Kisah Teroris, Wiji Thukul hingga Nenek Dimensia di Docs By The Sea

30 Agustus 2017 6:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Forum Dokumenter Docs By The Sea (Foto: Salmah Muslimah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Forum Dokumenter Docs By The Sea (Foto: Salmah Muslimah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Enam belas proyek film dokumenter telah dipresentasikan di forum film dokumenter Docs By The Sea, Selasa (29/8). Sebagian mengangkat tema keunikan budaya, hak asasi manusia hingga kisah cinta dan persahabatan.
ADVERTISEMENT
Dari keenam belas proyek film ini, salah satunya mengangkat kisah penyair sekaligus aktivis Wiji Thukul yang sampai saat ini masih tak jelas rimbanya. Wiji Thukul hilang sekitar sebulan sebelum rezim tumbang saat peristiwa 1998.
Lewat judul When People Dare to Ask, sutradara Steve Pillar Setiabudi ingin mengingatkan kembali nasib Wiji Thukul. Film ini diproduseri oleh Amerta Kusuma dan Yulia Evina Bhara.
"Film ini merekam bagaimana perjalanan kami berjuang melawan tirani dengan seni," kata Steve di forum Docs By The Sea, di Hotel Vouk, Nusa Dua, Bali, Selasa (29/8).
Tema lainnya yang dipresentasikan di forum ini adalah tentang persahabatan lewat film You and I yang mengisahkan tentang dua perempuan mantan tahanan politik 1964/1965. Di usia senja keduanya hidup satu atap dalam persahabatan yang kuat dan menyentuh.
ADVERTISEMENT
"Ada latar belakang sejarah mengapa mereka begitu dekat dan tidak terpisahkan. Tapi film itu tidak bicara masa itu yah, tapi bicara saat ini, bagaimana mereka survive," kata sutradara You and I, Fanny Chotimah.
Pemutaran teaser film You and I (Foto: Salmah Muslimah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemutaran teaser film You and I (Foto: Salmah Muslimah/kumparan)
Proyek film yang diproduseri oleh Tazia Teresa Darryanto dan Yulia Evina Bhara ini sudah masuk tahap post produksi. Mereka sudah memulai proyek ini sejak 2 tahun lalu.
"Kisah relasi dua orang yang universal dan bisa menyambung ke mana saja, negara mana saja enggak harus orang tua, anak muda juga bisa," kata Tazia.
Tazia mengatakan proyek film ini rencananya rampung akhir tahun 2017. Oleh sebab itu dia berharap di forum ini bisa mendapat pendanaan untuk menyelesaikan proyek film dan melakukan distribusinya.
ADVERTISEMENT
"Lewat pitching ini kita bisa dapat (pendanaan), karena kita kebutuhannya film ini harus diceritakan ke penonton seluas-luasnya. Sehingga cerita dua perempuan ini dengan latar belakar sejarah dan dibungkus relasi ini bisa tersampaikan ke banyak orang," ucap Tazia.
Pemutaran teaser film You and I (Foto: Salmah Muslimah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemutaran teaser film You and I (Foto: Salmah Muslimah/kumparan)
Film ini bercerita tentang Kaminah (70) dan Kusdalini (74) yang hidup bersama di sebuah rumah yang sempit. Keduanya menjadi dekat karena sama-sama mantan tahanan politik tahun 1964/1965.
Mereka memenuhi kebutuhan hidup dengan berjualan biskuit. Keduanya menjaga satu sama lain hingga Kusdalini menderita demensia. Kaminah tetap setia merawat dan mendampingi Kusdalini.
Kusdalini mengalami struk dan dirawat di rumah sakit. Kala itu Kusdalini sudah memiliki firasat akan meninggal, namun Kaminah tetap memberi semangat agar sahabatnya kuat. Namun takdir berkata lain, Kusdalini harus pergi meninggalkan Kaminah seorang diri.
Fanny dan Tazia di Docs By The Sea (Foto: Salmah Muslimah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fanny dan Tazia di Docs By The Sea (Foto: Salmah Muslimah/kumparan)
Kisah lainnya adalah soal teroris. Lewat judul film The Terorist Wisphere, Sutradara Justin Ong ingin mengangkat bagaimana seseorang bisa 'terjebak' menjadi teroris. Mengisahkan perjalanan Noor Huda Ismail yang merupakan produser film The Terorist Wisphere. Huda memiliki pengalaman dengan teroris, dia pernah bertemu dengan WNI yang bergabung dengan ISIS. Huda juga bekerja bersama timnya untuk melakukan deradikalisasi bagi mereka yang pernah 'tersangkut' kasus terorisme.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara menyadarkan mereka, bagaimana menyelamatkan mereka agar ketika mereka sadar tidak lagi kembali ke dunia terorisme. Melalui film ini, Justin berharap bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Salah satu decision maker di pitching ini, Husain Currimbhoy, Programmer Sundance Film Festival dari Amerika Serikat mengatakan tertarik dengan film ini. Menurutnya penting untuk mencari tahu bagiamana seseorang bisa bergabung menjadi kelompok teroris.
"Seseorang yang terlihat normal tiba-tiba berubah jauh. Banyak faktor yang membuat hal itu terjadi. Saya sangat tertarik bagaimana seseorang berubah, bagaimana psikologis itu berubah, itu bukan transformasi yang mudah. Kita harus memahami ini untuk bisa menghentikan kan," katanya.
Docs By The Sea merupakan forum dokumenter internasional yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan In-Docs. Para pembuat film dokumenter di kawasan Asia Tenggara dipertemukan dengan lebih dari 30 decision maker dari lembang-lembaga internasional dan pemegang kunci film dokumenter dari 16 negara.
ADVERTISEMENT
Puncak acara forum dokumenter internasional, Docs By The Sea, dilaksanakan Selasa hingga Rabu tanggal 29-30 Agustus 2017 di Nusa Dua, Bali. Di acara ini sebanyak 30 proyek film dokumenter dipresentasikan di depan para stakeholder industri perfilman internasional. 16 proyek film dipresentasikan pada Selasa dan 14 sisanya di hari Rabu.