news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menerka Masa Depan Sulap Indonesia

21 Desember 2017 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kalau umumnya sebagian permainan sulap mencoba menerka nasib seseorang di masa depan, kini waktunya untuk membalik pertanyaan menjadi: bagaimana nasib sulap di masa depan?
ADVERTISEMENT
Ada langkah panjang di masa sebelumnya hingga sulap Indonesia sampai pada titik ini--canggih, berkembang, beragam. Ada masa kala sulap klasik berjaya, lalu perlahan pudar, berganti dengan sulap modern yang menghadirkan kecanggihan teknologi di dalam triknya.
Pasang surut, terlepas dari apapun trik dan gayanya, selalu mengiringi perkembangan sulap di Indonesia. Seperti halnya beberapa waktu lalu, saat salah satu pesulap Indonesia, Demian, mengalami kegagalan dalam sebuah aksinya, menjadi satu titik dinamis dalam dunia sulap Indonesia.
Namun kegagalan itu tak lantas mematikan sejarah panjang sulap Indonesia. Kesuksesan Riana menjuarai Asia’s Got Talent kembali membawa euforia dan angin segar.
Mister Lie, salah satu pesulap klasik senior di Indonesia--yang disebut magic historian--menceritakan persulapan di masanya pada 1950-an.
ADVERTISEMENT
Ia ingat bagaimana sulap klasik hadir dengan alat dan permainan trik sederhana, namun membuat para penonton bertanya-tanya.
Lie melihat perbedaan signifikan antara sulap klasik dan modern yang kini tengah gencar berkembang.
Mister Lie. (Foto: Helmi Abdullah/kumparan)
“Perkembangannya mulai tahun 50-an sampai sekarang. Tiap zaman itu ada kekhasannya, makanya dinamakan teknik klasik dan modern. Klau klasik itu banyak sekali menggunakan alat-alat kecekatan tangan. Kalau sekarang canggih, elektronika ikut. Perbedaannya banyak. Kalau sulap modern menggunakan teknik yang bagus sekali,” kata Lie.
Pasang surut sulap Indonesia mulai dirasakan Lie sejak 1959. Di masa itu, Lie banyak berguru pada pesulap senior, salah satunya Tan Tek Hok yang menjadi Ketua Persatuan Achli Sunglap Indonesia. Hingga memasuki tahun 1975-an, stasiun televisi Indonesia mulai menghadirkan tayangan reguler pesulap perempuan Linda dan Lucy. Masa itu menjadi salah satu titik pasang persulapan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sulap Indonesia semakin menggeliat saat Mister Robin muncul di stasiun televisi. Dengan tampilan khas--mengenakan topi bulu dan tampil bak tentara Rusia--dalam membawakan aksi sulapnya, aksi Mister Robin menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu penonton televisi, terutama anak-anak.
Mister Robin banyak menampilkan trik sulap klasik seperti kartu, sulap jam, lengkap dengan narasi dongeng saat membawakan aksinya. Tak heran atraksinya kerap ditunggu karena kemampuan dia menghibur masyarakat.
Tahun berlalu, sulap mulai menunjukkan eksistensinya. Berbagai komunitas sulap bermunculan. Mister Lie menjadi salah satu pesulap yang berhasil mendirikan komunitas bernama Society of Indonesian Magician (SIM) pada 1983. Komunitas ini terus berkembang hingga tahun 1997. SIM bahkan diakui secara internasional oleh International Brotherhood of Magician (IBM).
Deddy Corbuzier. (Foto: Satrio Rifqi F./kumparan)
Selanjutnya, nama Deddy Corbuzier muncul dan melambung. Melalui sebuah acara televisi, ia semakin dikenal--seturut dengan dunia sulap yang semakin luas terbuka dan dilirik.
ADVERTISEMENT
“Tahun 1997 saya di TV. Mulai dari sana, sulap berkembang. Sulap berkembang jadi entertain sendiri. Pertama kali saya show di RCTI, Impresario 008,” kenang Deddy saat berbincang dengan kumparan di kediamannya, Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa (5/12).
