Melihat Perbaikan Lingkungan Lewat Ponsel di 'Rewild Our Planet'

7 April 2019 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara 'Rewild Our Planet' di Artscience Museum, Singapura. Foto: Andrian Gilang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Acara 'Rewild Our Planet' di Artscience Museum, Singapura. Foto: Andrian Gilang/kumparan
ADVERTISEMENT
Serial dokumenter ‘Our Planet’, yang menggambarkan tentang bagaimana pentingnya menjaga lingkungan hidup, telah tayang di Netflix sejak 5 April lalu. Seiring dengan penayangan serial itu, Netflix bersama World Wide Fund for Nature (WWF), Google, ArtScience Museum, dan PHORIA, membuat pameran ’Rewild Our Planet’.
ADVERTISEMENT
Berlokasi di ArtScience Museum, Singapura, selama sekitar 10 menit, pengunjung yang datang ke pameran ‘Rewild Our Planet’ diajak untuk memperbaiki lingkungan yang telah rusak.
Setiap pengunjung yang datang ke pameran tersebut, diberikan ponsel pintar dan alat semacam tongsis. Lewat ponsel, para pengunjung bisa melihat citra alam, salah satunya adalah hutan.
Penerapan teknologi augmented reality (AR) dalam pameran 'Rewild Our Planet' Foto: Andrian Gilang/kumparan
Awalnya, diperlihatkan hutan dengan begitu banyak pohon. Dari yang mulanya sangat subur, hutan tersebut terkikis, hingga akhirnya hanya menyisakan lahan kosong.
Dengan tetap menggunakan ponsel, para pengunjung bisa menyaksikan bagaimana hutan yang telah gundul tersebut akhirnya diperbaiki. Setiap pengunjung dapat berkeliling di sekitar area pameran untuk melihat pohon-pohon yang kembali tumbuh.
Dalam pameran ‘Rewild Our Planet’ diterapkan teknologi realitas tertambah atau augmented reality (AR). Pengerjaannya dilakukan oleh Google bersama PHORIA, studio teknologi imersif berbasis di Australia.
ADVERTISEMENT
“Di Google, kami mengembangkan ARCore untuk menciptakan penerapan AR yang imersif,” kata Head of Creative Technology of Google APAC, Miguel de Andres-Clevere, saat peluncuran ‘Rewild Our Planet’ di ArtScience Museum, Singapura, baru-baru ini.
Sementara itu, CEO PHORIA, Trent Clews-de Castella, mengatakan bahwa penerapan AR dalam pameran ‘Rewild Our Planet’, mampu menghubungkan antara manusia dan lingkungan. “Setiap individu bisa saling berinteraksi,” ucapnya di tempat yang sama.
'Rewild Our Planet' di ArtScience Museum, Singapura. Foto: Andrian Gilang/kumparan
Namun, ada tantangan yang dihadapi ketika menerapkan AR dalam pameran ’Rewild Our Planet’, yakni memetakan gambar dari serial Netfix ‘Our Planet’ dengan resolusi 4K ke ponsel pintar, dengan tepat bagi lima atau sepuluh orang dalam waktu yang sama. “Ini perlu kekuatan komputasi yang tinggi,” ujar Trent.
ADVERTISEMENT
Executive Director ArtScience Museum, Honor Herger, menyatakan para pengunjung yang datang ke pameran ‘Rewild Our Planet’, bisa merasakan kedekatan secara emosional dengan lingkungan.
“Ini menggabungkan seni dan teknologi untuk mendorong kita semua berperan aktif dalam konservasi dunia,” tutup Herger.
Pameran ‘Rewild Our Planet’ dibuka mulai 6 April hingga 2 Juni 2019. Para pengunjung tidak perlu mengeluarkan dana untuk menikmati pameran tersebut.
Setelah Singapura, ‘Rewild Our Planet’ akan dibawa ke New York, Amerika Serikat, dan Bristol, Inggris.