Raup Ratusan Juta dari Drama Setting-an Artis

9 Maret 2019 11:31 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi settingan artis. Foto: Fitra Andrianto dan Putri Sarah Arifira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi settingan artis. Foto: Fitra Andrianto dan Putri Sarah Arifira/kumparan
ADVERTISEMENT
Gimik atau setting-an terdengar jamak di dalam industri hiburan. Keberadaannya seolah tak kasatmata, namun mudah untuk diterka. Polanya pun repetitif. Hanya tinggal disesuaikan dengan si subjek.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia juga berlaku hal serupa. Gimik, setting-an, atau konsep kreatif—jika ingin disebut demikian—banyak terjadi. Ada yang jelas-jelas terlihat, ada yang menolak, dan ada juga yang mengaku.
Hal ini dikatakan oleh seseorang berinisal A, pria yang kerap menciptakan gimik atau melakukan setting-an bagi artis di jagat hiburan tanah air.
"Profesi ini memang tugasnya adalah membuat suatu hal menjadi menarik. Karena gue di entertain, jadi proses kreatifnya atau gimiknya ya memang banyak di industri hiburan. Entah itu penyanyi, pemain film, atau lo cuma sekadar yang lo enggak punya prestasi, tapi pengen eksis aja," kata A kepada kumparan.
Dibanding disebut sebagai 'tukang setting', A lebih nyaman diberi predikat konsultan. Tugasnya memberi masukan kepada artis, atau calon artis dalam membangun sebuah konsep kreatif yang ujungnya dapat membantu promosi dan publikasi si artis.
ADVERTISEMENT
Pengalaman yang sama juga diutarakan seorang konsultan kreatif artis lainnya. Jika A memilih disamarkan identitasnya, konsultan yang satu ini bersedia lebih terbuka. Adalah Eminensi yang menjadi konsultan dalam lima tahun terakhir.
Sama dengan A, Emi menyebut dirinya hanyalah seorang konsultan yang kerap dimintai bantuan oleh artis-artis untuk membuat konsep kreatif promosi. "Lebih tepatnya ke brand image selebriti ya," ujar Emi.
Ilustrasi bertengkar. Foto: Shutter stock
Emi mau terbuka karena dalam membantu promosi sejumlah selebritas tanah air, ia memiliki batasan yang tegas. Konsep kreatifnya masih dalam taraf wajar, tidak menyinggung masalah SARA, hukum dan lainnya. Namun bukan berarti konsep yang ia buat tidak berimbas besar untuk popularitas si artis.
NS, DS, LL, SJ, adalah segelintir inisial artis yang ramai jadi pemberitaan berkat hasil konsep kreatif darinya.
ADVERTISEMENT
Baik A maupun Emi kemudian bercerita banyak soal apa yang mereka kerjakan dalam membantu popularitas artis dengan gimik yang mereka ciptakan.
A mengatakan, biasanya ia akan dikontak oleh seseorang dalam manajemen si calon artis. Meski, ia juga mengatakan, keinginan untuk dibuatkan gimik atau setting-an kadang datang dari artis itu sendiri.
Selama 15 tahun kariernya di industri hiburan tanah air, A banyak membantu gimik atau setting-an artis. Namun rata-rata ia menangani mereka yang belum menjadi artis. Latar belakangnya pun beragam. Ada yang memang memiliki talenta, ada juga yang sekadar ingin dikenal banyak orang. Menurut A, treatment untuk keduanya pun berbeda.
"Misalnya yang memang punya bakat di nyanyi, oleh tim manajemennya sudah dibuatkan konsep dari awal. Mulai dari baju, penampilannya di panggung, penampilan keseharian, cara bicara, goyangannya kalau dia memang penyanyi. Jadi dari awal semua sudah dikonsepkan," ujar A.
ADVERTISEMENT
Setelah semua dirancang dalam sebuah konsep, baru kemudian dipilih cara promosi yang efektif. Di sinilah kemudian gimik atau setting itu bermain. Kebanyakan, ujar A, kliennya memilih gimik berduet bersama penyanyi yang sudah terkenal.
"Yang prestasi, suaranya bagus misalnya, setting-annya itu duet dengan penyanyi terkenal siapa, baru setelah itu dibuat konsep lanjutan," kata dia.
