Menyandingkan Teuku Rifnu Wikana dan Tanta Ginting

16 April 2018 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teuku Rifnu Wikana dan Tanta Ginting. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Teuku Rifnu Wikana dan Tanta Ginting. (Foto: Munady Widjaja)
ADVERTISEMENT
Tak sedikit aktor yang memiliki kemampuan akting mumpuni di Indonesia. Hanya saja, tak semua dari mereka seberuntung dan seterkenal Reza Rahadian.
ADVERTISEMENT
Sebut saja Teuku Rifnu Wikana dan Tanta Ginting. Kedua aktor ini memiliki kemampuan akting yang bagus meski kurang dipakai atau underrated.
Hal tersebut membuat kumparan (kumparan.com) tertarik untuk menyandingkan dan membandingkan mereka berdasarkan awal karier di dunia seni, debut di perfilman, kelanjutan di dunia akting, dan prestasi.
1. Awal karier di dunia seni
Meski memiliki minat tinggi terhadap seni teater sejak kecil, Teuku Rifnu Wikana memilih menempuh perkuliahan di jurusan Teknik Planologi, Institut Teknologi Medan. Kala itu, ia sekaligus menjadi penyiar radio CAS FM.
Lelaki yang akrab disapa Wika itu kemudian berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Festival FIlm Independen Indonesia (FFII) pada 2003. Setelah filmnya berhasil tembus 16 besar, ia mantap merantau meski tak memiliki tempat tinggal dan cukup uang.
ADVERTISEMENT
Sempat luntang-lantung, Wika akhirnya berhasil masuk ke kelompok teater yang dipimpin oleh Jose Rizal Manua di Taman Ismail Marzuki (TIM). Di sana, ia giat berlatih dan membintangi sejumlah pertunjukan teater, seperti 'Sekda' dan 'Petang di Taman'.
Serupa dengan Wika, Tanta Ginting yang sempat menetap di Amerika Serikat sejak berusia 13 tahun juga menyukai seni pertunjukan. Di sana, ia sempat membuat grup band dan mengikuti teater.
Hanya saja, lantaran orang tua tak mendukung keinginannya untuk masuk ke sekolah musik, Tanta memilih berkuliah di jurusan Teknik Elektro, DeVry University California. Ia kemudian juga sempat bekerja di Northrop Grumman Space Technology dan FANUC America.
Pada 2008, Tanta kembali ke indonesia dan berupaya merintis karier bermusiknya. Tak meraih kesuksesan di bidang musik, Tanta mengikuti audisi pertunjukan teater 'Gita Cinta: The Musical' pada 2009 dan mendapatkan peran di sana.
ADVERTISEMENT
Seperti Wika, Tanta juga mengalami kesulitan ekonomi saat mengawali kariernya di Jakarta. Namun, ia kemudian kembali berkesempatan membintangi pertunjukan teater lain, seperti 'Laskar Pelangi' dan 'Ali Topan'.
2. Debut di perfilman
Teuku Rifnu (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Teuku Rifnu (Foto: Munady)
'Mengejar Matahari' menjadi debut Wika dalam dunia perfilman. Keterlibatannya dalam film tersebut terjadi secara kebetulan.
Sebelumnya, Wika diminta oleh Jose Rizal Manua untuk mengantar sang anak, Nusa, mengikuti casting film yang disutradarai oleh Rudi Soedjarwo. Sesampainya di sana, Wika diminta ikut casting. Sempat menolak, ia akhirnya menyanggupi.
Singkat cerita, Wika lulus casting dan berkesempatan turut berberan dalam film 'Mengejar Matahari' yang dirilis pada 2003 tersebut. Kala itu, ia hanya kebagian tampil di sembilan adegan dan honornya tak seberapa.
Tanta Ginting (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Tanta Ginting (Foto: Munady Widjaja)
Sementara itu, Tanta awalnya dihubungi oleh seorang casting director untuk mengikuti casting sebuah film layar lebar. Casting director tersebut, Hagai Pakan, pernah menyaksikan akting Tanta di 'Gita Cinta: The Musical'.
ADVERTISEMENT
Tanta akhirnya datang ke tempat casting. Di sana, ia bertemu Zaskia Adya Mecca, istri Hanung Bramantyo selaku sutradara film tersebut. Tanta pun akhirnya terpilih untuk memerankan Sutan Sjahrir di film 'Soekarno: Indonesia Merdeka'.
Sebelumya, Tanta sesungguhnya pernah merasakan syuting film layar lebar. Namun, ia hanya menjadi extras dalam film 'The Raid 2: Berandal' yang tayang pada 2014.
