Teddy Adhitya Masih Trauma Gara-gara Kerusuhan di Ambon 1998

28 Juni 2019 9:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teddy Adhitya saat ditemui di Konferensi Pers Festival Mesin Waktu 2019. Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Teddy Adhitya saat ditemui di Konferensi Pers Festival Mesin Waktu 2019. Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
ADVERTISEMENT
Penyanyi Teddy Adhitya menjadi salah satu musisi kelahiran 90-an. Kala itu, ia menghabiskan masa kecilnya di Ambon, Maluku.
ADVERTISEMENT
Selain kenangan yang indah, dia juga punya kenangan masa kecil yang cukup pahit. Pada 1998, saat ia berusia 8 tahun, terjadi kerusuhan di Ambon.
Adanya kerusuhan tersebut membuat pria berumur 28 tahun ini harus melihat berbagai kejadian yang tragis. Padahal, ketika itu, dia masih anak-anak.
“Ngelihat rumah dibakar, orang tergeletak di jalan dengan isi perut keluar, di got (selokan) ada kaki, kepala, tangan, itu masih melekat banget di kepala gue,” ujar Teddy Adhitya saat ditemui di kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan, Kamis (27/6).
“Barang-barang di dalam rumah dikeluarin dan dibakar. Keluarga gue ada beberapa juga yang jadi korban. Kalau diobrolin lebih lanjut, gue bisa nangis. Jadi, informasinya sampai situ saja,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari kerusuhan yang terjadi di kampung halamannya itu, pelantun ‘Let Me’ ini pergi ke Manado. Setelah itu, ia pergi ke Yogyakarta. Di sana, dia menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD).
“Gue SD enam kali pindah, SMP tiga kali pindah, SMA dua kali pindah, setelah lulus SMA, baru ke Jakarta. SMP sempat di Jakarta, cuma 2 semester,” beber Teddy.
Meski sudah pindah dari Ambon, kejadian tersebut masih membekas dalam benak penyanyi lagu ‘In Your Wonderland’ ini, membuatnya trauma sampai sekarang.
Showcase Teddy Adhitya Foto: Iqbal Dwiharianto/kumparan
Teddy bercerita bahwa saat dirinya masih SMA, ia merasa demam ketika melihat api dan mendengar tiang listrik diketuk. Sebab, ia masih teringat saat terjadi kerusuhan, orang-orang di Ambon mengetuk tiang listrik sebagai tanda serangan.
ADVERTISEMENT
“Banyak takut macam-macam karena masih kecil, yang dilihat kayak gitu. Jadi, traumanya membekas sampai sekarang. Cuma, sekarang sudah cukup dewasa, jadi sudah bisa memilah kapan harus menanggapi traumanya, kapan enggak” tutur Teddy.
Agar mentalnya bisa bangkit kembali, pria kelahiran 21 Juni 1991 ini menuangkan segala perasaannya ke musik. Hal itulah yang membuatnya sukses menjadi penyanyi.
“Alhamdulillah, gue punya musik. Akhirnya, gue menceritakan apapun yang gue rasakan ke musik. Mungkin kalau waktu itu enggak kerusuhan, gue enggak akan jadi penyanyi di Jakarta, karena mungkin gue tetap tinggal di Ambon,” pungkas Teddy Adhitya.