Pimpin Sidang DK PBB, RI Angkat Isu Kekerasan di Palestina

23 Mei 2019 5:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat sidang dewan keamanan PBB Foto: Reuters/Brendan McDermid
zoom-in-whitePerbesar
Rapat sidang dewan keamanan PBB Foto: Reuters/Brendan McDermid
ADVERTISEMENT
Indonesia memimpin pertemuan ke-8.532 Dewan Keamanan PBB. Dalam pertemuan tersebut RI mengangkat masalah Timur Tengah khusus Palestina.
ADVERTISEMENT
Pertemuan yang digelar di markas PBB di New York pada Rabu (22/5) waktu setempat dihadiri 15 negara anggota DK PBB serta perwakilan Israel dan Palestina.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang memimpin pertemuan tersebut mengatakan, Indonesia khawatir dengan kondisi Palestina, terutama setelah meletusnya kekerasan pada awal Ramadhan lalu.
Menurut Retno ada tiga poin yang jadi fokus RI terhadap situasi di Palestina belakangan ini.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi berbicara saat di markas PBB, New York, Amerika Serikat. Foto: Dok. Kemlu
"Pertama soal perlindungan warga sipil Palestina, independent commission of inquiry yang dikeluarkan pada 2019, banyak kekerasan yang dilakukan negara pendudukan terhadap warga sipil serta media dan sebagainya," sebut Retno.
Kedua tragedi kemanusiaan di Palestina tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Oleh karenanya, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mesti diperkuat peranannya, bukan malah dilemahkan.
ADVERTISEMENT
"Pentingnya menangani situasi kemanusiaan, UNRWA harus didukung penuh oleh anggota PBB," tegas Retno.
Yang ketiga atau terakhir, Indonesia berharap proses perdamaian Palestina bisa kembali digelar. Sebab, mulainya kembali negosiasi perdamaian berpotensi untuk mencegah kekerasan di masa mendatang.
"Peace process harus diadakan, siklus kekerasan harus diakhiri, harus menahan diri," pungkas dia.