Sound Editing' dan 'Best Visual Effects'.
Sedangkan trilogi terakhir 'The Lord of the Rings' menjadi yang paling sukses dalam hal menyabet penghargaan. 'The Return of the King' membawa pulang semua nominasi yang diterima 'The Lord of the Rings', berjumlah sebelas piala. Di antaranya adalah 'Best Picture', 'Best Director', dan 'Best Adapted Screenplay'.
Setelah trilogi film 'The Lord of the Rings' milik Peter Jackson itu sudah tidak ada lagi, kini muncul kabar bahwa karya sastra Tolkien itu akan dibuat menjadi serial televisi.
ADVERTISEMENT
Pada November 2017, Amazon dikabarkan telah membeli hak cipta televisi untuk 'The Lord of the Rings'. Berita ini membuat para penggemar heboh. Seperti apa kira-kira jalan cerita serial TV ini? Apakah akan sama dengan film atau akan mengeksplor novel Tolkien yang belum pernah disentuh? Kita belum tahu apa jawabannya.
Yang jelas, selamat ulang tahun ke-126 J.R.R. Tolkien!