Titik Balik Dany 'Java Jive' dan Proses Mencari Tuhan

6 Juni 2018 10:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang public figure memang tidak mudah. Dari kasus-kasus yang terjadi selama ini di dunia hiburan, banyak public figure yang tertekan karena kehilangan privasi. Kebanyakan, narkoba menjadi pelarian utama mereka untuk melepas stres dan merasa bahagia, meski rasanya hanya sementara.
ADVERTISEMENT
Hal itu juga terjadi pada Dany, vokalis Java Jive. Posisinya sebagai frontman sebuah band ternama kala itu, membuatnya mendapatkan akses yang mudah untuk mendapatkan barang-barang haram tersebut.
"Orang itu ada titik lemah, godaan itu datang dari kiri, atas, bawah, itu dialami sekali. Dan untuk obat-obatan (terlarang) itu. Saat itu, kita melihat orang mabuk, apa enaknya? Kita dalam keadaan sadar, diturunkan derajat kesadarannya sampai bicara dan tingkah laku tidak jelas," kata Dany saat berbincang kepada host Selebriti Hijrah, Ustaz Erick Yusuf, di Bandung, Jawa Barat.
Dany mengaku, dulu, dia mengkonsumsi obat-obatan jenis aktivan. "Kondisi saat itu kenapa saya terkena itu, mungkin itu juga, kita sedang di atas, cenderung euforia, hedonis. Jadi, senengnya yang gembira-gembira. Yang sedih-sedih, yang down-down, enggak suka. Di situlah harusnya kita menyikapi sesuatunya, tapi karena di atas, kita mikirnya berhak untuk melakukan apa pun," sambungnya.
Dany 'Java Jive' (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Dany melanjutkan, dia menggunakan obat-obatan terlarang untuk menyenangkan dirinya atau rekreasi diri. Dany juga merasakan kenyamanan saat mengkonsumsi barang-barang haram tersebut.
ADVERTISEMENT
"Mungkin pas saat itu, mungkin bagus dalam tanda petik atau mungkin memang mati rasa, sudah tidak bisa lagi misahin jelek atau bagus, sudah bias, jadi udah flat saja," tuturnya.
Namun, dunia Dany berubah ketika obat-obatan terlarang yang dikonsumsinya berubah menjadi senjata yang mematikan karier, kehidupan sosial dan kesehatan.
"Setelah saya drop, baru deh, saya kaget. Di situ, saya mulai nangis, nyesel. Mulai 2-3 minggu kemudian, saya mulai meruntut dari awal, 'Kok bisa sampai ke sini?' Saya frontman, penyanyi, saya ada di depan berkomunikasi dengan orang. Saya yang dianggap dominan," jelasnya.
"Itu menjadi pikiran saya, padahal saya tuh enggak 100 persen salah, kenapa salahnya diangkat dan baiknya yang disembunyikan? Tapi itu semua ya, wajar sajalah. Saya ini kenapa, sih? Padahal saya dikenal extrovert, saya terbuka sama siapa pun. Tapi, untuk hal-hal pribadi malah saya yang jadi tempat curhat orang baik keluarga mau pun temen-temen. Sedangkan saya harus dikeluarin ke mana. Tapi, masa seorang dominan harus termehek-mehek?" sambungnya.
ADVERTISEMENT
Seorang public figure adalah harapan dan cerminan banyak orang. Kasus obat-obatan terlarang yang menimpanya memberikan dampak yang besar pada dirinya, terutama pada keluarganya. Dan anak adalah alasan Dany untuk meninggalkan dunia gelap narkoba.
"Yang paling berat karena anak. Itu yang memukul saya. Karena pisah sama anak. Itu bikin saya sadar bahwa Dany ini sudah menyakiti semua orang yang sayang sama Dany, teman-teman, orang tua, pasangan hidup. Saya punya satu harapan, itu yang membuat saya tetap semangat," kata Dany.
Dany pun meyakinkan dirinya bahwa seorang anak harus dijaga. Alasannya simpel, karena anak adalah sumber utama semangatnya. Keinginannya untuk berubah pun didukung oleh teman-temannya.
"Mereka jelek karena saya jelek. Mereka sangat suportif, bisa saja waktu itu penyanyi ada dua, hilang satu, ya sudah. Tapi, tidak demikian. Mereka malah nunggu, ngasih saya ruang, buat Dany kembali lagi. Saya rasakan betul, teman-teman itu saya anggap sebagai support," ujar Dany.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Dany belum juga kapok dan belum ingin kembali ke jalan yang benar. Malah, Dany merasakan kemarahan dan kekecewaan yang begitu besar.
Dany 'Java Jive' dan Ustaz Erick Yusuf (Foto: Retno Wulandari/kumparan)
Ustaz Erick pun bertanya apakah dengan bertubi-tubi masalah yang datang dalam kehidupan Dany, mulai dari terjerumus narkoba, orang tua meninggal, dan perpisahan, membuat Dany ingat akan Tuhan.
"Nah, pada saat itu, orang bilangnya Star Syndrome, Dany ingat enggak sama Allah?" tanya ustaz Erick.
"Belum. Justru yang ada itu anger, marah, dan kecewa," timpal Dany.
Pria pemilik nama lengkap Dany Sepriyatna Gumilar ini juga seolah lupa bahwa hanya Allah yang bisa mengubah kehidupannya menjadi lebih baik lagi.
"Justru saya lagi asyik mengkaji masalah. Ini kenapa? Itu kenapa? Dan itu 8 tahun enggak move on, saya kayak zombie. Kegiatan saya sehari-hari, nyanyi, latihan, atau nonton DVD sampai jam 20.30. Sudah ngantuk atau tidur di depan televisi. DVD saya ada etalase kaca full tiga rak dan ada 3.500 DVD," terangnya.
ADVERTISEMENT
Dalam story selanjutnya, Dany menceritakan bagaimana ia akhirnya mulai mengumpulkan potongan-potongan ayat Al-Quran dari sebuah majalah. Simak terus kisahnya di topik Selebriti Hijrah.
Bagi kamu yang juga memiliki pengalaman berhijrah, yuk share cerita hijrah kamu kepada kumparan. Syarat dan ketentuannya bisa dibaca di sini.