Geliat sulap sempat redup kala krisis moneter menghantam pada 1998. Begitu banyak komunitas sulap yang gulung tikar, hingga para pesulap enggan beraksi. Namun, sulap lalu kembali memuncak saat Indonesia memasuki era reformasi.
Impresario 008 menjadi salah satu tayangan reguler yang mampu membawa sulap ke titik terang. Jika sebelumnya sulap hanya menjadi acara selingan, sulap lantas naik derajat menjadi sajian utama dalam sebuah program televisi.
Dibawakan oleh Sophia Latjuba kala itu, Impresario 008 menghadirkan Deddy Corbuzier sebagai mentalis yang melibatkan bintang tamu dalam aksi sulapnya.
ADVERTISEMENT
Tayangan itu membuat sulap mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Terlebih, pada 2009, mulai bermunculan ajang pencarian bakat khusus dalam sulap seperti The Master.
Acara ini pertama kali mengudara pada 6 Februari 2009, bertujuan mencari satu orang pemenang yang layak menyandang gelar pesulap “Master”. Dalam tayangan ini pun beragam jenis aliran sulap mulai diperkenalkan kepada umum, seperti escapologist, illlusionist, classic, mentalist, slight of hand artist, dan fakir.
6 Aliran Sulap (Foto: Sabryna Muvioal/kumparan)
The Master tayang selama lima musim dan melahirkan empat generasi pesulap hingga 2009. Sempat terhenti selama dua tahun, The Master kembali muncul pada 2012, melahirkan satu generasi baru bagi persulapan Indonesia. Pada titik ini, dunia supa Indonesia berada di masa kejayaannya.
“Setelah The Master, keluar Limbad dan lain-lain. Lalu, keluarlah yang baru-baru, ada Riana, Rommy Rafael, Demian, Bow Vernon, Oge Arthemus. Semua itu murid saya,” kata Deddy.
Demian, Sarah Wijayanto, Oge Arthemus, Bow Vernon (Foto: Instagram/ogearthemus )
Tayangan The Master pun menjadi tren dan diikuti beberapa program lain. Semisal House of Demian (2009), Gara-gara Magic (2010), The Next Mentalist (2013), hingga The Grand Master Asia (2017)--yang seharusnya tayang Desember ini.
ADVERTISEMENT
Tren sulap semakin meningkat saat nama Demian dan Riana mulai masuk ke kancah ajang pencarian bakat internasional, American’s Got Talent dan Asia’s Got Talent.
Hingga akhirnya, bagai petir di siang bolong, musibah The Death Drop Demian mengagetkan banyak pihak. Tak hanya masyarakat, tapi juga para pesulap Indonesia hingga dunia. Deddy sebagai Ketua International Magician Society Asia menyebut, ia sempat kewalahan dengan pertanyaan para pesulap internasional yang mencari tahu tentang kejadian tersebut.
“Pertanyaan mereka dimulai dengan why. Saya harus membalas lebih dari 30 email, akhirnya saya copas semua, saya bilang, I am not there,” ujar Deddy.
Perdebatan dan pergubjingan pun muncul di tengah masyarakat. Sulap kembali mengarungi titik gelapnya. Mulai dari pertanyaan tentang trik, hingga ucapan menghakimi bahwa sulap itu palsu, santer terdengar.
ADVERTISEMENT
Namun, kemenangan Riana di Asia’s Got Talent, Minggu (15/12), kembali memukau publik.
The Sacred Riana (Foto: Instagram/@rianariani)
Melihat segala kejadian dan dinamika sulap Indonesia saat ini, Deddy yang disebut murid-muridnya sebagai Bapak Sulap Modern Indonesia mengatakan, merasa cukup gamang melihat dunia sulap ke depannya.
Menurutnya, dibutuhkan sebuah gebrakan aksi yang mampu membuat masyarakat tak lagi trauma dan terpaku pada kegagalan aksi yang terjadi sebelumnya.
Dunia di Balik Sulap (Foto: Shutterstock - Nugraha Satia P./kumparan)