news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mondo Gascaro: Industri Musik Lagi Proses Adaptasi dan Berevolusi

9 Maret 2017 11:45 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mondo Gascaro di Auditorium IFI (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
Menjadi salah satu pelaku industri musik yang berjalan di jalur independen, Mondo Gascaro menyadari bahwa saat ini industri yang ia naungi sedang berada di era peralihan. Ini menjadi salah satu tantangan bagi semua musisi Indonesia yang harus beradaptasi dan berevolusi dalam membuat dan mendistribusikan karyanya.
ADVERTISEMENT
Mantan personel band SORE ini menuturkan bagaimana saat kecil dulu, ia suka mendengarkan musik lewat bentuk kaset dan CD. Namun belasan tahun kemudian, musik mengalami perubahan besar di mana pendengarnya bisa mendengarkan lewat streaming online seperti lewat iTunes, Spotify, Deezer, dan lain sebagainya. Menurut Mondo, perubahan dalam mengonsumsi musik melalui bentuk fisik dengan lewat streaming memberikan pengalaman yang berbeda jika dilihat dari banyak sisi.
"(Mendengarkan musik lewat kaset, CD, atau piringan hitam) Itu kan salah satu bentuk apresiasi terhadap musisi dan karyanya secara utuh. Di situ ada informasi yang nggak bisa ditampung di metadata doang. Artwork bisalah, tapi kan berbeda. Yang lain kan misalnya ada catatan produser, dibuat di mana, liner note yang bisa ditulis di booklet CD. Kalau dengar streaming itu nggak akan kita alami," ucapnya saat berbincang dengan kumparan.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari bentuk penjualan musik secara digital, jenisnya pun beragam. Ambil contoh iTunes yang dapat membeli satu-dua lagu saja, atau bisa juga membeli satu album penuh. Semua itu tergantung keputusan orang yang akan membeli produk musik itu. Tapi jika membeli rilisan fisik dalam bentuk apapun, mau tak mau pembeli akan membeli secara keseluruhan. Lagi-lagi bagi Mondo, pilihan apapun yang diambil oleh konsumen untuk membeli hasil karyanya juga akan mendapatkan rasa yang berbeda.
"Kalau bicara musisi dirugikan (dengan pembelian digital) ya memang lebih murah, tapi aksesibilitasnya kan lebih luas dan cepat," katanya.
Maka bagi komposer album 'RAJAKELANA' ini bentuk rilisan fisik masih tergolong sangat penting. Dengan adanya rilisan fisik itu, baik dalam bentuk apapun, dapat mengajarkan penikmatnya untuk mengapresiasi musik yang telah dibuat oleh sang artis. 
ADVERTISEMENT
"Kalau kita dengar musik dengan beli fisik kan kita jadi bisa dengar album secara keseluruhan seperti yang diinginkan oleh musisinya," ujar Mondo.
Di era yang sudah serba instan dan digital ini, Mondo berharap penikmat musik dapat lebih mengapresiasi hasil karya musisi yang telah dibuat dengan penuh jerih payah itu. Karena, tidak hanya satu orang yang terlibat dalam pembuatan hasil karya itu, tapi banyak jumlahnya dari awal proses pembuatan satu lagu hingga album dapat sampai ke telinga pendengarnya.
"Nggak cuma lagunya aja yang kita nikmatin enaknya, tapi proses kerja dan yang dibalik itu juga. Kan ada musisi, label, atau produser yang keluar uang untuk industri musik. Lebih baik kan kalau mereka juga dihargai secara materil atau moril," ucap pelantun 'A Deacon's Summer' ini.
ADVERTISEMENT
Walaupun sudah ada opsi lain untuk menikmati lagu lewat streaming online, Mondo menganggap bahwa pembajakan masih menjadi salah satu masalah yang masih merajalela. Untuk menurunkan angka pembajakan, pelaku industri musik dapat mencari jalan keluarnya melalui membenahi bisnisnya. "Udah pasti musik dikonsumsi dalam format digital yang bisa di-copy, diunduh, atau dijual. Kita bisa membenahi bisnisnya misalnya dengan mensosialisasi download atau streaming yang legal," ucapnya.
Pada Hari Musik Nasional yang jatuh pada hari ini, Mondo Gascaro berharap penikmat musik dapat lebih apresiatif terhadap semua proses bermusik, termasuk kepada industri musik itu sendiri. Ada banyak komponen yang terlibat dalam menghasilkan produk musik, tidak hanya musisinya saja.
'RAJAKELANA' album perdana Mondo Gascaro (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ia pun berpesan bahwa industri musik Indonesia harus lebih dipupuk agar tumbuh lebih kuat lagi dan dapat menginspirasi musisi Indonesia lainnya.
"Dibandingkan industri musik luar yang kuat, mereka mendengarkan The Beatles, The Who, makanya bisa bermusik seperti itu. Kalau kita kan nggak. Kita mendengarkan yang di luar ada apa, makanya bikin musik seperti itu. Makanya sejarah permusikan kita terputus," ujar Mondo menutup pembicaraan.