news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tora Sudiro dan Ariyo Wahab, Aktor yang Punya Proyek Musik

21 Juli 2019 19:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Membandingkan Tora Sudiro dan Ariyo Wahab Foto: Grafik: Nunki Lasmaria Pangaribuan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Membandingkan Tora Sudiro dan Ariyo Wahab Foto: Grafik: Nunki Lasmaria Pangaribuan/kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang-orang multi talenta di dunia hiburan Tanah Air. Tora Sudiro dan Ariyo Wahab, misalnya, yang serius menggeluti dunia musik dan keaktoran. Keduanya terbilang cukup konsisten dalam menjalani dua hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Tora dan Ariyo sama-sama punya dua proyek musik. Story berikut akan menyandingkan kedua insan multi talenta tersebut. Berikut ulasannya.
Tora Sudiro terjun ke dunia akting secara tak disengaja. Tanpa punya pengalaman berakting sebelumnya, belasan tahun lalu ia diajak Rudi Sudjarwo untuk turut membintangi film 'Tragedi' (2001) lantaran kekuranngan pemain. Rupanya, kemampuan berakting Tora tak mengecewakan. Hal itu membuat kariernya di industri perfilman berkelanjutan.
Tora Sudiro. Foto: Munady Widjaja
'Arisan!' menjadi film kedua Tora. Dalam film garapan Nia Dinata tersebut, ia berperan sebagai Sakti, seorang lelaki pencinta sesama jenis, dan beradu akting dengan Cut Mini, Aida Nurmala, Surya Saputra, hingga Rachel Maryam.
Berkat perannya itu, Tora diganjar penghargaan sebagai 'Aktor Terbaik' di Festival Film Indonesia (FFI) 2004. Ia mengalahkan Nicholas Saputra ('Ada Apa dengan Cinta?'), Winky Wiryawan ('Mengejar Matahari'), Tosan Wiryawan ('Marsinah: Cry Justice'), dan Derby Romero ('Petualangan Sherina').
ADVERTISEMENT
Setelahnya, Tora makin sering dilibatkan dalam beberapa film layar lebar. Sejak awal karier hingga kini, Tora terbilang cukup produktif di industri layar lebar.
Hampir setiap tahun wajahnya muncul di bioskop. 'D Bijis', 'Warkop DKI Reborn', dan '3 Dara' adalah beberapa film yang dia bintangi.
Di samping karier keaktoran, Tora juga menjajal dunia musik dengan bandnya yang bernama The Cash. Dalam band yang dibentuk pada tahun 2009 itu, Tora bermain bergabung bersama Vincent Rompies, Desta, hingga Ringgo Agus Rahman.
Keempat pria tersebut memang dikenal dekat secara emosional. Misalnya saja, Desta dan Vincent, keduanya sama-sama pernah bergabung dalam band Club 80's. Kini, keduanya pun menjadi rekan kerja dalam sebuah acara talkshow.
ADVERTISEMENT
The Cash sempat menelurkan sebuah album self-titled. 'Diet' dan 'Gadis Nippon' menjadi salah satu single andalan mereka.
Aksi kocak keempat personelnya sempat membuat Andien tertarik melibatkan mereka dalam konsernya. Penampilan mereka yang kocak rupanya juga mampu menyihir penonton kala itu.
Seolah tak puas dengan The Cash, Tora memiliki band lain bernama Sego Guwrenk. Tahun lalu, band yang dijalani bersama Stevi dan Yai Item ini menggelar konser di 16 kota di Pulau Jawa.
Nama 'Sego Guwrenk' berasal dari bahasa Jawa yang berarti 'nasi goreng' dalam bahasa Indonesia. Band yang baru berusia dua tahun itu memiliki konsep yang berbeda dari The Cash. Pria berusia 45 tahun itu menyebutkan bahwa Sego Guwrenk merupakan band yang tidak serius dan hanya untuk menghibur masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Enggak (kayak The Cash). Ini, sih, paling kita bawain lagu orang. Buat senang-senang saja, ketawa-tawa, doang. Saya vokalis lagi," ucapnya.
Belum memiliki album maupun single, Tora menuturkan band-nya kerap membawakan lagu yang diminta penonton saat manggung. Biasanya, mereka membawakan lagu rock seperti Andra and The BackBone. Meski begitu, tak menutup kemungkinan jika band tersebut akan membuat single di kemudian hari.