Sementara untuk seseorang yang ingin sekadar terkenal dan meraih popularitas, A punya cerita. Ia pernah membantu menaikan popularitas seorang artis wanita kelahiran Cianjur, Jawa Barat.
Wanita tersebut awalnya dibuatkan konsep mirip dengan salah satu artis terkenal. Hingga kemudian ia diikutkan dalam salah satu program televisi. "Dan dia menang di acara itu, dan memang sudah dirancang sejak awal," ujar A.
Ilustrasi syuting. Foto: Shutter stock
Berkat kemenangan itu, si artis mendapat pemberitaan yang besar dari media. Namun si artis merasa apa yang ia raih belum cukup. Ia ingin popularitas lebih besar, mengalahkan popularitas artis yang mirip dengannya tersebut.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya dia coba bikin single dan video klip dengan gimik perhiasan-perhiasan mewah, tapi memang enggak naik juga (popularitasnya)," kata A. "Ya mungkin gimiknya kurang juga, kalau suara sih emang udah pasti kurang," ujar A seraya tertawa.
Hingga kemudian tercetus ide skenario gimik untuk pacaran dan menikah siri dengan seorang artis sinetron pria. Pilihan pacaran dan menikah siri dianggapnya merupakan salah satu cara yang efektif. Kenapa bisa efektif?
Karena menurut A, cerita-cerita seperti itu biasanya 'seksi' untuk diberitakan media. Apalagi A mengatakan, dirinya memiliki jaringan kuat dengan berbagai media hiburan tanah air.
A juga menuturkan, artisnya berani melakukan kawin siri karena memiliki target besar dari settingan tersebut. Ketika namanya semakin dikenal, ia berencana mendapatkan 'pemodal' yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Si artis ingin masuk ke kalangan pejabat. Ia berharap ada pejabat yang nantinya 'nyantol' dan memberinya modal terus eksis di industri hiburan. "Ya gue sebagai orang tengah, gue cari dan ketemulah ide kawin sama L (inisial artis pria). Kenapa L, ya karena memang cocok dan sesuai dengan apa yang diingin si cewek," kata A.
Menurut A, proses menuju nikah siri itu tidak terbilang sulit. Ia hanya perlu menghubungi orang dekat si artis pria dan menawarkan konsep serta mahar yang dijanjikan. Semudah itu. "Waktu itu nilai kontraknya Rp 100 juta," kata A.
Ilustrasi buku nikah. Foto: Antara/Eric Ireng
Setelah kedua pihak sepakat, pertemuan kemudian dilakukan di hotel mewah kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Di situ mereka menandantangani kontrak perjanjian yang menyebutkan keduanya akan berpacaran dan menikah. Perjanjian itu berlaku selama 1 tahun.
ADVERTISEMENT
"Karena si artis cowoknya ini juga pemain watak, jadi dia udah pahamlah gimana memainkan perannya ke publik. Bahkan saat ceritanya pacaran, dia juga ngusulin konsep pacaran dan kemudian undang media," kata A.
Terbukti, setting-an tersebut ampuh. Nama keduanya menjadi incaran banyak media dan mendapat undangan tampil di televisi. Menurut A, baik artis pria maupun si wanita sama-sama tidak canggung harus menikah siri. Bahkan menurutnya, si wanita juga mempersilakan si artis pria tinggal serumah dengannya.
"Gue pernah nanya ke si cewe, dan dia bilang ya L tinggal di rumah gue, boleh pulang, nginep segala macem. Nah kalau ditanya apa yang terjadi di dalam rumah sebagai pasangan suami istri, ya gue enggak tahu," ujar A.
ADVERTISEMENT
Menurut A, pamor keduanya kemudian benar-benar turun ketika mereka bercerai. Sempat menjadi pemberitaan saat cerai, setelah itu nama keduanya semakin jarang terdengar.
"Kalau untuk jadi terkenal ya mereka lumayan, tapi kalau ukuran benar-benar terkenal dan berlimpahan job ya enggak. Karena konsepnya bukan untuk jualan musik, konsepnya untuk naekin nama yang efeknya orang hanya mencari siapa sih artis ini. Setingan kayak gini prestasi nyanyinya enggak akan kekejar, cuma branding aja orang jadi tahu," kata dia.
