Main Film Bareng Christine Hakim, Marthino Lio dan Anindya Putri Gugup

23 Agustus 2018 19:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemeran film 'Sultan Agung' (14/08/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemeran film 'Sultan Agung' (14/08/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pengalaman pertama berada dalam satu film dengan aktor senior tak jarang membuat para pemain yang lebih muda, terlebih pendatang baru, merasa grogi. Demikian halnya yang terjadi pada Marthino Lio dan Anindya Kusuma Putri.
ADVERTISEMENT
Keduanya mengaku teramat canggung lantaran baru pertama kali membintangi film yang sama dengan Christine Hakim. Ya, ketiganya berperan dalam film 'Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta' yang tayang mulai hari ini, Kamis (23/8).
Lio bahkan sudah memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk sebelum memulai proses syuting bersama Christine. Hanya saja, apa yang telah dicemaskan aktor berusia 29 tahun itu rupanya tak menjadi kenyataan.
"Awalnya down. Sumpah. Cuma, pas ketemu (Christine) saat reading, 'Oh, enggak.' Ya, sudah," ungkap Lio saat bertandang ke kumparan bersama Christine, Anindya, dan Adinia Wirasti, belum lama ini.
Mendengar ucapan Lio, Christine yang tampak penasaran pun bertanya mengapa lawan mainnya itu dapat berpikir demikian. Aktris berusia 61 tahun tersebut juga bertanya bagaimana pandangan Lio setelah kemudian mengenalnya.
ADVERTISEMENT
"Kan ada beberapa aktor senior yang control freak gitu, loh, Bun. Enggak tahunya, ini (Christine) yang ngerangkul gitu," ujar Lio sembari tersenyum.
"Ibu kan enggak jaim, kan?" tanya Christine.
"Enggak. Sama sekali enggak. Asyik, pokoknya," jawab ayah satu anak tersebut.
Marthino Lio, Pemeran film 'Sultan Agung' (14/08/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Marthino Lio, Pemeran film 'Sultan Agung' (14/08/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Anindya ternyata lebih gugup dibandingkan Lio. Ia bahkan tak hanya merasa grogi lantaran harus berhadapan dengan Christine, melainkan seluruh pemain, mengingat 'Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta' merupakan debutnya di dunia akting.
"Aku awalnya takut, ya. Aku baru pertama kali main dengan semua aktor hebat di sini. Jadi, kayak, 'Aduh, gimana ya, ketemu mereka semua? Mereka baik enggak, ya?' Yang Lio omongkan benar, apakah aktor lain akan merangkul aku yang baru," tutur Puteri Indonesia 2015 itu.
ADVERTISEMENT
Saat proses reading berlangsung pun Anindya masih saja merasa gugup. Seorang kru bahkan sampai menegurnya lantaran ia tampak begitu tegang.
"Timnya Mas Hanung sempat bilang, 'Kamu takut, ya?' 'Iya, Mas. Aku takut.' 'Enggak usah, santai saja.' Memang pas awal aku kayak tegang banget, masih malu-malu, dan belum terbuka," beber Anindya.
Anindya Putri, pemeran film 'Sultan Agung' (14/08/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anindya Putri, pemeran film 'Sultan Agung' (14/08/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Hanya saja, rasa gugup Anindya perlahan memudar setelah mengenal para pemain lainnya. Lama-kelamaan, ia menyadari bahwa para aktor yang terlibat sangat terbuka untuk membimbing pendatang baru seperti dirinya.
"Setelah sering ketemu, mereka sangat merangkul, sih. Sesantai itu. Serius tetap serius, tapi juga tetap santai dan mau berbagi ilmu buat aku yang baru. Enggak pelit untuk sharing," ucapnya.
Christine kemudian menimpali bahwa itulah yang memang seharusnya dilakukan oleh para aktor senior sepertinya.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya wajib, ya, karena kan ini kerja kolektif, ensemble-nya harus benar. Enggak mungkin saya juga tanpa mereka. Bagaimana mau main? Memangnya saya mau main sama tembok? Kan enggak mungkin. Jadi, penting sekali membangun dan menjalin chemistry dengan setiap pemain," tandas Christine diselingi gurauan.
Adinia Wirasti (Kiri), Christine Hakim, pemeran film 'Sultan Agung' (14/08/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Adinia Wirasti (Kiri), Christine Hakim, pemeran film 'Sultan Agung' (14/08/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Film 'Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta' berkisah mengenai perjuangan sang raja untuk menyatukan adipati-adipati di tanah Jawa yang tercerai berai oleh politik VOC di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen. Ia juga harus harus mengorbankan cinta sejatinya kepada Lembayung dan menikahi Ratu Batang, perempuan ningrat yang bukan pilihannya.
Kemarahan Sultan Agung kepada VOC memuncak ketika ia mengetahui bahwa mereka tidak memenuhi perjanjian dagang dengan Mataram. Ia pun mengibarkan Perang Batavia sampai meninggalnya JP Coen dan runtuhnya benteng VOC. Sepanjang perjuangan tersebut, Sultan Agung juga harus menghadapi berbagai pengkhianatan.
ADVERTISEMENT