‘Land of Mine’, Sudut Pandang Pihak Jerman Usai Perang Dunia II

26 April 2018 11:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cuplikan adekan film 'Land of Mine' (Foto: Dok. IMDb)
zoom-in-whitePerbesar
Cuplikan adekan film 'Land of Mine' (Foto: Dok. IMDb)
ADVERTISEMENT
Perang Dunia II menjadi salah satu momok paling mengerikan di dunia. Perang yang bermula dari penjajahan Partai Nazi asal Jerman di berbagai belahan dunia, menimbulkan mimpi buruk bagi banyak orang bahkan hingga kini.
ADVERTISEMENT
Selama berpuluh-puluh tahun industri perfilman Hollywood menggambarkan Perang Dunia II dari sudut pandang negara-negara oposisi Jerman, yang hancur serta menderita tirani dan terjajah.
Sutradara asal Denmark, Dir Martin Zandvliet, kemudian memprakarsai film ‘Land of Mine’ yang menceritakan kisah nyata Perang Dunia II dari sudut pandang Jerman, usai Partai Nazi mengalami kekalahan besar-besaran.
Cuplikan film 'Land of Mine'. (Foto: Youtube/Movieclips Indie)
zoom-in-whitePerbesar
Cuplikan film 'Land of Mine'. (Foto: Youtube/Movieclips Indie)
Dibintangi oleh Roland Møller, Louis Hofmann, Joel Basman, dan Mikkel Bor Følsgaard, ‘Land of Mine’ menceritakan tentang 14 remaja Jerman yang menjadi tawanan dan dipaksa untuk menjadi tim penjinak ranjau di pesisir pantai sebelah barat oleh tentara Denmark.
Tanpa pengalaman sebagai penjinak bom, Sersan Carl Leopold Rasmussen (Møller) meminta ke-14 remaja tersebut untuk mematikan setidaknya 6 ranjau setiap hari dalam waktu 3 bulan. Hal itu dilakukan untuk membersihkan pantai dari 45.000 ranjau yang tersembunyi di pantai.
ADVERTISEMENT
Tidak mudah bagi para remaja Jerman tersebut untuk menjadi penjinak ranjau amatiran, belum genap tiga bulan, beberapa dari mereka bahkan harus meregang nyawa karena tidak sengaja menginjak, atau merusak komponen ranjau yang kemudian membuatnya meledak.
Melihat hal tersebut, Rasmussen yang awalnya kasar mulai mengalami konflik batin dengan dirinya sendiri. Di satu sisi ia tahu bahwa remaja tersebut berasal dari Jerman yang telah menjajah Denmark, Tanah Air-nya. Namun, di sisi lain ia merasa kasihan lantaran para remaja tersebut tidak seharusnya menderita dan menjadi korban perang.
Cuplikan film 'Land of Mine'. (Foto: Youtube/Movieclips Indie)
zoom-in-whitePerbesar
Cuplikan film 'Land of Mine'. (Foto: Youtube/Movieclips Indie)
Dari sudut pandang para remaja Jerman, Sebastian (Hofmann) masih merasa optimistis sang Sersan yang labil akan berbaik hati dan mengizinkan mereka pulang ke Jerman. Sedangkan Wilhelm (Basman) justru kian pesimis dan berusaha beberapa kali mencoba mangkir dan menghindari pekerjaannya yang amat beresiko.
ADVERTISEMENT
Tak hanya konflik batin dari Rasmussen dan para remaja Jerman, di lokasi mereka tempati, ada pula satu keluarga kecil yang beranggotakan seorang ibu dan anak gadis kecil yang masih polos dan baik hati. Keluarga tersebut juga menciptakan sebuah drama dan konflik baru yang semakin membuat film ‘Land of Mine’ menegangkan dan mengharukan untuk disaksikan.
Tanpa berusaha memprovokasi atau membawa kenangan pahit dari Perang Dunia II, Zandvliet ingin memperlihatkan pada banyak orang bahwa ada beberapa orang Jerman yang juga menderita karena ulah Nazi.
Anak-anak muda seperti yang digambarkan dalam film, merupakan contoh kecil dari kejamnya penghukuman kepada masyarakat Jerman yang bahkan tak punya hubungan dengan Partai Nazi.
‘Land of Mine’yang dirilis pada 2015, telah diganjar dengan beberapa penghargaan, termasuk nominasi ‘Best Foreign Language Film’ di The Oscars 2017, memenangkan ‘Audience Award’ di Rotterdam International Film Festival 2016, serta memborong piala di European Film Awards 2016 dalam kategori ‘Best Cinematography’, ‘Best Costume Design’, dan ‘Best Hair & Make-up’.
ADVERTISEMENT
Dalam festival film Europe On Screen pada 3 Mei sampai 12 Mei mendatang, ‘Land Of Mine’ adalah salah satu film unggulan yang sayang jika dilewatkan. Untuk itu, jangan lupa untuk menyaksikannya pada 9 Mei pukul 19.00 WIB di Qubicle Surabaya, dan pukul 19.30 WIB di Kineforum Jakarta.
Lalu pada 10 Mei kalian bisa menyaksikan 'Land of Mine' pukul 19.30 WIB di Grand Aston Hotel Medan, dan pada 11 Mei pukul 19.30 WIB di Istituto Italiano Jakarta.