Para Artis Harus Bersuara Saat Jadi Korban Bully

5 April 2019 18:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku Bullying (ilustrasi) Foto: infografik:Putri Sarah Arifira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku Bullying (ilustrasi) Foto: infografik:Putri Sarah Arifira/kumparan
ADVERTISEMENT
Mendapat komentar negatif atau dibully bagi kebanyakan artis sudah jadi hal yang biasa. Apapun yang diunggah di media sosial, selalu ada yang salah di mata netizen.
ADVERTISEMENT
Menghadapi hal ini, beberapa artis memilih membiarkan atau langsung menghapus komentar yang dirasa tidak berkenan. Jika perlu, mereka memblokir akun yang melontarkan komentar tidak mengenakkan itu.
Namun menurut psikolog Hellen Citra Dewi M.Psi dari Yayasan SEJIWA (Semai Jiwa Amini), seorang korban perundungan (bully) memiliki hak untuk berbicara. Kalaupun mereka memilih menganggapnya sebagai “angin lalu”, harus benar-benar dipastikan apakah mereka yakin dengan kondisi itu.
“Ya udahlah ini, ya udahlah sesungguhnya atau ya udahlah kepura-puraan. Kalau misal kepura-puraan, dia tampil cuek tapi dalam hati secara mental, psikologis enggak nyaman, sebenernya enggak suka, ya itu hal yang buruk,” kata Hellen kepada kumparan.
Hal ini berarti korban menumpuk emosi negatif dalam diri, yang bisa menjadi bom waktu. Namun jika “ya sudahlah” yang dimaksud sungguh-sungguh dari dalam hati terdalam, maka jelas tidak menjadi masalah.
ADVERTISEMENT
“Tapi kalau yaudah dalam arti positif, dia yaudah, dia enggak peduli sama omongan orang, dia tetap memandang diri positif, itu bagus,” kata Hellen.
Artis Korban Bullying Foto: infografik:Nunki Lasmaria Pangaribuan/kumparan
Namun Hellen mendorong korban perundungan, dalam hal ini para artis, untuk berani bersuara. Sebagai korban, para artis atau publik figur punya hak untuk bersuara.
“Kita boleh tidak peduli dengan omongan negatif orang, tapi di sisi lain dia (pelaku) memanfaatkan hak dia untuk berbicara, menyampaikan rasa enggak suka dia. (Jadi) si artis sebaiknya memanfaatkan juga hak untuk berbicara. Kita semua punya hak untuk bicara, untuk ngomong, mengajukan eksistensi kita,” kata Hellen.
Dengan berani berbicara tentu dapat mengkampanyekan soal bullying itu sendiri. Apalagi jika dilakukan seorang public figure yang dikenal luas serta memiliki banyak pengikut.
ADVERTISEMENT
Publik figur selain menjadi korban, sekaligus bisa memberikan edukasi di kesempatan yang sama. Karena menurut Hellen, untuk mengubah perilaku seorang pelaku perundungan, adalah dengan menyadarkannya.
Public figure punya banyak follower, dia bisa meng-campaign bullying itu apa, lu enggak usah nge-bully deh,” beber Hellen.
“Manfaatkan media sosial untuk kegiatan positif. Siapapun harus punya ambil bagian, berani mencerdaskan orang lain,” lanjutnya.
Ilustrasi Bully Foto: Pixabay
Selain itu terdapat hal yang tidak kalah pentingnya dalam lingkaran perundungan ini, yaitu saksi. Baik tindakan perundungan yang dilakukan secara nyata atau tidak, siapa yang melihat hendaknya melakukan tindakan yang positif.
“Saksi, siapapun yang jadi korban bullying dalam hal ini (saksi) harus membantu. Jangan cuman jadi penonton. Makanya tadi saya bilang bullying ini enggak cuman kerja pelaku, korban, orangtua, guru kita sebagai penonton ambil bagian. Misal ada yang komen, sebagai teman kita (balas), kita memberikan komentar positif untuk membantu korban,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Tetap Aktif di Media Sosial
Meski kerap menjadi korban perundungan, sejumlah selebriti tetap menganggap sosial media sebagai bagian penting. Sehingga mereka tidak pernah terpikir untuk berhenti ataupun mengunci akun sosial media mereka masing-masing.
Vicky Prasetyo misalnya. Ia tidak akan menutup atau mengunci akun media sosialnya. Karena menurutnya, ia bukan seseorang yang begitu memperhatikan sosial media. Meski ia tidak menampik kerap mendapat keuntungan dari sosial media.
“Instagram aku selalu terbuka, siapa pun bisa mengunjungi, bisa komen. Aku mah santai aja gitu, karena kan mental aku Insya Allah udah terlatih dengan berbagai macam permasalahan hidup aku,” ujar Vicky.
Vicky Prasetyo Foto: Munday Widjaja
“(Kalau endorse) aku selalu kasih free, aku enggak pernah minta bayaran, paling dikirimin barangnya. Aku mah gimana bisa bantu orang lain, aku bantu tanpa ada pembiayaan apapun. Siapa yang pernah aku endorse, aku terima uangnya enggak ada. Aku bantu aja,” ujar Vicky.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan penyanyi Nindy. Dibanding menghabiskan waktu dan tenaga mengurus hal-hal di media sosial, ia lebih memilih memfokuskan diri ke hal lain di dalam hidupnya.
"Masih banyak masalah yang harus dipikirin, dijalanin, urusan anak, urusan rumah tangga, urusan karier, urusan pekerjaan, banyak yang harus dipikirin. Belom lagi urusan pembantu, drama-drama pembantu lebih harus dipikirin daripada gitu-gitu," kata Nindy.
Pelantun lagu 'Buktikan' ini juga menganggap masa-masa memikirkan media sosial sudah lewat. Ia kini lebih santai dalam bermain media sosial.
"Udah lewat masa-masa itu (memikirkan netizen)," kata Nindy seraya mengatakan tidak akan berhenti bermain media sosial.
Hal senada dikatakan komika Uus. Ia menyatakan tidak akan pernah mengunci akun media sosialnya. Apalagi terpikir berhenti menggunakan sosial media.
ADVERTISEMENT
“Gunanya kan banyak, fungsinya, jadi kenapa gue harus setop dengan orang-orang yang...kalau gue setop makin banyak orang goblok,” kata Uus.
“Jadi teorinya, kalau gue, lo bisa bebas menghina gue, gue juga bebas, ngelakuin apa yang gue mau. Jadi fair,” kata komika 28 tahun ini.
Uus Foto: Munady
Artis Barbie Kumalasari juga tidak akan mengubah pola kesehariannya bermedia sosial hanya karena ancaman perundungan. Ia masih akan tetap membalas banyak komen yang mampir di akun media sosialnya.
"Aku tuh termasuk artis yang ramah banget sama fans, selalu suka balesin komen," kata Barbie Kumalasari.
Untuk mengatasi komentar-komentar yang dianggapnya mengganggu, Barbie akan dengan tegas menghapus atau bahkan memblokir akun pengikutnya.
"Aku langsung blok biasanya, Alhamdulillah dari 100 orang misalnya, paling yang haters aku 10, sedikit sih. Jadi aku akan tetap bermain media sosial," kata Barbie Kumalasari.
ADVERTISEMENT