Menyimak Kandidat Peraih Album Elektronik Terbaik Grammy Awards 2018

26 Januari 2018 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nominasi best dance/electronic album Grammy 2018 (Foto: Instagram @the_mura_masa, @kraftwerkofficial, @si_bonobo, @odesza, AFP/ Suzanne Cordeiro)
zoom-in-whitePerbesar
Nominasi best dance/electronic album Grammy 2018 (Foto: Instagram @the_mura_masa, @kraftwerkofficial, @si_bonobo, @odesza, AFP/ Suzanne Cordeiro)
ADVERTISEMENT
Ajang penghargaan bergengsi Grammy Awards yang ke-60 akan digelar di Madison Square Garden, New York, Amerika Serikat, pada 28 Januari mendatang. Nominasi untuk acara tersebut telah diumumkan sejak tanggal 28 November 2017.
ADVERTISEMENT
Salah satu nominasi yang terdapat dalam gelaran tersebut adalah kategori 'Best Dance/Electronic Album'. Kategori ini baru muncul di Grammy Awards yang ke-47 pada 2005, namun menjadi salah satu nominasi yang paling dinantikan saat ini.
Di era milenial ini, musik EDM (Electronic Dance Music) menjadi salah satu aliran musik yang paling digandrungi oleh masyarakat, terutama anak muda. Oleh karena itu, kumparan (kumparan.com) akan mengulas lima album yang masuk dalam nominasi tersebut. Simak ulasannya di bawah ini.
1. Migration – Bonobo
Bonobo (Foto: Instagram @si_bonobo)
zoom-in-whitePerbesar
Bonobo (Foto: Instagram @si_bonobo)
‘Migration’ merupakan album keenam dari seorang produser rekaman asal Inggris bernama Steve Green atau yang akrab disapa DJ Bonobo. Album ini dirilis pada 13 Januari 2017.
Tema yang diusung dalam album ini adalah tentang manusia dan ruang. Green mengangkat tema tersebut karena ia tertarik dengan bagaimana seseorang bisa memberi pengaruh di suatu tempat, dan kemudian berpengaruh juga bagi orang-orang di dunia.
ADVERTISEMENT
Single ‘Kerala’ menjadi lagu pertama yang direkam oleh Green untuk albumnya ini. Uniknya, rekaman single ini dilakukan di dalam sebuah bus, saat Green sedang melakukan tur di Amerika Serikat pada tahun 2014.
Terdapat 12 single dalam album 'Migration' ini. Tak hanya sendiri, pria berusia 41 tahun tersebut juga berkolaborasi dengan beberapa musisi seperti Rhye, Innov Gwana, Nicole Migils, dan Nick Murphy.
Selain itu, salah satu single dalam album ini, ‘Bambro Koyo Ganda’ juga masuk dalam nominasi Grammy Awards 2018 kategori 'Best Dance Recording'.
2. 3-D The Catalogue – Kraftwerk
Kraftwerk (Foto: Instagram @kraftwerkofficial)
zoom-in-whitePerbesar
Kraftwerk (Foto: Instagram @kraftwerkofficial)
‘3-D The Catalogue’ adalah album live kedua dari grup musik asal Jerman, Kraftwerk. Dalam bahasa Jerman, album ini bernama ‘3-D Der Katalog’ dan dirilis pada 26 Mei 2017.
ADVERTISEMENT
Album ini terdiri dari 8 CD dengan total 69 lagu di dalamnya. '3-D The Catalogue' mendokumentasikan grup musik yang beranggotakan Ralf Hütter, Fritz Hilpert, Henning Schmitz, dan Falk Grieffenhagen ini saat melakukan tur di seluruh dunia.
CD pertama berjudul ‘Autobahn’ hanya terdapat 5 single dan menjadi CD dengan single paling sedikit dibanding tujuh CD lainnya. Kraftwerk mengeluarkan single lebih banyak di CD keduanya, ‘Radioactivity’ dengan 12 single di dalamnya.
Di CD ketiga yang berjudul ‘Trans Europre Express’ terdapat 7 buah single. CD keempatnya, ‘The Man Machine’ terdiri dari 6 single. CD yang kelima dengan judul ‘Computer World’ terdiri dari 7 single.
Sama seperti sebelumnya, CD keenam yang berjudul ‘Techno Pop’ juga memiliki 7 single. CD ketujuhnya, ‘The Mix’ menjadi CD dengan lagu terbanyak yaitu 15 single, dan yang terdapat 10 single dalam CD kedelapan yang berjudul ‘Tour de France’.
