Masa Kecil Ario Bayu: Jualan di Pasar, Potong Bawang dan Daging

Ario Bayu (Foto: Munady)

Aktor Ario Bayu kembali terlibat dalam sebuah film terbaru berjudul 'Bunda: Kisah Cinta 2 Kodi'. Dalam film ini, suami dari Valentine Payen tersebut diberi peran sebagai Farid, seorang ahli geologi dan juga ayah dari dua orang anak perempuan.

Sepupu Wulan Guritno ini pun mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan banyak pelajaran dari film ini. Salah satunya, soal ia menjadi seorang ayah. Peran yang belum pernah ia jalani dalam kehidupan nyata saat ini.

Namun karena perannya tersebut, Ario pun teringat dengan masa kecilnya. Masa di mana Ario dan keluarganya, terutama sang ayah harus berjuang keras demi menghidupi istri dan anak-anaknya.

Ario Bayu (Foto: Instagram @bayu_ario)

Ia bercerita bahwa saat masih berusia 8 tahun, Ario bersama keluarga memutuskan untuk pindah ke Selandia Baru.

"Saya lihat orang tua saya mulai semua dari nol di negara orang. Bapak saya enggak punya kerjaan, ibu saya juga enggak punya kerjaan waktu itu. 'Nah, gimana ini bisa survive di Selandia Baru?" kenangnya saat ditemui di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.

Akhirnya demi melanjutkan hidup, Ario harus melupakan masa kanak-kanaknya. Masa di mana ia harusnya bermain dengan teman-teman sebaya, justru malah dipakai untuk mencari nafkah bersama keluarga.

"Akhirnya, saya pernah jualan di pasar, jual makanan. Saya, ibu, bapak dan adik saya kita berempat, potong daging, potong bawang. Kita tiap hari Sabtu jualan, kita mulai siap-siap itu dari hari Selasa. Itu selama 10 tahun, bisnis makanan. Dulunya kita jualan di pasar akhirnya orang tua saya memang punya semacam restoranlah di Selandia baru," lanjutnya.

Pemain film Kisah Cinta 2 Kodi (Foto: Munady)

Kesamaan latar belakang hidup dengan tokoh Farid yang ia perankan, mengajarkan Ario bahwa apapun rintangan yang dihadapi akan terselesaikan jika memiliki tekad dan keinginan yang kuat.

Lewat film 'Bunda: Kisah Cinta 2 Kodi' yang akan tayang pada 8 Februari 2018 mendatang, bintang film 'Java Heat' ini ingin agar setiap keluarga siap berkorban jika harus dihadapkan dengan sebuah masalah hidup.

"Ini film (bercerita) bagaimana suami istri bisa menanggulangi masalah besar di dalam satu situasi. Entah itu kebutuhan ekonomi atau apalah, kan banyak ya isu-isu kalau di keluarga. Ini mengenai pengorbanan juga, jadi memang ada hal-hal yang harus dicoba untuk ditaklukkan. Dan ini semua harus berorientasi sama keluarga gitu sih," tutupnya.