Membandingkan Perjalanan Karier Metallica dan Slipknot

18 Juni 2019 16:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komparasi grup musik Slipknot dan Metallica. Foto: Infografik: Nunki Lasmaria Pangaribuan/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Komparasi grup musik Slipknot dan Metallica. Foto: Infografik: Nunki Lasmaria Pangaribuan/kumparan.
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang suka musik Metal, nama Metallica dan Slipknot tentu tak asing di telinga. Keduanya adalah band yang punya nama besar di blantika musik dunia.
ADVERTISEMENT
Metallica dikenal sebagai salah satu band Thrash Metal yang punya pengaruh besar dalam perkembangan musik Metal di dunia. Sementara Slipknot, dikenal sebagai band Metal yang punya penampilan khas dengan seragam dan topengnya.
Meskipun berbeda dari sisi penampilan dan musikalitas, ada kesamaan yang dimiliki oleh kedua band ini. Metallica dan Slipknot sama-sama pernah ditinggal wafat pembetot bass-nya.
Metallica yang terbentuk pada tahun 1981 awalnya diperkuat oleh James Hetfield (Vokal dan gitar), Lars Ulrich (Drum), Dave Mustaine (gitar), dan Cliff Burton (Bass). Dengan formasi tersebut, Metallica merilis album perdana mereka yang berjudul 'Kill 'em All' (1983).
Namun, pada akhirnya Dave Mustaine dikeluarkan dari Metallica tak lama setelah album perdana ini dirilis. Mustaine yang kemudian mendirikan Megadeth itu dikeluarkan karena kecanduan minuman keras.
ADVERTISEMENT
Tak berselang lama, posisi Mustaine pun digantikan oleh Kirk Hammet. Bersama Hammet, Metallica menelurkan album 'Ride the Lightning' (1984), dan 'Master of Puppets' (1986).
Namun, usai album 'Master of Puppets' dirilis, band Thrash Metal asal Los Angeles, Amerika Serikat itu ditimpa musibah. Dalam perjalanan menuju Swedia pada 27 September 1986, saat masa 'Damage. Inc' tour, bus yang ditumpangi Metallica tergelincir karena es dan terguling.
Cliff Burton yang kala itu tidur tepat di samping jendela terpelanting ke luar dan tertindih bus. Burton pun tewas di tempat.
Tragedi meninggalnya Burton meninggalkan luka yang mendalam bagi para personel Metallica. Dalam wawancaranya bersama MTV di tahun 2007, James Hetfield mengatakan meninggalnya Cliff Burton meninggalkan luka mendalam bagi dirinya dan rekan-rekan satu bandnya.
ADVERTISEMENT
“Aku melihat bus berada tepat di atas tubuh Cliff. Aku melihat tulang kakinya mencuat keluar. Aku sangat ketakutan. Sang pengemudi bus berusaha mengambil selimut yang berada di bawah jasad Cliff," ujar James.
"Lalu aku berkata, 'Jangan lakukan itu!' Aku sungguh-sungguh ingin membunuh sang pengemudi bus. Aku tak tahu apakah dia mabuk atau (busnya) tergelincir es. Yang aku tahu, dia masih hidup dan Cliff tidak,” sambungnya.
Meskipun begitu, Metallica kemudian bangkit dengan menggaet Jason Newsted sebagai bassist untuk menyelesaikan sisa tur. Newsted pun memperkuat Metallica hingga tahun 2001, dan digantikan oleh Robert Trujillo di tahun 2003.
Sejak 1983, Metallica telah menghasilkan 12 album. Lagu-lagu seperti 'Seek and Destroy', 'Fade to Black', 'Master of Puppets', 'One' hingga 'Fuel' pun tidak asing di telinga para penggemarnya.
ADVERTISEMENT
Lagu ‘Atlas, Rise!’ dari album terbaru mereka, 'Hardwired' (2016) bahkan masuk nominasi dalam kategori ‘Best Rock Song’ di Grammy Awards 2018.
Sementara Slipknot, dibentuk di Des Moines, Iowa, AS pada akhir 1995. Band ini awalnya dibentuk oleh M Shawn Crahan (Perkusi) dan Paul Gray (Bass).
Band yang dikenal karena penampilan nyentriknya dengan seragam Jump Suit dan topeng ini memiliki 9 orang anggota.
Selain Shawn dan Paul, formasi awal Slipknot diperkuat oleh Joey Jordison (Drum), Mick Thompson dan James Root (gitar), Chris Fehn (Perkusi), Craig Johnson (synthesizer), Sid Wilson (DJ), serta Corey Taylor (Vokal).
Setelah 4 tahun terbentuk, di tahun 1999 Slipknot merilis album perdananya, 'Slipknot'. Lewat album self titled itu, para penikmat musik Metal disuguhi dengan setlist yang memiliki beat cepat 'Wait and Bleed' serta 'Spit it Out'.
ADVERTISEMENT
2 tahun berselang, Slipknot pun merilis album yang berjudul 'Iowa' (2001). Single 'Left Behind' pun menjadi track andalan dalam album itu.
Kemudian Paul Gray memperkuat Slipknot sebagai bassist hingga menelurkan album 'Vol. 3: (The Subliminal Verses)' (2004), dan 'All Hope is Gone' (2008). Namun, kebersamaan Paul Gray yang juga dikenal dengan sebutan '#2' dalam band cadas tersebut, harus berakhir di tahun 2010.
Sementara itu, 2010 dapat dikatakan sebagai tahun yang paling kelam bagi Slipknot. Paul Gray ditemukan meninggal dunia karena overdosis di sebuah kamar hotel di Des Moines, Iowa, AS.
Di tahun 2012, Paul Gray ternyata diketahui menjadi korban malapraktik karena ulah seorang Dokter yang memberikan dosis berlebihan padanya. Slipknot semakin terpuruk dengan hengkangnya sang penggebuk drum, Joey Jordison di tahun 2013.
ADVERTISEMENT
Sempat terpuruk, Slipknot pun kemudian bangkit dengan merekrut Alessandro 'V-Man' Venturella di posisi bass, dan Jay Weinberg sebagai drummer. Bersama V-Man dan Weinberg, Slipknot merilis album '.5: The Gray Chapter' (2014).
Mereka vakum setelah menelurkan album ke-5 di tahun 2014 dan kembali aktif dengan merilis ulang album 'All Hope is Gone', dan mengeluarkan single 'All Out Life' di tahun 2018.
Di tahun ini, Slipknot mengumumkan akan merilis album 'We Are Not Your Kind' pada 9 Agustus mendatang. Mereka juga telah melepas video klip dan lagu 'Unsainted'.
Tak hanya itu, dilansir dari Kerrang, Slipknot juga punya personel baru yang menggantikan Chris Fehn yang hengkang pada Maret 2019 lalu. Namun, Shawn 'Clown' Crahan masih merahasiakan identitasnya.
ADVERTISEMENT
"Nanti juga kalian bakal ketemu ketika kami manggung,” kata Clown.