ADVERTISEMENT
Selain masuk nominasi Best Dance/Elektronic Album, ‘3-D The Catalogue’ pun masuk dalam nominasi 'Best Surround Sound Album' pada Grammy Award 2018.
3. Mura Masa – Alex Crossan (Mura Masa)
Mura Masa (Foto: Instagram @the_mura_masa)
zoom-in-whitePerbesar
Mura Masa (Foto: Instagram @the_mura_masa)
Album ini memiliki judul yang sama dengan nama panggung dari penyanyinya, Alex Crossan, yakni Mura Masa. Ini merupakan album debut dari penyanyi berusia 21 tahun tersebut, yang telah dirilis pada tanggal 14 Juli 2017.
'Mura Masa' diproduksi dan direkam sendiri oleh Crossan sepanjang tahun 2014 hingga 2016. Pelantun lagu 'What If I Go' ini memulai proses pembuatan album tersebut saat usianya masih menginjak 15 tahun.
Crossan pun turut melibatkan beberapa musisi lainnya dalam album pertamanya ini, seperti ASAP Rocky, Charli XCX, Desiigner, A. K. Paul, serta Christine and the Queens.
ADVERTISEMENT
Terdapat enam single dalam album ini. Meskipun ini adalah album debut, namun Crossan mendapat banyak respons positif dan 'Mura Masa' berhasil masuk ke tangga lagu Inggris di posisi 19 dan tangga lagu Billboard 200 di posisi 196.
Selain masuk nominasi 'Best Dance/Elektronic Album', ‘Mura Masa’ juga masuk dalam nominasi 'Best Recording Package' pada Grammy Award 2018.
4. A Moment Apart – Odesza
Odesza (Foto: Instagram @odesza)
zoom-in-whitePerbesar
Odesza (Foto: Instagram @odesza)
‘A Moment Apart’ adalah album ketiga dari grup musik duo asal Amerika Serikat bernama Odesza. Album milik grup yang beranggotakan Harrison Mills dan Clayton Knight itu dirilis pada 8 September 2017.
Terdapat 16 single dalam album ini. Single ‘Line of Sight’ dan ‘Late Night’ dirilis pada 25 April 2017 menjadi lead single pada album ini.
ADVERTISEMENT
Album ini dirilis tiga tahun setelah mereka menelurkan album ‘In Return’ pada 2014. ‘A Moment Apart’ mendapat sambutan yang hangat dan berhasil berada di posisi 3 tangga lagu Billboard 200.
Beberapa musisi seperti Leon Bridges, The Chamanas, Regina Spektor, Sasha Sloan, dan Naomi Wild juga turut meramaikan album ‘A Moment Apart’.
‘Line of Sight’ juga berhasil masuk dalam nominasi Grammy Awards 2018 dalam kategori 'Best Dance Recording'.
5. What Now – Sylvan Esso
Sylvan Esso (Foto: Instagram @sylvanesso)
zoom-in-whitePerbesar
Sylvan Esso (Foto: Instagram @sylvanesso)
Di posisi terakhir ada album ‘What Now’ yang merupakan album studio kedua dari grup musik duo asal Amerika Serikat bernama Sylvan Esso. Album milik grup yang beranggotakan Amelia Meath sebagai penyanyi dan Nick Sanborn sebagai produser itu rilis pada 28 April 2017.
ADVERTISEMENT
Dari 10 single yang terdapat dalam album ini, terdapat 3 buah single yang menjadi andalan, yaitu ‘Radio’, ‘Kick Jump Twist’, dan ‘Die Young’. Berbeda dengan beberapa nominator yang telah disebutkan di atas, dalam album ini Sylvan Esso tidak melakukan kolaborasi dengan musisi manapun.
Sebelumnya, Sanborn pernah mengatakan bahwa ia merasa lebih hidup dan album ini sesuai dengan apa yang mereka inginkan selama ini, dibandingkan dengan album sebelumnya.
"Kami tahu lebih banyak mengetahui tentang apa yang ingin kami lakukan, agar (musik di) band ini bisa terdengar seperti sekarang," ungkap Sanborn seperti dikutip dari Independent.
Di gelaran Grammy Awards 2017, album ‘Skin’ milik Flume berhasil memenangkan kategori 'Best Dance/ Elektronic Album'. Kira-kira, siapa yang pantas menggantikan posisi album milik Flume tahun ini?
ADVERTISEMENT