Musyawarah Musik Indonesia Akan Kawal Pembatalan RUU Permusikan

15 Februari 2019 14:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Meja Potlot. Foto: Instagram @koalisinasionaltolakruup
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Meja Potlot. Foto: Instagram @koalisinasionaltolakruup
ADVERTISEMENT
Polemik RUU Permusikan menemukan arah baru. Jika sebelumnya para musisi terpecah dengan beberapa pendapat, kini mereka sudah berada di jalur yang sama. Semua sepakat untuk membatalkan RUU Permusikan yang sejatinya telah masuk dalam Prolegnas Prioritas 2019.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan itu dicapai dalam satu pertemuan tertutup yang digelar di markas besar Slank di Jalan Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu. Pertemuan tersebut bermaksud untuk membahas RUU Permusikan yang tengah menjadi buah bibir para musisi, khususnya yang berkarier di jalur independen.
Slank berserta manajemen menjadi penggagas pertemuan itu. Alasannya, mereka ingin menggali lebih dalam apa yang tengah terjadi antara Anang Hermansyah, inisiator RUU Permusikan, Koalisi Nasional Tolak RUU Permusikan atau KNTL RUUP, dan RUU Permusikan itu sendiri.
Slank Foto: Munady
Diberi tajuk 'Konferensi Meja Potlot', pertemuan tersebut berlangsung santai. Mereka yang datang pun kooperatif dan vokal saat bertukar pikiran dalam membicarakan RUU Permusikan.
Jangan heran kenapa Slank cukup dominan dan peduli dalam urusan ini. Mereka adalah band yang kerap menyuarakan isu-isu sosial. Beberapa lagu mereka juga bertema politik. Album 'Mata Hati Reformasi' adalah salah satu contohnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Anang Hermansyah merupakan bagian dari keluarga Gang Potlot. Dulu, saat Anang masih di awal karier dan memilih musik rock untuk berkarya, dia sempat tinggal di Gang Potlot bersama Slank selama 3 tahun. Anang juga sempat nge-band dan menjabat sebagai vokalis Kidnap Katrina, band adik Bimbim, Massto.
Kidnap Katrina. Foto: Instagram @kidnapkatrina
Maka dari itu, atas undangan Slank, Anang bersedia hadir dalam 'Konferensi Meja Potlot'. Selain Anang, Glenn Fredly juga hadir mewakili Kami Musik Indonesia, gerakan yang menjadi penghubung dengan perwakilan stakeholder ekosistem musik untuk Rapat Dengar Pendapat Umum dengan DPR RI.
Sementara itu, pihak KNTL RUUP juga datang dan diwakili oleh Edy Khemod, Endah Widiastuti, Ricky Siahaan, Ramondo Gascaro, Wendi Putranto, Che Cupumanik, Nadia Yustina, M. Asranur, dan Soleh Solihun.
ADVERTISEMENT
Slank hadir tanpa gitaris mereka, Abdee Negara. Namun, posisi Abdee digantikan oleh Denny, manajer Slank. Para personel Kidnap Katrina juga ada, yakni Massto, Koko, Damon Koeswoyo, dan Gorga.
'Konferensi Meja Potlot' berlangsung pada Selasa (12/2) malam, tepatnya pukul 20.30 WIB sampai 23.00 WIB. Dari perbincangan mereka, muncul tiga hal yang telah disepakati oleh pihak Anang dan KNTL RUUP.
Pertama, mereka sepakat mendesak DPR untuk segera membatalkan RUU Permusikan beserta seluruh proses yang tengah berjalan di parlemen saat ini. Desakan ini juga dibarengi dengan perencanaan untuk diadakannya Musyawarah Musik Indonesia.
Kedua, menggelar Musyawarah Musik Indonesia yang akan dihadiri para pemangku kepentingan, mulai dari Sabang sampai Merauke. Salah satu agenda utamanya adalah menyerap aspirasi sekaligus menyepakati atau tidak menyepakati dibentuknya aturan tertulis yang akan mengatur tata kelola industri musik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketiga, melakukan pemetaan ulang permasalahan yang sedang terjadi saat ini di industri musik Indonesia sebagai salah satu cara untuk mencari solusi terbaiknya.
“Saya pribadi setuju untuk memohon men-drop semua proses RUU Permusikan inisiatif DPR ini, agar kita semua bisa mulai lagi dari awal dengan melibatkan semua komponen ekosistem musik. Dan, bermusyawarah mencari bentuk kebijakan apa yang terbaik bagi kepentingan industri musik maupun non industri musik Indonesia nantinya,” ucap Glenn Fredly dalam pernyataanya.
