news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rekomendasi Film: ‘Velvet Buzzsaw’, Horor di Dunia Seni Kontemporer

22 Januari 2019 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adegan film Velvet Buzzsaw (Foto: Netflix)
zoom-in-whitePerbesar
Adegan film Velvet Buzzsaw (Foto: Netflix)
ADVERTISEMENT
Dari sutradara dan penulis ‘Nightcrawler’, Dan Gilroy. Cukup menarik sebagai informasi awal, bukan? Tunggu sampai kamu melihat trailer ’Velvet Buzzaw’.
ADVERTISEMENT
Film produksi Netflix ini dibintangi Jake Gyllenhaal, aktor utama yang juga bekerja bareng Gilroy di ‘Nightcrawler’. Jake memerankan kritikus seni bernama Morf Vandewalt.
‘Velvet Buzzsaw’ memiliki latar cerita dunia seni kontemporer di Los Angeles, di mana uang jutaan dollar AS hanyalah recehan bagi para kolektor besar. Lukisan, bagi kebanyakan dari mereka, bukan lagi sekadar pemanis ruangan. Memiliki lukisan langka nan bonafide bisa mengangkat derajat sekaligus pengakuan dari orang-orang yang memiliki pola pikir sama.
Pernah dengar ‘Salvatore Mundi’? Lukisan bergambar Yesus itu terjual seharga US$ 450,3 juta atau sekitar Rp 6 triliun di rumah lelang Christie, pada Rabu (15/11) lalu. Itu setara dengan 3 pesawat tempur Sukhoi SU-35 yang satu unitnya dijual Rusia seharga US$ 150 juta. Identitas pembeli lukisan ini tidak disebutkan, tetapi belakangan muncul nama Putra Mahkota Saudi, Pangeran Muhammad Bin Salman, sebagai pemiliknya.
Lukisan Salvator Mundi karya Leonardo da Vinci (Foto: AP Photo/Kirsty Wigglesworth)
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan Salvator Mundi karya Leonardo da Vinci (Foto: AP Photo/Kirsty Wigglesworth)
Apa yang menyebabkan oret-oretan cat di atas kanvas setinggi 66 cm itu begitu bernilai? Jawabannya sejarah. Salvator Mundi’ atau ‘Savior of the World’ menggambarkan tokoh Yesus dengan jubah bergaya Renaissance. Tangan kanannya terangkat seperti memberi berkah, dan tangan kirinya memegang kristal. Lukisan ini dibuat sekitar tahun 1500.
ADVERTISEMENT
‘Salvatore Mundi’ disebut sebagai karya seni terakhir dari da Vinci, yang masih teridentifikasi dimiliki secara privat, sementara 15 karya seni lainnya dari sang maestro Renaissance itu berada di museum-museum.
Lukisan tersebut pernah dimiliki oleh King Charles I dari Inggris dan menghilang hingga kemudian ditemukan oleh kolektor Inggris pada tahun 1900. ‘Salvatore Mundi’ sempat dijual pada 1958, lalu terjual lagi di 2005 dengan kondisi rusak dan dicat ulang, kepada konsorsium seni yang menghargai lukisan itu kurang dari US$ 10 ribu atau sekitar Rp 135 juta.
Para diler benda seni itu kemudian merestorasi ‘Salvatore Mundi’ dan mendokumentasikan nilai autentisitas dari karya da Vinci. Sejumlah ‘polesan’ itulah yang akhirnya membuat nilai ‘Salvatore Mundi’ semakin melambung.
ADVERTISEMENT
Sudah bayak tulisan yang membahas sisi gelap dunia seni, tentang bagaimana ‘permainan’ itu dijalankan segelintir orang kaya dan berpengaruh untuk mendapatkan nilai komersial paling maksimal. Seniman misterius asal Inggris, Banksy, punya selera humor yang bagus untuk mengerjai mereka. Lukisan Banksy yang baru terjual US$ 1,4 juta di rumah lelang, merusak dirinya sendiri sebelum bertemu sang pemilik. Semua tercengang dan terkejut.
Kembali ke film ‘Velvet Buzzaw’. Sutradara dan penulis Dan Gilroy mendapat ide cerita ketika ia berada di sebuah gudang besar yang kosong. Di sana ia melihat beberapa karya seni kontemporer yang ia rasa mengganggu.
“Kemudian aku berakhir di sebuah ruang bawah tanah yang memiliki instalasi video, dengan kursi dokter gigi dan tikus berkeliaran. Saat itu aku langsung berpikir, ‘Wah ini bakal jadi tempat yang bagus untuk film horor,” katanya kepada Vanity Fair.
ADVERTISEMENT
‘Velvet Buzzaw’ juga dibintangi Rene Russo, Toni Collette, Zawe Ashton, Tom Sturridge, Natalia Dyer, Daveed Diggs, Billy Magnussen, dav John Malkovich. Film ini bakal tayang 1 Februari mendatang di Netflix.