Tulus Salurkan Perasaan Tertekan karena Bullying Menjadi Karya

13 Desember 2017 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Senyuman penyanyi solo Tulus. (Foto: Tulus Management)
zoom-in-whitePerbesar
Senyuman penyanyi solo Tulus. (Foto: Tulus Management)
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit orang yang pernah menjadi korban perundungan. Entah itu terjadi di lingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkup yang lebih besar lagi.
ADVERTISEMENT
Nyatanya, perundungan tidak terjadi hanya kepada orang biasa. Solois sesukses Tulus pun ternyata pernah mengalami pengalaman pahit itu semasa dia masih kecil.
Penyanyi bernama lengkap Muhammad Tulus Rusydi ini pernah disandingkan dengan hewan gajah hanya karena dia memiliki tubuh yang lebih besar ketimbang teman-temannya. Tidak hanya gajah, Tulus juga pernah dipanggil dengan sebutan kerbau, beruang, dan binatang lain yang merepresentasikan bentuk tubuh Tulus yang gempal.
Namun perilaku perundungan ini tidak membuat Tulus terpuruk. Hal ini malah dijadikannya sebuah pembelajaran dan motivasi untuk berkarya. Tulus memutuskan untuk menjadikan sebutan gajah itu sebagai tajuk album keduanya yang dirilis tanggal 19 Februari 2014.
Waktu kecil dulu
Mereka menertawakan
Mereka panggilku gajah
ADVERTISEMENT
(Ku marah) ku marah
Kini baru ku tahu
Puji didalam olokan
Mereka ingatku marah
Jabat tanganku panggil aku gajah
Dalam single 'Gajah' itu, solois berusia 30 tahun itu menceritakan bagaimana seekor gajah itu memiliki banyak kekuatan. Berbeda dengan sebutan gajah yang diberikan kepada Tulus yang hanya memiliki makna berbadan besar. Lirik dari lagu 'Gajah' ini bahkan dipelintir sehingga teman-teman yang mengejek Tulus dengan sebutan gajah malah berdoa agar dirinya menjadi lebih pintar dan kuat seperti gajah.
Kau temanku kau doakan aku
Punya otak cerdas aku harus tangguh
Bila jatuh gajah lain membantu
Tubuhmu disituasi rela jadi tamengku
Tulus (Foto: Instagram/@tulusm)
zoom-in-whitePerbesar
Tulus (Foto: Instagram/@tulusm)
Dalam musik videonya, Tulus tampil bersama gajah yang diketahui bernama Yongki yang hidup di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. Tulus merasa terkejut bahwa binatang sebesar itu ternyata memiliki hati yang lembut. Namun kekhawatiran itu sirna ketika dia menyentuh Yongki dan merasakan kelembutan sang gajah.
ADVERTISEMENT
"Cuma pas sudah megang, dia ngelingkerin tangannya, ramah sekali sama kita, sangat menyenangkan dan sangat hangat. Mungkin itu ya, yang pertama kali dirasakan anak yang menghabiskan banyak waktu di kota, masuk ke tempat gajah itu hidup dan mereka menyambut hangat," kata Tulus pada bulan Oktober lalu.
Bahkan, pelantun 'Monokrom' ini tidak sekadar menyentuh Yongki. Tulus memberanikan diri untuk memberi makan dan menaiki tubuh besar Yongki.
Namun, siapa sangka bahwa nasib gajah jantan itu harus mati mengenaskan pada sekitar bulan Oktober lalu. Yongki mati karena dibunuh dan diambil gadingnya. Kini semua kenangan Tulus bersama sahabat gajahnya itu tinggal kenangan manis saja. Yongki telah tiada karena perbuatan manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Album 'Gajah' milik Tulus sendiri berisikan 9 lagu dan beberapa di antaranya menjadi single yang laris di pasaran. Misalnya ada 'Sepatu', 'Gajah', dan 'Jangan Cintai Aku Apa Adanya'. Pada minggu pertama, album yang dikeluarkan oleh label rekaman Demajors ini berhasil dijual hingga 5 ribu kopi. Kemudian berhasil mencapai angka 60 ribu pada dua bulan pertama penjualan album.
Setelah album 'Gajah', Tulus telah menelurkan satu album lagi yang diberi judul 'Monokrom'. Album ketiga ini juga memiliki single andalan, seperti 'Manusia Kuat', 'Pamit', dan single terbarunya yang berjudul 'Tukar Jiwa'.