"Niat, sih, bikin single, tapi belum ada idenya. Pokoknya, musiknya tergantung penonton saja, ya. Mau kita bawain lagu apa, nanti kita nyanyiin. Ya, kita memang seperti itu, ya," jelas Tora Sudiro.
Ariyo Wahab Foto: Munady Widjaja
Berbeda dengan Tora, Ariyo justru memang memulai kariernya di dunia hiburan Tanah Air sebagai seorang musisi. Dia bahkan tercatat sempat vokalis band Ungu.
ADVERTISEMENT
Usai bersama Ungu, Ariyo kemudian bergabung dengan band State of Groove (SOG). Grup yang berisikan Emil (Gitar), Ciko (Gitar), Joko (Bass), dan Tomo (Drum) itu merilis album perdananya yang berjudul 'Bebas' dan menelurkan single dengan judul yang sama.
Akan tetapi, perjalanannya bersama SOG terbilang cukup singkat. Pada tahun 2001, band tersebut bubar lantaran kesibukan masing-masing personel.
Tak sampai di situ, setahun kemudian Ariyo menjajal kariernya sebagai penyanyi solo. 'Dunia Mimpi' menjadi single perdananya. Kala itu Ariyo tampil dengan parasnya yang klimis dan potongan rambutnya yang panjang.
Pada tahun 2003, barulah Ariyo memulai debutnya di dunia keaktoran. Dalam debut filmnya berjudul 'Biarkan Bintang Menari', akting Ariyo bersama Ladya Cheryl ketika itu mampu membuat para penonton luluh. Tak hanya terlibat sebagai pemeran di film tersebut, Ariyo juga diberikan kepercayaan untuk mengisi soundtrack.
ADVERTISEMENT
Setelah bermain di film 'Biarkan Bintang Menari', nama Ariyo memang kian melejit sebagai seorang aktor layar lebar. Hingga kini, lebih dari 10 film telah ia mainkan. Terakhir, Ariyo terlibat dalam film berjudul 'Down Swan'.
Popularitasnya di dunia seni peran tak mengurangi hasrat bermusik Ariyo Wahab. Dia bahkan membentuk sebuah band bernama The Dance Company. Bersama Nugie, Pongki Barata, dan Baim, band tersebut masih aktif dan kerap tampil off air hingga kini.
Dalam band tersebut, sekiranya tiga album sempat mereka rilis. Di antaranya adalah 'The Dance Company', 'Anak Indonesia', dan 'Happy Together'. 'Papa Rock & Roll' dan 'Coba Kau Bayangkan' merupakan single-single andalan band tersebut.
Tak cukup sampai disitu, Ariyo juga kembali membentuk sebuah band bernama T.A.N.K. T.A.N.K merupakan gabungan dari inisial nama personel band tersebut, yakni Tyo Nugros, Ariyo Wahab, Noey 'Java Jive', dan Kin 'The Fly'.
ADVERTISEMENT
Band tersebut terbentuk dari kebiasaan mereka meng-cover lagu-lagu. Rencananya, dalam waktu dekat, T.A.N.K merilis single perdananya yang berjudul 'Kelar'.
“Kita ngerasa band dengan anggota yang ikonis di band sendiri ditemuin, penasaran ingin buat single kayak apa. Akhirnya, kita buat (single) ‘Kelar’ itu. Buat gue, sih, beda, karena personelnya agak aneh, 'Kok bisa ketemu',” ujarnya.
Menurut Ariyo, proyek musik terbarunya itu tak akan mengganggu komitmennya dengan The Dance Company. Ia mengatakan bahwa The Dance Company tak pernah menghalangi para personelnya untuk terus berkarya.
Apalagi, dari segi warna musik, pasar, dan konsep, keduanya juga berbeda. Menurutnya, kebahagiaan para personel merupakan hal yang paling diutamakan dari The Dance Company.
Baik Tora maupun Ariyo nampaknya selalu berusaha untuk konsisten menjalankan beragam kegiatannya. Melihat perjalanan kariernya, mereka memang berupaya untuk menjaga komitmennya sebagai seorang aktor sekaligus seorang personel band.
ADVERTISEMENT
Menurut kamu, mana yang lebih keren di antara Tora Sudiro dan Ariyo Wahab?