Punya Kelainan Jantung Buat Sogi Indra Dhuaja Jadi Suka Lari

3 Agustus 2018 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sogi di konferensi pers Run to Care 2018, Kamis (2/8). (Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sogi di konferensi pers Run to Care 2018, Kamis (2/8). (Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sudah dari sejak tahun 2014 pelawak Sogi Indra Dhuaja memiliki hobi lari. Kesukaannya akan olahraga tersebut bermula dari aritmia, yakni kelainan jantung yang ditandai dengan detak atau ritme yang tidak normal, di mana bisa terlalu cepat, lambat, atau tidak teratur, yang ia derita.
ADVERTISEMENT
“Jadi detak jantung saya itu tidak stabil temponya. Kalau hitungannya 1, 2, 3, 4, tempo jantung saya itu 2 dan 3, itu terlalu dekat,” kata Sogi saat ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Setelah tahu mengalami aritmia, pria berusia 39 tahun itu, sudah mencoba untuk mengatasinya dengan cara treadmill. Padahal awalnya Sogi Indra Dhuaja merupakan tipikal orang yang jarang olahraga.
Usai berolahraga perubahan dirasakan Sogi, yakni tempo jantungnya menjadi bagus. “Intinya harus olahraga, detak jantungnya harus dijaga agar sering di atas 120. Akhirnya, mau enggak mau lari. Kebetulan istri saya juga senang lari,” tutur Sogi.
Sogi dan Ibnu Jamil di konferensi pers Run to Care 2018, Kamis (2/8). (Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sogi dan Ibnu Jamil di konferensi pers Run to Care 2018, Kamis (2/8). (Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
Pemain film ‘The Wedding & Bebek Betutu’ itu tak hanya lari untuk kesehatan, tapi ia juga mengikuti event lari. Saking semangatnya lari, Sogi mulai mencari perlengkapan lari.
ADVERTISEMENT
“Beli sepatu yang benar karena pernah cedera. Daripada jadi korban waktu lagi, uang lagi, sakit kan. Saya juga ikut yoga untuk membantu proses penyembuhan pegal-pegal setelah lari,” ucap Sogi.
Sogi merasa terharu usai berhasil meraih medali dari ajang lari yang ia ikuti. “Saat dapat medali (lari) 5 kilo itu saya berkaca-kaca, terharu. Dari situ mulai semangat (untuk terus lari),” ujarnya.
Supaya bisa terus menjalankan hobinya, Sogi memutuskan untuk mengurangi berat badan. Dengan bobot tubuhnya yang tak terlalu berat, maka dia akan bisa lari dalam jangka waktu yang lama dan mampu menempuh jarak yang lebih jauh.
“Dari 2015-2017 turun 11 kilo. Karena kalau kurus, beban ke kaki jadi lebih sedikit kan,” kata Sogi.
ADVERTISEMENT
Meski suka lari, Sogi tak berminat untuk mengikuti ajang lari di luar negeri. Ia mengatakan ajang lari di luar negeri kebanyakan maraton. Pria kelahiran Bandung ini merasa tidak sanggup untuk melakukannya.
“Kaki saya juga ada masalah. Jika orang telapak kakinya itu lurus, saya agak miring. Jadi, kalau lari 18 km aja kelingking saya itu sudah sakit banget, karena harus menopang gitu,” tutur Sogi.
Sogi Indra Dhuaja. (Foto: Instagram @sisogi)
zoom-in-whitePerbesar
Sogi Indra Dhuaja. (Foto: Instagram @sisogi)
Namun, ia memiliki rencana untuk mengikuti triathlon di Bali pada Oktober mendatang. Hal itu dilakukan Sogi untuk merayakan hari jadinya yang ke-40 pada 7 September 2018.
“Lari triathlon di Bali jarak sprint. Itu obsesi pribadi sih, mau membuktikan di usia segini masih bisa,” ungkap Sogi Indra Dhuaja.
ADVERTISEMENT