news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kilas Balik Ray Sahetapy: si Raja Film Indonesia

6 Juni 2018 15:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ray Sahetapy (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Ray Sahetapy (Foto: Munady)
ADVERTISEMENT
Ferenc Raymond Sahetapy atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ray Sahetapy merupakan seorang aktor yang sudah cukup lama menghiasai layar kaca Indonesia. Berbagai peran telah ia lakoni selama berkiprah di dunia hiburan Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Hingga usianya sudah memasuki kepala enam, Ray terbilang masih cukup aktif membintangi beberapa film. Kemampuan aktingnya seolah juga tak tergerus oleh perkembangan zaman.
Berikut ini, kumparan telah merangkum perjalanan hidup Ray Sahetapy, mulai dari karier hingga kehidupan pribadinya. Simak ulasannya di bawah ini, ya.
1. Awal meniti karier di dunia hiburan
Ray mengawali kariernya di dunia seni peran sejak tahun 1980-an, setelah dirinya lulus kuliah dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Film perdana yang dibintangi oleh pria 61 tahun tersebut ialah 'Gadis' yang disutradarai oleh Nya Abas Akup.
Ray Sahetapy di film Gadis (Foto: Dok, Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Ray Sahetapy di film Gadis (Foto: Dok, Wikipedia)
Di film perdananya itu, Ray berperan sebagai Renggo, seorang pria yang jatuh cinta dengan Gadis (Dewi Yull). Meskipun di film tersebut diceritakan bahwa hubungan cinta Renggo dan Gadis tak berjalan mulus, namun di kehidupan nyata, Ray berhasil merebut hati Dewi dan menjadikannya kekasih.
ADVERTISEMENT
2. Menikah dengan Dewi Yull
Benih-benih cinta yang Ray taburkan kepada Dewi Yull akhirnya berimbas pada kesepakatan untuk menikahi wanita pujaannya itu pada tanggal 16 Juni 1981. Pernikahan tersebut tidak direstui oleh orang tua dari Dewi Yull karena adanya perbedaan agama.
Dari hasil pernikahannya tersebut, pasangan ini dikaruniai 4 orang anak, yakni Giscka Putri Agustina Sahetapy, Rama Putra Sahetapy, Surya Sahetapy, dan Muhammad Raya.
Sayangnya, pernikahan yang telah dirajut selama 23 tahun tersebut harus kandas di meja pengadilan pada 24 Agustus 2004, karena rencana poligami yang akan dilakukan oleh Ray Sahetapy.
3. Ray Sahetapy pernah memerankan lebih dari 70 Film
Setelah sukses memerankan tokoh Renggo di film perdananya, Ray kemudian mendapatkan banyak tawaran untuk terlibat di sejumlah film. Seperti film 'Sejuta Surat Sutra', 'Kabut Ungu di Bibir Pantai', 'Dukun Ilmu Hitam', 'Darah Mahkota', 'Ponirah Terpidana', 'Secangkir Kopi Pahit', 'Kerikil-Kerikil Tajam', 'Opera Jakarta', 'Tatkala Mimpi Berakhir', 'Sebening Kaca' hingga 'Noesa Penida' adalah sederet film yang dimainkan Ray pada dekade 1980-an.
ADVERTISEMENT
Sementara pada dekade 1990-an, Ray terlibat dalam film 'Jangan Bilang Siapa-siapa', 'Nona Manis', 'Sejak Cinta Diciptakan', hingga 'Curi-curi Kesempatan'. Kemudian, industri film Indonesia mengalami mati suri, kalah dengan munculnya sinema elektronik (sinetron) di penghujung tahun 90-an.
Ray Sahetapy (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Ray Sahetapy (Foto: Munady Widjaja)
Ketika industri perfilman Tanah Air mulai bangkit lagi, pemeran film 'Opera Jakarta' itu turut ambil bagian. Pada 2000-an awal, Ray bermain pada film 'Dunia Mereka' (2006), 'Terowongan Casablanca' (2007), 'Mengaku Rasul' (2008), 'Identitas' (2009), hingga 'Akibat Pergaulan Bebas' (2010).
Selanjutnya, ketika usia sudah setengah abad, Ray masih tetap eksis membintangi beberapa film, seperti, film 'Mudik' (2011), 'The Raid' (2012), 'Sepatu Dahlan' dan 'Haji Backpacker' (2014),' Comic 8' (2015), 'Spy in Love' (2016), 'Raksasa Dari Jogja' (2017), hingga 'Insyallah Sah 2' (2018).
ADVERTISEMENT
4. Terlibat dalam Parfi 56
Ray Sahetapy (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Ray Sahetapy (Foto: Munady)
Ray yang pernah bersekolah bareng dengan Deddy Mizwar dan Didi Nini Thowok semasa di IKJ, juga aktif terlibat dalam organisasi Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia) 56. Bahkan pemeran film 'The Raid' tersebut menjadi salah satu pengurus besarnya.
Parfi 56 merupakan asosiasi aktor yang berfungsi sebagai rumah dan wadah bagi artis film Indonesia, untuk mengembangkan potensi serta dapat berperan penting dan memberikan kontribusi bagi kemajuan perfilman nasional sebagai salah satu pilar ekonomi kreatif.
"Jadi aktor itu bukan sembarangan orang, menurutku karena dia harus mampu memasuki ruang ruang lain," kata Ray Selasa (5/6).
5. Mendirikan Teater Tujuh bagi Penyandang Tuli
Ray Sahetapy harus berlapang dada mempunyai dua anak yang tuli yakni Giscka Putri Agustina Sahetapy dan Surya Putra Sahetapy.
ADVERTISEMENT
Pemeran film 'Identitas' tersebut seolah terinspirasi dari Surya yang masih bisa berprestasi meski mempunyai keterbatasan pendengaran. Berkat pengalaman tersebut, Ray memberanikan diri untuk mendirikan teater tujuh yang berisikan orang-orang tuli.
Teater yang baru didirikan tiga bulan lalu itu telah mempunyai anggota sebanyak 12 orang. Teater ini juga merupakan teater tuli pertama di Jakarta dan teater ini sebagai kekuatan untuk mengembangkan gagasan nusantara.
Rencananya pada 29 Juni nanti, teater tersebut akan membuat pagelaran di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat.
"Saya menyutradarai teater tuli, orang-orangnya, aktornya tuli semua," kata Ray.
Itulah tadi ulasan mengenai sosok Ray Sahetapy, pria yang kini rambutnya tekah beruban, tapi masih saja tetap idealis menggelorakan gagasan Nusantara.