Muhadkly Acho Tak Mau Pilih-pilih Peran

Muhadkly Acho (Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan)

Sukses menjadi stand up comedian, Muhadkly Acho turut melebarkan sayapnya di dunia seni peran. Sederet fillm layar lebar pernah dibintangi olehnya. Mulai dari film bergenre action, drama, hingga komedi.

Meski begitu, tapi pria berusia 34 tahun tersebut mengaku bahwa dirinya tak pernah pilih-pilih peran ketika mengambil tawaran bermain film.

“(Pengin main) film yang menghibur aja sih. Kalau aku tuh enggak terlalu pilih-pilih harus (film) yang gimana-gimana, karena seni peran itu sangat luas,” ujar Acho saat ditemui di XXI Grand Mall Bekasi, Bekasi, Jawa Barat.

Pemain '5 Cowo Jagoan' di kumparan (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)

Bintang film 'Susah Sinyal' ini menjadikan peran baru yang didapatnya sebagai sebuah tantangan bagi dirinya sendiri.

“Kita juga enggak bisa mengklasifikasikan, ‘Gue aktor komedi, action’, enggak bisa. Kalau kita sudah memutuskan nyemplung di dunia keaktoran, ya sudah kita harus terima semua peran yang kira-kira bisa kita mainkan,” ucap Acho.

Bagi aktor kelahiran 16 Oktober 1983 ini, peran yang paling menantang untuknya adalah ketika ia memainkan karakter yang sulit untuk diidentifikasi oleh para penonton.

Pemain film Acho, Lolok dan Boris (Foto: Munady Widjaja)

“Peran yang paling menantang itu sebetulnya peran yang tidak kontras. Misalnya gini, yang kontras aku dikasih peran jadi banci. Itu justru lebih mudah karena di-support dengan baju, tanpa aku berakting pun orang 50 persen ngelihatnya aku sudah berubah karakter,” beber Acho.

“Tapi kalau aku disuruh yang biasa-biasa saja. Misalnya mahasiswa, nah itu lebih susah menurut saya, karena gimana caranya kita berbeda dengan karakter di film lain. Padahal, range karakternya mirip, justru susah,” sambungnya.

Untuk mendalami perannya dalam berakting, suami dari Maria Tamzil ini banyak menonton film. Hal itu dilakukannya karena dia tidak pernah sekolah film atau mengenyam pendidikan khusus tentang akting.

“Sejauh ini, itu yang paling benar dan observasi dari kehidupan sehari-hari, karena referensi untuk karakter tuh kebanyakan dari orang-orang di sekitar kita. Karena yang paling relate ke penonton adalah yang paling ngerasa dekat ke penonton,” pungkas Acho.