Perjalanan Karier Jajang C Noer Sebelum Terima Peran Pocong

24 Oktober 2018 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jajang C Noer jadi pocong. (Foto: Instagram/@jagapocong dan Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Jajang C Noer jadi pocong. (Foto: Instagram/@jagapocong dan Munady Widjaja)
ADVERTISEMENT
Lidia Djunita Pamoentjak atau yang biasa disapa Jajang C. Noer merupakan seorang artis ataupun sutradara film yang telah malang melintang di dunia hiburan Tanah Air. Nama Jajang sendiri merupakan sapaan 'sayang' dari orang tuanya, sementara C. Noer merupakan nama suaminya.
ADVERTISEMENT
Jajang yang lahir di Paris, Perancis, pada 28 Juni 1952 menikah dengan sutradara Arifin C Noer pada tahun 1978. Suaminya merupakan seorang sutradara film Pengkhianatan G30S/PKI yang cukup kontroversial. Sementara ayah Jajang, Nazir Datuk Pamoentjak merupakan seorang diplomat.
Meski ayahnya sangat jago berdiplomasi, namun Jajang memilih untuk menekuni bidang seni perfilman. Awal kariernya di dunia film bermula saat dirinya membintangi film berjudul 'Terminal Cinta' pada tahun 1977.
Kecintaannya dengan dunia perfilman, membuat Jajang selalu mengeksplor diri dalam berakting. Hingga kini, lebih dari 70 film pernah ia bintangi. Berbagai penghargaan juga telah disabetnya selama berkarier di dunia akting.
Pemain film 'Terminal Cinta' itu dapat dibilang sebagai artis lintas generasi. Bagaimana tidak, dari era tahun 70-an hingga 2000-an, wajahnya tidak pernah absen untuk menghiasi layar kaca. Sebut saja film 'Bulu-Bulu Cendrawasih' yang dirilis pada tahun 1978.
ADVERTISEMENT
Kemudian film 'Cintaku Di Rumah Susun' tahun 1987, 'Bibir Mer' di tahun 1991. Bahkan untuk film 'Bibir Mer', Jajang meraih prestasi sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di Piala Citra FFI 1992.
Selanjutnya pada tahun 1992 dan 1993, ia juga bermain dalam film 'Bidadari Berambut Emas', 'Surat Untuk Bidadari' dan 'Badut-Badut Kota'. Meski pada akhir tahun 90-an dunia perfilman tanah air sempat surut, namun Jajang enggan meninggalkan dunia tersebut.
Tahun demi tahun, nama ibu dua anak ini diketahui selalu menghiasi beberapa judul film. Pada awal tahun 2000-an, Jajang kembali terlibat dalam film berjudul 'Eliana Eliana', 'Biola Tak Berdawai', 'Arisan', 'Garasi', 'Berbagi Suami', serta 'Foto Kotak dan Jendela' hingga 'Laskar Pelangi'.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2010-an, Jajang membintangi film 'Khalifah', '7 Hati 7 Cinta 7 Wanita', 'Dilema, Belenggu', 'Gending Sriwijaya', 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck', dan 'Cahaya Dari Timur: Beta Maluku'.
Pemain film 'Mereka Bilang, Saya Monyet' itu kemudian membintangi film '3 Nafas Likas', 'Assalamualaikum Beijing', 'Erau Kota Raja', 'Filosopi Kop'i, 'Toba Dreams', 'Air Mata Fatimah' hingga film 'Sesat'.
Saat ini Jajang juga diketahui kembali bermain dalam film terbarunya yang berjudul 'Jaga Pocong'. Si ratu film Indonesia ini menjelma menjadi pocong dalam film garapan Hadrah Daeng Ratu itu. Jajang berperan sebagai Sulastri, seorang wanita tua yang sudah meninggal.
"Saya kan jadi pocong, jadi saya musti mempersiapkan diri bagaimana mengatur napas dan menahan panas. Kan itu dikafanin, itu panas, bok. Panas sekali, keringetan saya," kata Jajang C. Noer ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Adegan film 'Jaga Pocong' (Foto: Instagram @jagapocong)
zoom-in-whitePerbesar
Adegan film 'Jaga Pocong' (Foto: Instagram @jagapocong)
Menariknya, Jajang diketahui sempat 'angkat tangan' saat berperan menjadi pocong. Padahal awalnya ia pikir menjadi pocong itu enak karena tak ada dialog dan tinggal diam saja.
ADVERTISEMENT
Nyatanya, menjelma menjadi pocong bukan hal mudah yang harus dilalui oleh bintang film 'Jamila dan Sang Presiden' ini. "Aduh, itu capek. Itu saya hampir give up, saya hampir, 'Aduh, aduh, sudah, saya setop dulu, deh'. Hampir kayak gitu," tandasnya.
Tak hanya pantas disebut sebagai ratu film, Jajang yang mengukir prestasi di dunia akting juga sering mendapat berbagai penghargaan. Selain di FFI 1992 menjadi aktris pendukung terbaik, Jajang juga menjadi aktris terbaik pada Festival Sinema Asia 2002 di India, terkait perannya dalam film 'Eliana, Eliana' pada tahun 2002.
Ia juga beberapa kali masuk nominasi dalam berbagai ajang kompetisi perfilman, salah satunya nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik di FFI 2010 untuk film '7 Hati 7 Cinta 7 Wanita' dan nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik di IMA 2011 dalam film '7 Hati 7 Cinta 7 Wanita'
ADVERTISEMENT