Salman Aristo 2 Tahun Garap Naskah Film ‘Bumi Manusia’

25 April 2018 10:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pramoedya Ananta Toer (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pramoedya Ananta Toer (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
Novel ‘Bumi Manusia’ karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer akan diangkat ke layar lebar. Film tersebut disutradarai oleh Hanung Bramantyo, diproduksi oleh Falcon Picures, dan ditulis oleh Salman Aristo. Proses produksi film ini masih dalam tahap penulisan naskah.
ADVERTISEMENT
“Sekarang Hanung lagi pegang skenario gue yang draft lima, harusnya sih dua draft lagi selesai. Nulisnya sih sudah hampir dua tahun yang lalu,” ujar Salman saat ditemui di Gedung Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat, Selasa (24/4).
Pada 2009, pria berusia 42 tahun ini pernah mendapat tawaran dari Hanung untuk menuliskan naskah film dari novel ‘Bumi Manusia’. Namun, tawaran tersebut ditolak karena pada saat itu ia merasa belum memiliki cukup skill.
“Pramoedya adalah salah satu penulis yang sangat gue kagumi dan pengaruhnya cukup besar. Jadi, gue ngerasa belum siap nih adaptasi (karya) Pramoedya, apalagi (novel) ‘Bumi Manusia’,” ucap Salman.
Beberapa tahun kemudian, suami dari Zaskia Adya Mecca itu kembali memberi tawaran yang sama pada Salman. Kali ini, ia tidak bisa menolak tawaran tersebut. Salman pun merasa sulit ketika mengadaptasi novel yang dirilis pada 1980 itu ke dalam film, karena ia merasa novel ‘Bumi Manusia’ ditulis dengan sangat kompleks dan epik.
ADVERTISEMENT
“Buat yang kali ini, ia (Hanung) menelepon saya ‘lo enggak bisa bilang enggak’. Ya sudah kita adaptasi ‘Bumi Manusia’, men-challenge diri sendiri juga jatuhnya, mencoba menggali lagi apa yang perlu digali sekarang,” kata penulis naskah film 'Garuda di Dadaku 2' itu.
Rencananya, film ini akan memulai proses syuting pada Juli mendatang. Namun ia belum mengetahui siapa aktor yang akan dipilih Hanung sebagai pemeran utama.
“Hanung sih belum cerita siapa saja calon-calon,” kataSalman.
Salman menambahkan, menurutnya tak hanya karya-karya dari Pramoedya saja yang menarik untuk diceritakan. Namun, sosok dari pria kelahiran Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 itu juga menarik di angkat ke layar lebar untuk dijadikan film biopik.
“Orang itu (Pramoedya) hidupnya panjang, mengalami berbagai macam turun naiknya proses Indonesia tumbuh, luar biasa. Gue adalah salah satu orang terakhir yang wawancara Pak Pram seminggu sebelum ia meninggal dan gue punya kedekatan dengan beliau,” tutupnya.
Salman Aristo (Foto: Sarah Yulianti/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Salman Aristo (Foto: Sarah Yulianti/kumparan)
ADVERTISEMENT