Glenn Fredly. Foto: Vito/kumparan
KNTL RUUP pun setuju dengan ucapan Glenn. Edy Khemod, drummer Seringai, perwakilan KNTL RUUP yang hadir di diskusi itu mengatakan bahwa KNTL RUUP, Anang Hermansyah, Glenn Fredly dan Slank, sepakat untuk meminta DPR membatalkan RUU Permusikan.
"Langkah ini jelas sejalan dengan amanah lebih dari 270 ribu penanda tangan petisi yang berada di balik barisan Tolak RUU Permusikan. Ini demi masa depan musik Indonesia yang lebih cerah lagi,” tutur Edy Khemod.
ADVERTISEMENT
Sementara Anang Hermansyah, inisiator RUU Permusikan menyatakan akan segera membawa aspirasi ini ke Parlemen.
“Saya menangkap aspirasi dari teman-teman musisi terkait dengan RUU Permusikan ini untuk tidak dilanjutkan proses pembahasannya. Sebagai wakil rakyat, aspirasi ini tentu akan saya bawa ke Parlemen,” jelas Anang Hermansyah yang juga meminta maaf pada semua pihak saat pertemuan tersebut berlangsung.
Musisi dan Anggota DPR dari Fraksi PAN, Anang Hermansyah saat konferensi pers membahas RUU permusikan di Matraman, Jakarta, Senin (11/2). Foto: Ronny/kumparan
Pelantun 'Separuh Jiwaku Pergi' tersebut akan mengajukan surat penarikan usulan RUU Permusikan pada Pimpinan DPR. Dia juga akan melakukan audiensi ke Pimpinan DPR dan meminta agar DPR bersama pemerintah untuk memfasilitasi Musyawarah Musik Indonesia terkait persoalan yang muncul di ekosistem musik.
Lalu, apakah Musyawarah Musik Indonesia itu?
M. Asranur atau Asra 'Efek Rumah Kaca' yang hadir dalam 'Konferensi Meja Potlot' mengatakan bahwa Musyawarah Musik Indonesia merupakan keputusan bersama yang berangkat dari kesadaran para musisi. Di Musyawarah Musik Indonesia, para musisi bertekad membicarakan dan mengumpulkan para musisi atau stakeholder untuk mendiskusikan apakah undang-undang dibutuhkan atau tidak di dunia permusikan.
ADVERTISEMENT
"Kalau perlu kenapa, kalau enggak perlu kenapa, apa saja yang perlu diatur, karena bisa jadi enggak semua harus diatur, 'kan sudah ada Undang-Undang Hak Cipta dan lain-lain. Kalau misalnya enggak perlu, apakah akan berjalan dengan Peraturan Presiden atau kementerian? Atau enggak sama sekali? Itu perlu dibahas," jelas Asra saat berbincang dengan kumparan lewat telepon, Jumat (15/2).
Musyawarah Musik Indonesia ini juga diharapkan dapat membahas soal undang-undang permusikan secara transparan dan melibatkan para musisi, mulai dari yang mainstream, sidestream, hingga jalanan.
"Sebelum ke Potlot, saya, Wendi (Putranto), dan Ricky (Siahaan) ketemu dengan Bidang Keahlian Dewan. Mereka tahunya musisi itu hanya diwakili PAPPRI dan KAMI. Ada akademisi Pak Inosentius (Dr. Inosentius Samsul, S.H., M.HUM., Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian DPR RI, salah satu dari tim yang merumuskan RUU Permusikan)', (dia bilang) Saya baru dikasih tahu anak saya, ternyata ada musisi ini dan ini. Ada musisi rap dan lain-lain, dia baru tahu," terang Asra.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat dari RUUP, enggak ada sama sekali kepentingan untuk musisi independen atau musisi jalanan. Jadi, harusnya mereka ngomong. Mereka ke Konferensi Musik di Ambon tahun lalu tapi di sana, yang ikut ke sana enggak dikasih tahu ada forum diskusi RUU Permusikan," sambungnya.
Meski demikian, belum diketahui kapan Musyawarah Musik Indonesia akan digelar. Yang jelas, mereka yang hadir di 'Konferensi Meja Potlot' sudah sepakat akan kehadiran Musyawarah Musik Indonesia.
Lalu, kapan surat penarikan usulan RUU Permusikan akan diajukan Anang pada pimpinan DPR?
"Kemungkinan setelah 3 Maret. Kita akan terus menanyakan ke Mas Anang. Kita mengawal terus untuk secara resmi (RUU Permusikan) dibatalkan," tutup Asra.