news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

'Skyscraper' dan Mengapa Dwayne Johnson Lebih Berharga dari Tom Cruise

12 Juli 2018 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dwayne Johnson dan para bintang Skyscraper di Hong Kong. (Foto: Adhie Ichsan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dwayne Johnson dan para bintang Skyscraper di Hong Kong. (Foto: Adhie Ichsan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jika bicara pengalaman akting, Tom Cruise memang lebih unggul 20 tahun dari Dwayne Johnson. Tapi, mungkin tak banyak mantan pegulat yang dibayar USD 5,5 juta atau sekitar Rp 79,3 miliar untuk film pertamanya. Tom Cruise adalah masa lalu dan Dwayne Johnson masa kini. Ia aktor action terbesar saat ini.
ADVERTISEMENT
Dwayne bukan cuma merasakan bikin lima film dalam setahun. Dia bisa memainkan tokoh Mathayus, the Scorpion King, penagih utang di film komedi, anggota FBI, penyelamat pantai, Hercules, bahkan pemain football yang kemudian menjadi ‘peri gigi’. Singkatnya, dia bisa cocok mendapatkan karakter apappun baik di film action, drama, maupun komedi.
“Dia adalah aktor terbesar saat ini. Tidak perlu diragukan lagi,” kata sutradara Rawson Marshal Thurber kepada kumparan.
Dari sekitar 37 filmnya yang sudah tayang di bioskop, Dwayne Johnson membantu mendatangkan uang USD 9,4 miliar atau sekitar Rp 135,6 triliun! Bayangkan jika uang segitu banyak dibelikan protein untuk membantu membentuk otot. Mungkin bisa melahirkan ribuan orang berbadan sebesar The Rock. Dwayne pun tercatat sebagai aktor dengan pendapatan tertinggi 2016.
Infografis Dwayne Johnson (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Dwayne Johnson (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
Lalu jika kita bicara Tom Cruise, maka yang teringat pertama adalah kesan eksklusif. Mungkin setahun dia hanya main satu atau dua film, yang kebanyakan memiliki tipe karakter yang mirip-mirip. Pria tampan, tangguh nan serba bisa, yang jika kita screenshoot adegan di filmnya secara acak, dia masih saja terlihat keren.
ADVERTISEMENT
Tom Cruise tahun ini hanya akan muncul di film ‘Mission: Impossibe - Fallout (2018)’, sebelum kemudian mengulang perannya dalam film ‘Top Gun: Maverick’ tahun depan. Sedangkan film terbaru Dwayne Johnson ‘Skyscraper’ baru saja tayang di bioskop Indonesia, lebih cepat dua hari dari pemutaran di AS.
kumparan mendapat kesempatan untuk meliput langsung kemeriahan pemutaran perdana film tersebut di Hong Kong, pekan lalu. Acara juga dihadiri produser Hiram Garcia, produser Beau Flynn, sutradara Rawson Marshal Thurber dan bintang lain seperti Neve Campbell, Byron Mann, Chin Han, McKenna Roberts, Noah Cottrell dan Hannah Quinlivan.
Mengenakan polo shirt putih, celana panjang biru muda dan sepatu slip-on, Dwayne cerita pengalamannya seputar produksi ‘Skyscraper’. Ia berperan sebagai mantan kepala tim penyelamat sandera FBI, Will Sawyer, yang tinggal di gedung pencakar langit tertinggi dan teraman di Hong Kong bernama The Pearl. Ketika gedung berteknologi tinggi itu diserang teroris, Will harus menyelamatkan istri dan dua anaknya yang terjebak saat gedung terbakar.
ADVERTISEMENT
“Ini karakter yang sangat menantang, juga kesempatan memainkan karakter dalam cerita yang cukup berbeda dari yang pernah aku lakukan sebelumnya. Aku melakukan riset sebanyak yang aku bisa,” kata aktor berusia 46 tahun itu.
Dwayne bertemu dengan para pahlawan perang, termasuk mereka yang kakinya diamputasi. Dalam adegan awal di film, tokoh Will Sawyer diceritakan kehilangan kakinya karena terkena ledakan bom.
“Tapi itu tidak menghentikan dia,” ucapnya. Yup, karakter Will Sawyer masih bisa melakukan lompatan hampir mustahil dari crane ke salah satu jendela gedung The Pearl yang tingginya lebih dari Menara Eiffel, Empire State Building, WTC maupun Burj Khalifa.
Adegan di film Skyscraper (Foto: Universal Pictures)
zoom-in-whitePerbesar
Adegan di film Skyscraper (Foto: Universal Pictures)
Jika sebagian dari Anda merasakan elemen ‘Die Hard’ saat menonton ‘Skyscraper’, itu wajar. Rawson mengatakan bahwa film ini sekaligus penghormatan bagi film-film action tahun 1980-an dan 1990-an seperti ‘Die Hard’, The Fugitive’ dan ‘Towering Inferno.’
ADVERTISEMENT
“Aku ingin membuat film action sejak umur 8 tahun,” kata sutradara yang sebelumnya mengarahkan Dwayne Johnson bersama Kevin Hart di film ‘Central Intelligence’.
“Apa yang kamu lakukan jika keluargamu terjebak di gedung yang terbakar? Itu ide besarnya,” tambah produser Beau Flynn.
Cerita film yang berlatar di kota Hong Kong, bukan hanya karena pemilik Legendary Pictures—salah satu perusahaan yang memproduksi Skyscraper—adalah konglomerat China. Bukan juga cuma karena pertimbangan untuk menggaet pasar di Negeri Tirai Bambu.
Infografis gedung The Pearl di film Skyscraper (Foto: Universal Pictures)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis gedung The Pearl di film Skyscraper (Foto: Universal Pictures)
Dua tahun lalu, Rawson datang ke Hong Kong pertama kalinya dan menghabiskan waktu seminggu penuh menikmati keindahan kota vertikal yang modern juga kental nuansa tradisionalnya. Dia langsung jatuh cinta.
“Aku pulang dan menulis skenario sebaik mungkin yang aku bisa, untuk memberi penghormatan pada kota ini, yang mana salah satu kota terindah di planet,” kata dia.
ADVERTISEMENT
kumparan juga mendapat kesempatan berbincang secara eksklusif dengan Rawson tentang cerita 'Skyscraper' di balik layar, juga bersama Neve Campbell, aktris ikonik dari franchise ‘Scream’ dan konsultan politik LeeAnn Harvey di serial Netflix ‘House of Cards.’
Kami juga ngobrol dengan suasana yang menyenangkan dari lantai 116 bersama Byron Mann yang akan beradu akting dengan Iko Uwais di serial Netflix ‘Wu Assasins’. Simak di story berikutnya.