Ilustrasi penyanyi wanita. Foto: Pixabay
Pengalaman yang sama juga diutarakan Emi. Ia tidak kesulitan membuat suatu konsep kreatif bagi artis yang meminta bantuan darinya. Biasanya ia mengambil tema dari hal-hal yang dekat dengan si artis itu sendiri. Emi akan mendengar latar belakang si artis, mulai dari pribadi juga keluarga. Berbagai hal secara detail digali dengan baik oleh Emi.
ADVERTISEMENT
Tema gimik pacaran jadi yang paling sering dibahas. Selain lebih menunjukkan si artis sebagai personal, konsep tema seperti ini juga mudah diangkat oleh media.
Tidak hanya dengan pacarnya sendiri, gimik seperti ini juga kerap dilakukan dengan "pacar" bayaran. Ada kalanya artis baru akan berpura-pura pacaran dengan seorang artis yang sudah memiliki nama dalam jangka waktu tertentu dalam kesepakatan yang telah ditentukan.
Emi mengatakan tidak sulit menemukan artis yang sudah punya nama untuk dipasangkan dengan artis baru. Bahkan ia menyebut, nominal transaksi antara para artis baru dan artis yang sudah memiliki nama ini lumayan besar. Emi menyebut angkanya bisa mencapai Rp 500 juta untuk bisa menggandeng artis kelas A.
ADVERTISEMENT
"Karena memang artis barunya ini berani. Ia merasa kalau digandeng dengan artis yang sudah punya nama, namanya bakalan naik lebih cepat. Ya ratusan juta juga ada, yang setengah M (miliar) juga ada," ujar Emi.
Sebagai konsultan, Emi biasanya tidak terikat kontrak tertentu. Ia hanya membantu jika memang dimintai tolong oleh artis atau calon artis tertentu. Ia pun tidak pernah mematok tarif tertentu. Ia hanya membantu membuatkan konsep tertentu bagi si artis.
"Hampir sebagian sih enggak ya, hampir sebagian besar kita asas kepercayaan aja. Cuma belakangan tergantung artisnya sih, kadang ada yang butuh tanda tangan karena untuk investornya," kata Emi.
Ya, untuk membuat konsep-konsep seperti itu, si artis biasanya di-support dana besar oleh pemodal mereka. Bisa jadi pemodal secara profesional, pacar atau "gadun". "Mungkin bisa dibilang pacar, atau sponsor," ujar Emi sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus gimik yang berlebihan, misalnya hingga saling lapor ke kepolisian, menurut Emi, biasanya karena ulah si artis sendiri. Dalam artian, ketika menjalani konsep yang telah dibuatkan, si artis sudah merasa menjadi bintang. Sehingga, ia berimprovisasi sendiri di luar konsep yang telah ditentukan sebelumnya.
"Kadang memang ada sih, ketika minggu pertama, kedua, ketiga tuh udah merasa 'wah', jadi kadang ada yang star syndrome sehingga dia jadi terpacu untuk melakukan ini dan itu," ujar Emi.
"Padahal itu enggak sesuai perjanjian kita, ya udah kalau gitu dia jalan sendiri, ya udah monggo silakan. Biasanya kalau udah kayak gitu, muncul sejenak, tapi abis itu ilang lagi namanya," kata Emi.
ADVERTISEMENT
Kasus-kasus seperti itu, menurut Emi, banyak terjadi.
"Karena kita bikin, meng-create berita itu harus tahu mana batasannya mana yang enggak. Karena kan kadang ada yang ribut-ribut terus laporin polisi, itu biasanya karena artisnya aja kebablasan. Aku sih enggak bikin kayak gitu. Kalau aku mainnya sangat soft," kata dia.
Dalam praktiknya, Emi maupun A kini memanfaatkan media sosial sebagai "jalur" paling efektif saat ini. Apalagi dengan kemunculan banyaknya akun-akun gosip. Bagaimana cara kerjanya? Konten-konten seperti apa yang biasa dimanfaatkan melalui media sosial?
Story mengenai setting-an artis bisa disimak di konten spesial kumparan: Drama Setting-an Artis