3. Kelanjutan di dunia film
Teuku Rifnu Wikana (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Teuku Rifnu Wikana (Foto: Munady Widjaja)
Setelah turut berperan dalam 'Mengejar Matahari', Wika kembali diajak oleh Rudi Soedjarwo untuk bermain di filmnya, '9 Naga'. Dalam film itu, ia memerankan tokoh pendukung bernama Fredy.
Nasib baik pun mulai berpihak padanya. Wika lalu membintangi film layar lebar lainnya, seperti 'Laskar Pelangi' (2008), 'Merah Putih' (2009), 'Sang Penari' (2011), 'Habibie & Ainun' (2012), 'Negeri Tanpa Telinga' (2014), 'Di Balik 98' (2015), hingga 'Chrisye' (2017).
ADVERTISEMENT
Ya, Wika memang lebih banyak menjadi pemeran pendukung dalam film-film layar lebar yang dibintanginya. Beberapa film yang memuat Wika sebagai pemeran utama, yakni 'Jokowi' (2013), 'Aku Ingin Ibu Pulang' (2016), dan 'Night Bus' (2017).
Tanta Ginting  (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Tanta Ginting (Foto: Munady)
Sama halnya dengan Wika, setelah berperan dalam film layar lebar perdana, Tanta pun kembali dipercaya membintangi film-film lainnya. Beberapa di antaranya, 'Negeri Tanpa Telinga' (2014), 'Skakmat' (2015), 'Guru Bangsa: Tjokroaminoto' (2015), ' Sundul Gan: the Story of Kaskus' (2016), dan 'ILY from 38.000 Ft' (2016).
Meski telah membintangi banyak film, Tanta belum pernah mendapatkan peran utama. Ia memang telah menjadi pemeran utama dalam film '3 Dara', namun bersama dengan Adipati Dolken dan Tora Sudiro serta bukan menjadi tokoh yang benar-benar sentral.
ADVERTISEMENT
4. Prestasi
Rifnu Wikana, Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2017 (Foto: Regina Kunthi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rifnu Wikana, Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2017 (Foto: Regina Kunthi/kumparan)
Wika meraih Piala Citra pertamanya dalam gelaran Festival Film Indonesia (FFI) 2017. Penghargaan tersebut ia terima berkat aktingnya dalam film 'Night Bus'.
Sebelumnya, ia sempat masuk dalam sejumlah nominasi di ajang penghargaan lain, namun belum berkesempatan menang. Melalui aktingnya di film 'Darah Garuda' (2010), misalnya, Wika dinominasikan sebagai Aktor Pembantu Terbaik dan Aktor Pembantu Terfavorit di Indonesian Movie Awards 2011.
Ia dinominasikan pula sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik di Indonesian Movie Awards 2015 dan Pemeran Pendukung Pria Terfavorit di Indonesia Box Office Movie Awards 2016 melalui perannya dalam film 'Di Balik 98' (2015).
Selain itu, Wika juga dinominasikan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Pria Terfavorit, dan Pasangan Terbaik (bersama Nirina Zubir) di Indonesian Movie Actors Awards 2017 lewat aktingnya sebagai Bagus dalam film 'Aku Ingin Ibu Pulang' (2016).
Tanta Ginting (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Tanta Ginting (Foto: Munady)
Dalam hal prestasi, Tanta berhasil meraih penghargaan sebagai Pemeran Pembantu Pria Terpuji di Festival Film Bandung 2014 dan Aktor Pendatang Baru Terbaik di Piala Maya 2014 berkat aktingnya dalam film perdananya, 'Soekarno: Indonesia Merdeka'.
ADVERTISEMENT
Masih melalui peran di film yang sama, Tanta juga dinominasikan sebagai Aktor Pendatang Baru Terbaik dan Aktor Pendatang Baru Terfavorit di Indonesian Movie Awards 2014.
Tanta kemudian dinobatkan sebagai Pemeran Pria Pendukung Terfavorit di Indonesia Movie Actors Awards 2016 berkat aktingnya di film '3: Alif Lam Mim' (2015). Lewat film yang sama, ia dinominasikan sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik di FFI 2015, Arifin C. Noer Awards (Penampilan Singkat nan Berkesan) di Piala Maya 2015, dan Pemeran Pembantu Pria Terpuji Festival Film Bandung 2016.
Terakhir, ia dinominasikan sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik di Indonesia Box Office Movie Awards 2016 melalui perannya dalam film 'Surga yang Tak Dirindukan' (2015).